Minyak Goreng Langka
Minyak Goreng Masih Langka di Ritel Modern, Alfamidi Tegaskan Tidak Bakal Lakukan Penimbunan
Persoalan minyak goreng belum juga selesai. Jelang bulan Ramadan minyak goreng tampak kosong di ritel modern dan tradisional.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Tommy Simatupang
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Persoalan minyak goreng belum juga selesai. Jelang bulan Ramadan minyak goreng tampak kosong di ritel modern dan tradisional.
Pantauan tribun-medan.com, hal ini juga karena di pasar tradisional masih banyak penjual yang mematok harga minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Namun di ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi dan lainnya, minyak goreng masih sangat jarang ditemukan bahkan dapat dikatakan langka .
Melihat hal itu, Corporate Communication Manager Alfamidi Arif L. Nursandi menyampaikan hal yang sama.
Ia menyampaikan Alfamidi memasarkan ribuan item produk setiap gerainya tak terkecuali sembako khususnya minyak goreng yang akhir-akhir ini langka.
Disampaikannya, semua barang yang ada di gerai-gerai Alfamidi telah tercatat di suatu sistem toko sehingga personil toko tidak dapat melakukan order ke gudang secara manual.
Baca juga: PSDS Dipastikan Lolos Liga 2, Ashari Tambunan Sebut Deliserdang Kabupaten Hebat, Layak Liga-1
Baca juga: Lagi, Polres Sibolga Semprot Ruangan dengan Disinfektan
"Ambil contoh minyak goreng atau migor, sistem toko akan secara otomatis akan memesan ke gudang (Distribution Center) ketika stok migor di toko habis begitupun dengan gudang yang akan otomatis melakukan pemesanan kepada supplier, " ujarnya.
Ia menceritakan alur minyak goreng di Alfamidi akan memesan secara otomatis, kemudian supplier akan mengirimkan barang sesuai dengan pesanan.
Ketika barang supplier datang ke gudang Alfamidi, selanjutnya gudang akan mendistribusikan ke seluruh jaringan gerai Alfamidi sesuai dengan coverage-nya.
"Kapasitas penyimpanan di dalam gudang sangat terbatas sehingga sebisa mungkin barang harus segera didistribusikan ke gerai-gerai Alfamidi. Jika tidak, maka gudang akan over load dan kacau. Semua ini sudah tersistem mulai dari toko," terang Arif.
Arif menegaskan tidak mungkin Alfamidi menimbun suatu barang di gudang tanpa didistribusikan ke toko.
"Kami justru rugi jika misalnya ada barang datang ke toko lalu tidak dipajang di rak untuk dijual. Semua barang yang dikirim ke toko seoptimal mungkin harus terjual," tegasnya.
Menanggapi kelangkaan migor saat ini, Arif menjelaskan bahwa sejak Oktober 2021, pasokan migor dari supplier ke Alfamidi maupun toko-toko ritel lain terkendala.
"Saat ini ibarat kata kami pesan ke supplier 1.000 karton misalnya, namun hanya terpenuhi 20-30 persen saja dan ini harus didistribusikan merata ke semua toko. Jika dalam kondisi normal misalnya toko mendapat alokasi 10 karton, saat ini satu karton pun itu sudah bagus," kata Arif.
Arif berharap, kondisi seperti itu segera normal kembali sehingga masyarakat tidak perlu lagi berdesak-desakan hanya untuk membeli migor.
"Harapan kami semoga kondisi ini terus membaik, suplai migor bisa kembali normal," tutupnya.
Baca juga: Tolak Penutupan McDonalds di Rusia, Penggemar Berat Rantai Dirinya ke Pintu Restoran
Baca juga: Hakim Bebaskan Mantan Kadis BMBK Sumut yang Didakwa Korupsi, Kejari Langkat Resmi Ajukan Kasasi
(cr9/tribun-medan.com)