Ada Varian Baru Virus Corona, Indonesia Bersiap Hadapi Gelombang Covid-19 Lanjutan

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut, pada pekan kedua dan ketiga bulan Juli 2022 akan menjadi puncak penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, pada pekan kedua dan ketiga bulan Juli 2022 akan menjadi puncak penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Prediksi puncak kasus Covid-19 gelombang subvarian tersebut terjadi setelah satu bulan penemuan kasus pertama di Indonesia.

"Di minggu kedua Juli atau minggu ketiga Juli, kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5," kata dia dalam konferensi pers virtual, Senin (13/6/2022).

Kendati demikian, Budi Gunadi mengatakan, puncak kasus subvarian ini tidak akan tinggi seperti kasus Delta.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Penyelenggara Musik dan Olahraga Diminta Sediakan Vaksin Booster

"Semua negara sudah siap-siap ada gelombang berikutnya. Kalau memang benar-benar masyarakat kita siap termasuk dengan sistemnya yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi dan ditambah dengan adanya booster, tentu daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan 6 bulan lagi sampai bulan Februari Maret tahun depan," ungkap Budi.

Diketahui kasus pertama BA.4 dan BA.5 di Indonesia teridentifikasi pada 9 Juni lalu.

Dilaporkan ada 4 kasus yang terdiri dari 1 positif BA.4 dan 3 positif B4.5 yang berada di Bali.

Terbaru, sampai 13 Juni ini ada 8 kasus BA.4.dan BA.5 di Indonesia.

Dengan rincian 3 adalah kasus imported case dan 5 transmisi lokal.

"3 diantaranya adalah imported case kedatangan luar negeri dari Mauritius, Amerika, dan Brazil sebagai delegasi pertemuan di Bali dan sisanya yang 5 adalah kasus transmisi lokal di Jakarta, satu terdeteksi di Bali tapi yang bersangkutan adalah tenaga media yang datang dari Jakarta jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," katanya.

Pemerintah Monitor Kapasitas RS dan Obat

Abraham Wirotomo selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden mengatakan, pemerintah terus melakukan monitoring kapasitas rumah sakit, obat, dan oksigen untuk menghadapi masuknya Omircron BA.4 dan BA.5.

"Kita tidak boleh lengah, jangan terjegal menjelang finis," kata Abraham, Senin (13/6/2022).

Beberapa waktu ini, kasus Covid-19 pasca Lebaran mengalami kenaikan.

Omircron BA.4 dan BA.5 menjadi penyabab kenaikan kasus tersebut.

Baca juga: Tiga Bus Kesehatan Berangkat ke Pelosok Sumatera Utara Bantu Layani Kesehatan Masyarakat

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved