Sumut Terkini
Curhatan Korban Investasi Bodong di Kabanjahe, Uang untuk Biaya Sekolah Anak Raib
Salah satu korban Iramaya Putri br Ginting, mengaku sempat tergiur dengan janji yang diberikan oleh pelaku investasi bodong.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Orang yang makan mangga, malah kena getahnya.
Inilah ibarat kata yang dialami oleh beberapa orang yang menjadi korban investasi bodong.
Salah satu korban Iramaya Putri br Ginting, mengaku sempat tergiur dengan janji yang diberikan oleh pelaku investasi bodong.
Wanita warga Kabanjahe ini mengatakan, karena janji bagi hasil keuntungan yang menggiurkan.
Baca juga: Silaturahmi ke Wali Kota Binjai, YEC Sumut Ingin Buka Peluang Usaha dan Investasi di Kota Binjai
"Pelaku ini modusnya investasi, jadi uang kita dipinjamkan nanti kita dapat hasil bunga dari pinjaman itu. Ya namanya dapat untung lumayan, pasti tergiur lah," Ujar Iramaya, Minggu (31/7/2022).
Ketika ditanya mengenai jumlah investasi, Iramaya mengaku setiap orang memasukkan uang yang berbeda-beda.
Namun, ada yang sudah sempat memasukkan modal mencapai 200 juta rupiah. Kemudian, untuk sistem bagi hasil juga berbeda tergantung slot dari investasi itu sendiri.
Ketika ditanya sudah berapa banyak uangnya masuk, dirinya mengaku untuk modal saja dana yang ia berikan sebesar Rp 65 juta.
Disinggung mengenai untuk apa uang yang sebelumnya sudah diinvestasikan, ia mengaku jika awalnya uang tersebut direncanakan untuk persiapan anaknya sekolah.
"Modal saja itu ya 65 juta, belum bunga awal yang kita kasih. Untuk biaya anak sekolah itu padahal uangnya," Ucapnya.
Tak hanya itu, kerabatnya yang merupakan member dari Batam sudah menginvestasikan uangnya lebih besar.
Dirinya mengaku, uang yang sudah diinvestasikan oleh kakaknya tersebut ditujukan sebagai biaya melanjutkan kuliah ke jenjang S3.
Baca juga: PDAM Tirtanadi Kenalkan Dua Program Ekonomis di Event Pekan Inovasi dan Investasi Sumut Tahun 2022
"Itu memang untuk lanjut kakak saya S3, dia berharap dengan untung yang ada bisa untuk tambahan biaya kuliah. Terpaksa harus mandek lah kuliahnya, karena kita kan enggak tau kalau jadinya seperti ini," Katanya.
Dijelaskan Iramaya, terduga pelaku penipuan investasi bodong berinisial EMI tersebut menjaring para korban dengan cara mempromosikan investasi bodong tersebut ke media sosial miliknya.
Selain itu, pelaku juga memperkenalkan investasi tersebut kepada calon korbannya secara langsung.
"Sudah banyak juga yang ikut, bukan dari Kabupaten Karo saja, seperti saudara saya ikut dia dari Batam, terus ada beberapa daerah lainnya," ucapnya.
Ketika ditanya apakah sudah sempat menerima keuntungan dari investasi ini, Iramaya mengaku ia sudah tiga kali mendapat keuntungan.
Namun, di bulan keempat ia sudah mulai curiga kepada pelaku karena perjanjian bagi hasil tak kembali cair.
Kemudian, ia mengaku setiap kali pelaku ditanya mengenai kelanjutan bagi hasil pelaku selalu memiliki alasan.
Namun, ia beserta beberapa korban lainnya melihat jika pelaku sempat membeli beberapa aset seperti mobil dan tanah.
"Sudah susah dihubungi, setiap ditanya malah dia (pelaku) nantang kami kalau mau lapor silakan. Makanya kami laporkan ke Polres supaya diusut," Katanya.
Lebih lanjut, ia mengaku beberapa hari kemarin bersama dengan para korban lainnya sudah melaporkan aksi penipuan berkedok investasi bodong tersebut.
Ia berharap, nantinya laporan yang telah mereka layangkan tersebut dapat ditindaklanjuti.
(mns/tribun-medan.com)
