Perang Rusia Ukraina
Jadi Anak Presiden Rusia, 2 Putri Putin Disuruh AS Buka Mulut, Paksa Bocorkan Harta Ayahnya
Sanksi ini menyusul invasi Rusia atas Ukraina sejak 24 Februari lalu. AS meyakini, Katerina dan Maria menyembunyikan harta kekayaan Putin.
TRIBUN-MEDAN.com - Dua putri putri Presiden Rusia Vladimir Putin, Katerina dan Maria dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS).
Sanksi ini menyusul invasi Rusia atas Ukraina sejak 24 Februari lalu.
AS meyakini, Katerina dan Maria menyembunyikan harta kekayaan Putin.
Putri bungsu Putin, Katerina Vladimirovna Tikhonova, merupakan seorang eksekutif teknologi yang pekerjaannya mendukung pemerintah Rusia dan industri pertahanannya.
Sementara putri sulungnya, Maria Vladimirovna Vorontsova, memimpin program yang didanai pemerintah yang telah menerima miliaran dolar dari Kremlin untuk penelitian genetika, dan secara pribadi diawasi oleh Putin.
Sosok Maria Vorontsova
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Maria Vorontsova yang memiliki nama lahir Maria Vladimirovna Putina merupakan putri sulung Presiden Putin dari pernikahannya dengan Lyudmila Putina.
Vorontsova lahir pada 28 April 1985.
Wanita 36 tahun yang juga dikenal sebagai Maria Faassen ini, merupakan ahli endokrinologi pediatrik Rusia.
Vorontsova dan adiknya, Katerina Tikhonova, pernah dikirim ayahnya ke Jerman saat terjadi perang geng di St. Petersburg.
Vorontsova mempelajari biologi di Universitas Negeri Saint Petersburg dan merupakan lulusan kedokteran di Universitas Negeri Moskow pada tahun 2011.
Ia aktif menulis lima studi antara tahun 2013 dan 2015, dan ikut menjadi penulis buku tentang pengerdilan idiopatik pada anak-anak.
Anak pertama Putin ini, disebut-sebut sebagai penasihat presiden dalam rekayasa genetika, terutama dalam penggunaan CRISPR untuk menciptakan bayi-bayi rekayasa genetika.
Vorontsova menikah dengan pengusaha Belanda, Jorrit Faassen dan tinggal di sebuah penthouse di atas bangunan tertinggi di Voorschoten, Belanda pada 2013.
Namun, pada tahun 2014, publik Belanda menyerukan Vorontsova agar diusir setelah Malaysia Airlines Penerbangan 17 ditembak jatuh oleh pemberontak pro-Rusia di Ukraina.
Pada tahun 2015, Vorontsova dan Faassen dilaporkan tinggal di Moskow.
