Gejala Hapatitis Akut Penularannya Mirip Covid-19 via Droplet, Belum Ditemukan Vaksinnya
Penyakit Hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebab diduga telah masuk ke Indonesia.Sebelumnya tiga anak dilaporkan meninggal dunia
Sementara untuk mencegah penularan hepatitis melalui droplet, ia mengimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan Covid-19, seperti memakai masker dan menjaga jarak.
“Jadi karena diduga penyebab penularannya dari dua hal tersebut, kemungkinan besar penularan hepatitis akut ini bukan seperti hepatitis C dan D yang penularannya lewat aliran darah atau jarum suntik. Karena sifatnya akut biasanya penularannya lewat saluran cerna atau saluran nafas,” jelas dr. Muzal.
Hepatitis sendiri sebenarnya bukan penyakit baru. Di Indonesia, pemerintah telah memberikan imunisasi gratis yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit hepatitis.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah seseorang yang sudah di vaksin hepatitis bisa kebal dari hepatitis akut yang misterius ini?
Dr. Muzal kembali menjelaskan bahwa vaksin hepatitis yang saat ini diberikan kepada anak-anak hanya melindungi dari virus hepatitis A dan B.
Adapun hepatitis jenis baru yang saat ini berkembang belum diketahui secara pasti asal usulnya.
"Vaksin hepatitis B itu sudah lama dilakukan sejak tahun 1980-an, vaksin hepatitis B cukup efektif bila diberikan sejak lahir,” jelas dr. Muzal.
Selain itu, ada juga vaksin hepatitis A yang diberikan pada anak umur satu tahun dengan pengulangan dosis pada jangka waktu antara enam bulan hingga satu tahun.
“Untuk vaksin hepatitis A pemberiannya di anak umur satu tahun dan diulang kembali pemberian vaksinnya di enam bulan sampai satu tahun. Jadi anak di vaksin kembali setelah enam bulan atau paling lambat setahun atau ketika anak berusia 2 tahun,” sebutnya.
Baca juga: Ukraina Klaim 32 Ribu Tentara Rusia Hilang selama Perang, Laporan Hotline Diterima dari Kerabatnya
Hanya saja, untuk kasus hepatitis akut ini, masih menjadi penyakit yang tidak diketahui etiologinya.
Bahkan, pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Maka dari itu vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan.
"Untuk hepatitis C, D, dan E, saja belum ada vaksinnya. Apalagi kalau sekarang ini yang non A, non B, non C yang sekarang ini belum diketahui, otomatis vaksinnya belum diketahui," ujar dr. Muzal.
Menurutnya, virus penyebab penyakit hepatitis bisa dilawan dengan kekebalan tubuh sendiri.
"Sebenarnya penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus ini sebagian besar justru penyembuhan maupun pencegahannya lewat kekebalan tubuhnya sendiri. Untuk itu kita perlu menjaga imun dengan cara hidup sehat, seperti makan makanan yang cukup protein, konsumsi sayur-sayuran antioksidan, dan banyak bergerak,” kata dr. Muzal.
Baca juga: SATU Anak Diduga Meninggal karena Hepatitis Misterius, Begini Tanggapan Kabid P2P Dinkes Medan