KTT G20 Bali

Semua Diundang, KTT G20 Bali Akan Jadi Panggung Duel Putin Vs Zelensky-Elon Musk?

Presiden Joko Widodo mengonfirmasi telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-Medan.com
Semua diundang dalam KTT G20. 

Sebelum pertemuan, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan negara tersebut, yang memimpin kelompok G7 negara-negara demokrasi liberal, akan mencari titik temu, namun tidak akan menyediakan "panggung bagi Rusia untuk menyebar propaganda dan kebohongan". Ia tidak ikut serta dalam aksi boikot.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menghadiri pertemuan secara virtual, dan "meminta para mitra untuk menghindari politisasi dialog dan menekankan bahwa G20 selalu dan tetap utamanya forum ekonomi," kata kementeriannya dalam sebuah pernyataan.

Para pejabat keuangan berkumpul di sela-sela pertemuan musim semi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington.

Meskipun ada gesekan ini, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan kerja sama global "harus dan akan terus berlanjut," seraya menunjuk pada beberapa masalah yang "tidak dapat diselesaikan oleh negara sendiri."

Georgiva, yang memimpin institusi dengan 189 anggota, berkata kepada wartawan, "Saya dapat menjamin bahwa [kerja sama] ini lebih sulit ketika ada ketegangan, tapi bukan berarti tidak mungkin."

Indonesia tahun ini memimpin G20 dan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada bulan Juli dan pertemuan puncak para pemimpin pada bulan November.

Rusia sudah menyatakan Presiden Vladimir Putin ingin hadir di KTT G20 nanti.

Indonesia diminta lakukan lobi khusus

Dikutip dari BBC News, Pakar hubungan internasional telah menyarankan agar pemerintah Indonesia melakukan lobi politik khusus untuk meyakinkan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, agar menghadiri pertemuan G-20 di tengah seruan kencang memboikot acara itu jika Presiden Rusia, Vladimir Putin, datang.

Seorang pengamat hubungan internasional mengatakan tanpa kehadiran pemimpin negara Barat ataupun Rusia, maka pertemuan tersebut akan sulit menghasilkan solusi menyusul kacaunya perekonomian dunia akibat pandemi dan perang.

Adapun pemerintah Indonesia tetap pada sikapnya untuk tidak memihak dan pertemuan di Bali itu ditujukan pada pemulihan ekonomi global yang menjadi prioritas penduduk dunia saat ini.

Pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Hariyadi Wirawan, menilai Indonesia berada dalam situasi sulit karena berada di antara tarik-menarik kepentingan negara Barat yang menentang kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan G-20 serta menyerukan untuk memboikot acara itu jika Putin benar-benar datang.

Namun sebagai tuan rumah acara, kata dia, Indonesia sudah semestinya mengundang semua negara anggota G-20 tanpa terkecuali, terlepas dari perseteruan politik yang terjadi akibat perang di Ukraina.
Itu mengapa sikap pemerintah yang netral dianggap tepat.

Sebaliknya, jika para pemimpin negara Barat menolak hadir ke KTT, maka hal itu sama saja menghina Indonesia.

"Kita tidak bisa menolak kehadiran Presiden Putin karena itu artinya memihak Barat. Dan karena Indonesia mengundang Putin bukan diartikan kita pro-Rusia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved