News Video
Ayah Tentara Ukraina yang Dikepung di Pabrik Baja Azovstal Minta Bantuan Presiden China Xi Jinping
Seorang tentara Ukraina terperangkap di terowongan bawah tanah yang ada di dalam Pabrik Baja Azovstal Mairupol.
Sehingga ia dan keluarga tentara Ukraina yang lainnya meminta Xi untuk menyelamatkan para prajurit.
TRIBUN-MEDAN.COM - Seorang tentara Ukraina terperangkap di terowongan bawah tanah yang ada di dalam Pabrik Baja Azovstal Mairupol.
Keluarga dari tentara tersebut kemudian meminta Preside China Xi Jinping untuk menyelamatkan pasukan Ukraina yang dikepung oleh Rusia.
Dikutip Kompas.com dari Reuters, hal tersebut disampaikan oleh para istri dari lima tentara Ukraina dan seorang ayah, dalam konferensi pers di Kyiv, Sabtu (14/5/2022).
Dalam rilis, Stavr Vychniak, ayah dari seorang tentara Ukraina meminta bantuan kepada Xi Jinping.
Pasalnya, keluarga mereka saat ini tengah terperangkap di Pabrik Baja Azovstal.
Menurutnya, Xi Jinping merupakan pemimpin dunia terakhir yang pendapatnya akan didengarkan oleh Moskwa.
Mereka ingin ada bantuan untuk para tentara yang terjebak di terowongan bawah tanah selama berminggu-minggu.
Menurut Vychniak, China memiliki pengaruh yang besar terhadap Rusia dan pemimpinnya, Vladimir Putin.
"Hanya ada satu orang yang tersisa di dunia yang dapat kami tangani, itu adalah pemimpin China," kata Stavr Vychniak, ayah dari salah satu tentara yang terperangkap.
"China memiliki pengaruh besar pada Rusia dan Vladimir Putin secara pribadi. Kami minta dia turun tangan," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Natalia Zarytska, seorang istri dari tentara yang terperangkap.
Dalam konferensi pers, Zarystka mengatakan, Xi Jinping adalah sosok yang tidak akan ditolak oleh Putin.
Sehingga ia dan keluarga tentara Ukraina yang lainnya meminta Xi untuk menyelamatkan para prajurit.
"Kami yakin bahwa China, yang kuat dan mulia, mampu mengambil keputusan sulit atas nama kebaikan," katanya.
(Tribun-Video.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerabat Pasukan Ukraina Minta Xi Jinping Bebaskan Pengepungan Azovstal"