Rusia vs Ukraina
Benni Sitanggang Tinggal di Ukraina, Mengaku Sudah Diberikan Peta Menuju Bunker
Benni Sitanggang yang tinggal di Ternobil, sekitar lima jam berkendara dari Kiev, mengatakan kekhawatiran tertangkap namun mereka semua tetap waspada.
Panasnya konflik Rusia dan Ukraina membuat khawatir banyak negara di dunia. Amerika Serikat (AS) dan NATO menjadi negara yang paling sibuk terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Selain dikenal sebagai musuh besar Rusia, Amerika Serikat (AS) juga dikenal sebagai negara militer terkuat di dunia. Bahkan lebih kuat dibanding Rusia.
Sebelumnya, Amerika juga telah memperingatkan China agar jangan ikut campur dengan Rusia terkait konflik Ukraina ini. Namun, Amerika malah mengatakan justru Indonesialah yang bisa membantu meredakan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Kok bisa? Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Kedutaan Besar AS yang enggan disebut namanya di Jakarta.
Itu terjadi dalam press-briefing secara virtual di Jakarta pada Jumat (18/2/2022) lalu. Katanya, Indonesia memiliki peranan penting dan meminta semua pihak meredakan situasi yang tengah memanas ini.
Diketahui Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi memang telah melakukan panggilan telepon dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba. Panggilan itu dilakukan secara terpisah pada 9 Februari 2022.
Dalam panggilan itu, Menlu Retno menyampaikan pesan perdamaian di mana dia meminta kedua negara untuk menahan diri dari situasi panas ini.
Dia juga meminta agar diberikan kesempatan untuk berdialog. “Kami sepenuhnya setuju. Kami menyambut pernyataannya," kata pejabat AS itu.
Tidak hanya pernyataan Retno, AS juga mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam G20 beberapa waktu lalu. Di mana Presiden Jokowi mengatakan ini bukan waktu untuk berkonflik. Apalagi di saat dunia tengah berjuang menghadapi pandemi virus corona.
Terkait Ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Ukraina, AS sudah mempersiapkan banyak cara. Termasuk cara diplomatik. Meski begitu, AS juga mempersiapkan pasukannya dibanyak negara di Eropa Timur. Tujuannya guna menangkis jika terjadi serangan di Ukraina. Sebab konflik masih mungkin terjadi.
*Intelijen Inggris Beberkan Rusia Telah Mengepung Ukraina dari 7 Arah*

Ukraina Diprediksi Dikepung dari 7 Arah. (24h.com.vn/kolase tribun-medan.com)
Kementerian Pertahanan Inggris mengidentifikasi tujuh kemungkinan rute serangan Rusia terhadap Ukraina, karena AS dan NATO percaya bahwa risiko serangan Rusia tetap tinggi.
Melansir 24h.com.vn (18/2/2022), sebuah peta yang menggambarkan kemungkinan 7 arah Rusia dalam menyerang Ukraina diposting oleh Kementerian Pertahanan Inggris.
Gambar kemungkinan arah serangan Rusia tersebut diambil berdasarkan data satelit dan sumber intelijen, menurut surat kabar Inggris Sky News.
Disebut, Rusia dapat sepenuhnya menyerang ibukota Ukraina, Kiev, serta kota industri Dnipro.
Dalam rendering grafis, tiga arah serangan Rusia ke timur dan satu ke selatan dapat menargetkan kota Dnipro.
Setelah target tercapai, pasukan Rusia dapat bergerak lebih jauh ke barat, bertujuan untuk menguasai lebih banyak wilayah Ukraina, menurut Kementerian Pertahanan Inggris.
Di utara, tiga tentara Rusia secara bersamaan dapat menyerang ibukota Kiev, dengan dua sayap menjadi pasukan Rusia yang hadir di Belarus.
"Rusia mempertahankan kehadiran militer yang signifikan dan dapat meluncurkan serangan tanpa peringatan," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan.
“Di bawah ini adalah gambar yang menunjukkan kemungkinan arah serangan Rusia. Tetapi Moskow masih memiliki pilihan untuk mencegah konflik dan mengupayakan perdamaian," kata kementerian itu.
Jika fase satu berjalan dengan baik, operasi fase dua dapat mencakup pasukan Rusia yang menyerang kota pelabuhan Odessa dan kota Vinnytsia di Ukraina barat.
Pada 17 Februari, Kementerian Pertahanan Inggris kembali membantah pengumuman penarikan pasukan Rusia.
“Rusia mengatakan bahwa sebagian dari pasukan ditarik ke pangkalan setelah latihan berakhir."
"Kami tidak melihat tanda-tanda pasukan Rusia menarik diri dari daerah dekat Ukraina. Rusia masih bisa menyerang tanpa peringatan," kata mereka.
Presiden AS Joe Biden juga mengatakan pada 17 Februari bahwa risiko "Rusia menyerang Ukraina tetap tinggi, berdasarkan intelijen".
Juga pada 17 Februari, Menteri Luar Negeri Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa mereka akan terus menarik beberapa pasukan yang telah menyelesaikan tugas mereka dari perbatasan Ukraina.
“Ini adalah proses yang panjang. Ini akan memakan waktu lama," kata Peskov.
Ia menambahkan bahwa Rusia tidak memperhatikan keraguan Barat tentang rencananya untuk menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.
(*/TRIBUN-MEDAN.COM / BBC/RADIO FREE/LIBERTY)