Breaking News

Rusia vs Ukraina

KETIKA Rusia Menantang NATO Perang, Prancis Langsung Turunkan 3 Kapal Selam Nuklirnya Sekaligus

Polandia pada pekan lalu menyatakan bahwa mereka akan secara resmi mengajukan proposal untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina pada pertemuan puncak

Editor: AbdiTumanggor
twitter
Kapal perang Rusia LDP Orsk hangus terbakar setelah dirudal Ukraina 

Rusia semakin banyak menyebabkan kehancuran besar-besaran ke daerah pemukiman menggunakan serangan udara, rudal jarak jauh, dan artileri.

Pelabuhan selatan Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia dan banyak reruntuhan dengan mayat tergeletak di jalan-jalan. Sementara serangan juga dilaporkan meningkat di kota kedua Kharkiv pada hari Senin.

Mengutip CNA, angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia diperkirakan akan terus menyerang infrastruktur penting menggunakan "senjata presisi tinggi dan amunisi sembarangan".

Biden membantah tuduhan palsu Rusia yang mengklaim Kyiv memiliki senjata biologis dan kimia. Biden justru menyebut bahwa Presiden Vladimir Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakannya sendiri.

"Punggung Putin bersandar pada tembok dan sekarang dia berbicara tentang bendera palsu baru yang dia buat termasuk, menegaskan bahwa kita di Amerika memiliki senjata biologi dan kimia di Eropa, sama sekali tidak benar," kata Biden pada acara Business Roundtable.

"Rusia yang menyarankan untuk Ukraina memiliki senjata biologi dan kimia di Ukraina. Itu tanda yang jelas Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakan keduanya," katanya.

Biden juga mengatakan kepada pelaku bisnis untuk waspada terhadap kemungkinan serangan dunia maya oleh Rusia. "Itu bagian dari pedoman Rusia," katanya dalam sebuah pernyataan.

Washington dan sekutunya sebelumnya menuduh Rusia menyebarkan klaim yang tidak terbukti bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis sebagai kemungkinan awal untuk menggunakan senjata tersebut sendiri. Namun, pernyataan Biden pada hari Senin adalah beberapa yang terkuatnya tentang masalah ini.

Lagi-lagi Rusia membantah menyerang warga sipil

Rusia mengatakan tidak ada menyerang warga sipil meskipun kehancuran yang terjadi di kota-kota Ukraina seperti Mariupol dan Kharkiv.

Putin menyebut perang itu, serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua, sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari "Nazi". Sementara Ukraina dan Barat menyebut ini sebagai dalih palsu untuk perang agresi yang tidak beralasan.

Konflik telah membuat hampir seperempat dari 44 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka, dan Jerman memperkirakan jumlah pengungsi bisa mencapai 10 juta dalam beberapa minggu mendatang.

Ukraina pada hari Senin menolak permintaan Rusia untuk berhenti membela Mariupol yang terkepung, di mana ratusan ribu warga sipil menderita melalui pemboman Rusia yang menghancurkan kota mereka. Pihak Rusia telah meluncurkan beberapa rudal hipersonik. Bagian dari Mariupol yang sebagian besar sekarang dipegang oleh pasukan Rusia, diartawakan Reuters.

Beberapa mayat tergeletak di pinggir jalan, terbungkus selimut. Jendela diledakkan dan dinding hangus hitam. Orang-orang yang keluar dari ruang bawah tanah duduk di bangku di tengah puing-puing, terbungkus mantel. Namun, beberapa orang lainnya berhasil melarikan diri.

Sekitar 8.000 orang dievakuasi dengan aman pada Senin melalui tujuh koridor kemanusiaan dari kota-kota besar dan kecil yang diserang, termasuk sekitar 3.000 dari Mariupol, kata wakil perdana menteri Ukraina. Kota-kota timur Kharkiv, Sumy dan Chernihiv juga terkena dampak parah. Di antara yang tewas di Kharkiv adalah Boris Romanchenko, seorang korban Holocaust berusia 96 tahun yang flatnya dibom oleh pasukan Rusia minggu lalu.

"Tolong pikirkan tentang berapa banyak hal yang telah dia lalui," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin malam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved