Perang Rusia Ukraina

PUTIN dalam Bahaya, China tak Mau Bantu Senjata dan Amunisi, Putin Bakal Dikudeta Elite Rusia

Akhir pekan ini Ukraina mengatakan bahwa sebagian pasukan Chechnya yang terkenal sadis, sudah dipulangkan ke Rusia setelah banyak tentara mereka tewas

Editor: Tariden Turnip
sputnik
PUTIN dalam Bahaya, China tak Mau Bantu Senjata dan Amunisi, Putin Bakal Dikudeta Elite Rusia . Vladimir Putin, Dimitri Medvedev, dan Alexander Bortnikov ( paling kanan ) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Presiden Vladimir Putin dalam keadaan terancam setelah gagal dalam Perang Putin yang hingga Senin 21 Maret 2022 sudah memasuki hari ke-26.

China ternyata tidak mau membantu senjata dan amunisi yang diminta Rusia setelah Perang Putin untuk menumbangkan pemerintahan demokrasi Ukraina yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Hingga hari ke-26, Ukraina bertahan hebat hingga Rusia mengalami kerugian besar dalam hal korban jiwa pasukan maupun kehancuran alutsista yang luar biasa.

Selain mengalami kerugian besar dalam hal korban jiwa pasukan maupun kehancuran alutsista, kini Rusia mulai sesak nafas karena penerapan sanksi ekonomi yang membuat Rusia bakal kehilangan seperempat dari ekonomi sebelum Perang Putin.

Duta Besar China untuk AS mengatakan negaranya tidak mengirim senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Saat diwawancarai CBS dalam program Face the Nation, yang tayang Minggu 20 Maret 2022 waktu Amerika, Duta Besar Qin Gang  ditanya apakah negaranya akan mengirim uang atau senjata ke Rusia.

Tangkapan layar media sosial yang menyebut konvoi truk China dikirim ke Rusia
Tangkapan layar media sosial yang menyebut konvoi truk China dikirim ke Rusia (screen shot media sosial)

"Ada disinformasi tentang China yang memberikan bantuan militer ke Rusia. Kami menolaknya," ujarnya Duta Besar Qin Gang.

''Sebaliknya, "yang dilakukan China adalah mengirim makanan, obat-obatan, kantong tidur, dan susu formula, bukan senjata dan amunisi ke pihak mana pun," katanya.

Namun, China yang merupakan sekutu dekat Rusia, tetap menolak mengecam Invasi Rusia atau Perang Putin .

Duta Besar Qin Gang mengatakan Beijing terus "mempromosikan pembicaraan damai dan mendesak gencatan senjata segera."

''Tapi jenis kecaman publik yang didesak oleh banyak orang di Barat "tidak membantu," katanya.

"Kami butuh alasan. Kami butuh keberanian. Dan kami butuh diplomasi yang baik."

Sebelumnya Presiden Joe Biden, Jumat 18 Maret 2022 mengadakan pembicaraan telepon dengan Pemimpin China Xi Jinping selama dua jam.

Seusai pembicaraan ini, Biden menegaskan China akan terkena sanksi ekonomi seperti yang dialami Rusia bila mengirimkan senjata dan amunisi kepada Rusia.

Putin Bakal Dikudeta Alexander Bortnikov?

Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkap Putin bakal dikudeta elite Rusia akibat dampak Perang Putin di Ukraina,.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved