Makanan Tradisional Khas Pakpak Bharat

5 Makanan Tradisional Khas Pakpak Bharat, Ada yang Terbuat dari Daging dan Sisa Beras

Tidak hanya terkenal dengan wisata air terjunnya yang indah, Kabupaten Pakpak Bharat juga dikenal dengan berbagai kulinernya yang lezat.

Editor: Ayu Prasandi
HO
Makanan Tradisional Khas Pakpak Bharat 

Dalam bahasa Pakpak, Jukut berarti Daging. Biasanya Jukut dijadikan sebagai hidangan pesta perkawinan maupun hari-hari besar seperti Natal, Idul Fitri dan Tahun Baru.

Biasanya pada perayaan tersebut, masyarakat Pakpak mengadakan tradisi 'merbinda'. Sebuah tradisi membeli hewan ternak, dipotong dan dibagikan kepada seluruh warga yang ikut
serta membayar.

Untuk memasak Jukut, Daging terlebih dahulu dibersihkan kemudian dimasak, sanjutnya dibumbui rempah-rempah.

4. Ikan Binauh atau Ikan Batang Lae

Ikan Batang Lae merupakan salah satu jenis makanan tradisional  Suku Pakpak.

Dalam Kalangan masyarakat Pakpak, ikan Batang Lae sampai saat ini masih selalu digunakan sebagai makanan utama dalam acara-acara sakral seperti menerbeb, merre nakan peddas, meneppuh babah, mengido sodip, dan lainnya.

Ikan Batang Lae atau dalam bahasa Indonesia disebut ikan jurung atau ikan hampala senang dengan tantangan, ikan ini hidup di air yang mengalir deras dan selalu melawan arus air dan berenang ke hulu sungai.

Cara pengolahan Ikan Batang Lae ini juga terbilang unik, Ikan ini tidak dimasak ataupun digoreng melainkan dibungkus menggunakan daun oncim (sejenis daun aren) yang telah diberi garam terlebih dahulu lalu dipanggang selama beberapa hari dengan menggunakan asap dari perapian.

Setelah dipanggang beberapa hari, ikan akan menjadi lunak dan karena hanya menggunakan asap, ikan ini bisa bertahan tanpa basi sampai beberapa minggu.

Baca juga: Ini 5 Kuliner Khas Batak Simalungun yang Jarang Diketahui, Ada yang Khusus untuk Anggota Kerajaan

5. Ginaru

Ginaru Pote makanan khas Papak, Kabupaten Papak Bharat
Ginaru Pote makanan khas Papak, Kabupaten Papak Bharat (Instagram @mellyanurularwarni /HO)

Ginaru merupakan makanan yang dibuat dari sisa beras.

Meski terbuat dari sisa beras, makanan tradisional Pakpak Bharat satu ini tidak bisa dianggap sepele, pasalnya terdapat sejarah panjang hingga makanan ini menjadi salah satu makanan yang tetap eksis hingga saat ini tengah-tengah masyarakat Pakpak Bharat.

Dahulu, apabila ibu-ibu di Pakpak menampi beras menir akan disisihkan dan disimpan. Menir merupakan ujung beras yang merupakan patahan dari beras-beras yang telah ditampi.

Lalu, ketika musim panceklik atau saat keadaan ekonomi sedang buruk, menir yang disimpan tadi akan dimasak menjadi bubur.

Umumnya, menir akan dimasak dengan beberapa bumbu rempah lainnya seperti asam cikala, dan andaliman. 

Selain itu ditambahkan pula sayuran, petai ataupun singkong. Biasanya makanan satu ini dinikmati bersama keluarga.

Dilansir dari website kemendikbud ternyata makanan ini sudah masuk dalam warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2010 silam dengan nama Ginaru Pote.

(cr21/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved