Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Presiden Jokowi Diminta Kerahkan TNI untuk Lindungi Orangtua Brigadir J dari Intervensi
Presiden Jokowi diminta untuk mengerahkan anggota TNI Angkatan Darat dan Marinir untuk mengamankan keluarga Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yosua
"Nanti kita akan cek kembali, apakah benar informasi tersebut,” sambungnya.
Seperti diketahui dari keterangan polisi disebutkan Brigadir J tewas dalam adu tembak dengan rekannya Bharada E di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo. Keduanya adalah ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo.
Penyebabnya, disebut polisi karena Brigadir J disebut melakukan pelecehan dan penodongan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo di kamarnya.
Karena teriakan istri Irjen Ferdy Sambo, Bharada E menegur namun dibalas tembakan sehingga terjadi adu tembak yang berujung tewasnya Brigadir J.
Keterangan polisi ini dianggap janggal oleh banyak pihak.
Sehingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus gabungan untuk mendalami kasus ini dengan melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM.

Tidak Ada Baku Tembak dan Pelecehan
Keluarga Brigadir J atau Yosua Hutabarat telah memiliki kuasa hukum bernama Kamaruddin Simanjuntak.
Kamaruddin Simanjuntak telah memberikan pernyataan soal kematian Brigadir J. Ia mengungkapkan banyak kejanggalan yang ditangkap dari kronologi yang mencuat di media.
Ia sudah menerima keterangan dari keluarga soal kondisi jenazah Brigadir J yang dinilai sangat mengenaskan.
Namun sebelumnya, Kamaruddin menolak dengan tegas ada insiden baku tembak dalam kronologi kematian Brigadir J.
Ia menilai tidak ada baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Alasan tak terima tidak ada baku tembak antara ajudan Bharada E dengan Brigadir J karena tidak ada bukti kuat yang mendukung.
"Juga tidak ada CCTV. Jadi itu hanya keterangan dari Karo Penmas Polri saja," ujar Kamaruddin dalam live kanal YouTube, Jumat (16/7/2022).
Menurutnya tidak boleh membuat dalil apalagi fitnah terhadap orang meningggal tanpa disertai bukti.