TRIBUNWIKI

SOSOK Marissa Hutabarat, Wanita Cantik Berdarah Batak yang Jadi Hakim di Amerika Serikat

Berprofesi sebagai hakim sering di dominasi oleh kaum pria, namun sekarang banyak juga wanita yang ikut berperan andil menjadi bagian dari hakim.

Penulis: Tria Rizki | Editor: Ayu Prasandi
HO
Marissa Hutabarat 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN – Hakim bertugas untuk memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

Berprofesi sebagai hakim sering di dominasi oleh kaum pria, namun sekarang banyak juga wanita yang ikut berperan andil menjadi bagian dari hakim.

Diantaranya Marissa Hutabarat lahir dan besar di Amerika, menjadi satu diantara wanita batak yang berhasil menjabat sebagai hakim di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat.

Baca juga: SOSOK Teruna Siahaan, Anak Medan Berdarah Batak Berprestasi, Mendapatkan Gelar Profesor Terhormat

Marissa Hutabarat berhasil mengharumkan Suku Batak dan Diaspora Indonesia di kancah Internasional, dengan jabatan hakim perdata.

Dia menjabat mulai dari tanggal 15 Agustus 2020 yang mengalahkan saingannya yang berasal dari Partai Demokrat.

Dia memiliki marga Batak Toba dari sang ayah yang berasal dari Tanah Batak, Sumatera Utara dan ibunya keturunan Tionghoa asal Thailand.

Dan dibesarkan oleh opung atau neneknya sejak berusia sembilan bulan dan bangga menjadi bagian dari Indonesia dengan warisan budaya yang beragam.

Marissa Hutabarat mengaku dari Indonesia dan belajar nilai-nilai kekeluargaan, serta Bahasa Batak sejak kecil.

Marissa menempuh pendidikan jurusan psikologi di DePaul University tahun 2006.

Kemudian Dia melanjutkan pendidikan Fakultas Hukum di Loyola University dan lulus pada tahun 2010.

Baca juga: Diberi Gelar Profesor Terhormat di Amerika, Inilah Sosok Teruna Siahaan, Pernah Sekolah di Medan

Setelah lulus, ia melanjutkan kerja magang dengan hakim Roland Belsome untuk Pengadilan Banding Negara Bagian Louisiana.

Awal karirnya sebagai pengacara cedera pribadi atau personel injury attorney, dari sinilah Ia banyak mempelajari dan memahami sudut pandang banyak orang dalam mengajukan kasus di pengadilan.

Dia juga berpengalaman sebagai pengacara di firma hukum Glago Williams, yang berfokus menangani kasus perdata seperti kecelakaan lalu lintas, malpraktik medis, asuransi dan kasus lainnya.

Di sepanjang karirnya sebagai pengacara, ia ingin memastikan pada setiap orang yang hadir di pengadilan merasakan penerimaan, merasa dihormati dan merasa suara mereka di dengar oleh hakim yang berlaku adil dan tidak memihak.

Menjadi seorang hakim adalah impiannya sejak di bangku fakultas hukum, yang saat ini mimpi itu pun menjadi sebuah kenyataan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved