Perang Rusia Ukraina
Khawatir Didepak dari IMF dan Bank Dunia, Rusia Minta Bantuan Brasil
Rusia meminta dukungan Brasil di Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan kelompok ekonomi utama G20.
TRIBUN-MEDAN.com - Rusia meminta dukungan Brasil di Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan kelompok ekonomi utama G20.
Rusia berharap Brasil membantu melawan sanksi yang melumpuhkan yang dikenakan oleh Barat sejak menginvasi Ukraina.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menulis surat kepada Menteri Ekonomi Paulo Guedes meminta "dukungan Brasil untuk mencegah tuduhan politik dan upaya diskriminasi di lembaga keuangan internasional dan forum multilateral."
"Di belakang layar pekerjaan sedang berlangsung di IMF dan Bank Dunia untuk membatasi atau bahkan mengeluarkan Rusia dari proses pengambilan keputusan," tulis Siluanov seperti dilaporkan CNN, Jumat (15/4/2022).
Surat itu, yang tidak menyinggung tentang perang di Ukraina, tertanggal 30 Maret dan disampaikan kepada menteri Brasil oleh duta besar Rusia di Brasilia pada hari Rabu.
"Seperti yang Anda ketahui, Rusia sedang melalui periode penuh tantangan gejolak ekonomi dan keuangan yang disebabkan oleh sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya," kata menteri Rusia itu.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pekan lalu bahwa Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan G20 jika Rusia hadir.
Hampir setengah dari dana cadangan internasional Rusia telah dibekukan dan transaksi perdagangan luar negeri diblokir, termasuk dengan mitra ekonomi pasar berkembang, kata Siluanov.
"Amerika Serikat dan sekutunya sedang mengejar pembuatan kebijakan mengisolasi Rusia dari komunitas internasional," tambahnya.
Siluanov mengatakan, sanksi itu melanggar prinsip-prinsip perjanjian Bretton Woods yang dibentuk IMF dan Bank Dunia.
"Kami menganggap bahwa krisis saat ini yang disebabkan oleh sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang didorong oleh negara-negara G7 mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang kecuali kami mengambil tindakan bersama untuk menyelesaikannya," tulisnya kepada Guedes.
Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro, yang mengunjungi Moskow hanya beberapa hari sebelum invasi, telah membuat Brasil tetap netral dalam krisis Ukraina dan tidak mengutuk invasi tersebut, yang menuai kritik dari pemerintahan Biden.
Bolsonaro menyatakan "solidaritas" ketika dia mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada 16 Februari, sekitar seminggu sebelum invasi dimulai.
Menteri Luar Negeri Brasil Carlos Franca mengatakan, Brasil menentang pengusiran Rusia dari G20 seperti yang diinginkan Amerika Serikat.
“Yang paling penting saat ini adalah agar semua forum internasional, G20, WTO, FAO, berfungsi penuh, dan untuk itu semua negara perlu hadir, termasuk Rusia,” kata Franca dalam sidang Senat pada 25 Maret. (CNN)
