Brigadir J Ditembak Mati
KRONOLOGI Brigadir J vs Bharada E Disampaikan Komnas Ham, Kombes Budhi dan Brigjen Ahmad Ramadhan
Bharada E merupakan personel kepolisian dari kesatuan Brimob yang ditugaskan mengawal Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
10. Sejauh ini Komnas HAM sudah mengantongi keterangan enam dari tujuh ajudan Ferdy Sambo, termasuk Bharada E. Adapun Bharada E disebut kepolisian sebagai lawan dugaan baku tembak yang membuat Brigadir J tewas. Selain 6 ajudan Ferdy Sambo, Komnas HAM juga sudah memanggil Tim Forensik Polri yang melakukan otopsi Brigadir J. Komnas HAM juga sudah mengantongi rekaman CCTV dan data rekaman cell dump di beberapa lokasi sebelum kematian Brigadir J.

------- C. Penjelasan komnas HAM
1. Bharada Richard Eliezer alias Bharada E mengaku dua kali menembak Brigadir J meski seniornya itu sudah terkapar tak berdaya. Pengakuan itu diungkapkan Bharada E saat diperiksa Komisi Nasional Hak Asasi dan Manusia (Komnas HAM) di kantor Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).
2. Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengungkapkan, dalam rekaman CCTV yang dilihat Komnas HAM, tampak Bharada E tiba bersama rombongan lainnya dari Magelang, Jawa Tengah di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
3. Setelahnya, Bharada E dan para rombongan pergi menuju rumah dinas untuk menjalani isolasi mandiri (isoman). Kemudian, Bharada E langsung naik ke kamarnya di lantai dua untuk beristirahat. "Dia (Bharada E) menjelaskan secara kronologi versi dia ya. Mereka (rombongan) setelah sampai di rumah pribadinya Pak Sambo, di CCTV juga keliatan, mereka kemudian menuju rumah dinas untuk isoman."
4. "Setelah itu, dia (Bharada E) naik ke atas, ke lantai dua, dia bilang masuk ke ruangan ADC (aide de camp atau ajudan), dia bersih-bersih, tidur. Tiba-tiba dia mendengarkan suara teriakan dari ibu P," terang Taufan, Minggu (31/7/2022).
5. Bharada E bergegas turun ke lantai satu karena mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo yang memanggil namanya. Tetapi, ketika turun, Bharada E melihat ada Brigadir J. Ketika mencoba bertanya pada Brigadir J mengenai apa yang terjadi, Bharada E justru ditembak. "Kemudian setelah mendengar teriakan yang menyebut namanya, dia turun, dia lihat saudara Brigadir J. Kemudian, dia bertanya dengan bahasa, suara yang lebih kuat karena kaget (mendengar teriakan: Ada apa ini? ) Dia kemudian menyaksikan Brigadir J mengarahkan senjata ke dia dan menembak," urai Taufan mengulangi kronologi yang disampaikan Bharada E.
6. Lantaran merasa terancam, Bharada E memilih mundur untuk mengambil senjatanya. Setelahnya, ia pun melepaskan tembakan ke arah Brigadir J untuk melindungi diri. "Nah, setelah beberapa tembakan itu dia mundur ke belakang, dia mengambil senjatanya, mengokang, dan membalas tembakan itu."
7. Sempat beberapa kali adu tembak, Bharada E berhasil melumpuhkan Brigadir J hingga tersungkur. Tetapi, Bharada E kembali melepaskan dua tembakan pada Brigadir J, meski seniornya itu sudah terkapar tak sadarkan diri. Alasannya, kata Taufan, Bharada E ingin memastikan Brigadir J telah berhasil dilumpuhkan.
8. "Menurut dia, kena tembakannya. Setelah itu masih adu tembak lagi, sampai kemudian saudara Brigadir J ini tersungkur. Dia datang ke jarak lebih dekat, kira-kira satu, dua meter, lalu menembak dua kali lagi untuk memastikan orang yang menyerang dia ini betul-betul bisa dilumpuhkan. Itu kesaksian dia sebagai terduga pelaku penembakan," terang Ahmad Taufan.
9. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menceritakan, berdasarkan rekaman CCTV yang telah mereka tonton, berawal dari rekaman CCTV yang memperlihatkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi berangkat dari Magelang, Jawa Tengah bersama rombongan pada Jumat (8/7/2022) pukul 10.00 WIB. Kemudian, sekira pukul 15.40 WIB, Putri Chandrawathi bersama rombongan tiba di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Irjen Pol Ferdy Sambo terlebih dahulu sampai ke kediaman pribadinya pada pukul 15.29 WIB dari Yogyakarta di mana menggunakan pesawat terbang sebelumnya untuk menuju Jakarta.
10. Ibu Sambo dari Magelang, dua mobil, satu mobil dikawal Patwal berangkat jam 10-an kemudian tiba di rumah pribadi Jalan Saguling persisnya 15.40 WIB. Kemudian dia (Ferdy Sambo) masuk ke rumahnya itu jam 15.29 WIB. Jadi gak terlalu lama, 11 menit itu sampailah ibu (Putri Chandrawati).
11. Kemudian, dalam rombongan itu terlihat ada Bharada E dan Brigadir J. "Kelihatan ada Bharada E, ada almarhum Yosua (Brigadir J), ada asisten rumah tangga, dan ada 2 lagi stafnya termasuk ADC senior.
12. Berselang tiga menit kemudian, Putri Chandrawathi, Bharada E, Brigadir J, hingga asisten rumah tangga terlihat melakukan tes RT-PCR. Namun, menurut Taufan, Ferdy Sambo terlihat berada di kamar dan tidak ikut melakukan tes RT-PCR. Hanya saja, Ahmad Taufan tidak mengetahui apakah sebelum itu Ferdy Sambo telah melakukan tes RT-PCR terlebih dahulu. "Iya tidak tahu (sudah tes PCR), dia apakah sudah PCR. Jadi yang (tes) PCR itu hanya di rombongan (Putri Chandrawati, ajudan, dan asisten rumah tangga) ini saja. Jadi Komnas (HAM) sampai sekarang belum mengetahui apakah Pak Sambo PCR-nya jam berapa, di mana, itu nanti kita cari lagi informasinya," jelasnya.
13. Setelah tes RT-PCR, sekira pukul 16.07 WIB, Ahmad Taufan Damanik mengungkapkan Putri Candrawathi dan rombongan, kecuali asisten rumah tangga pergi ke rumah dinas di Duren Tiga. Namun, Taufan mengatakan, Ferdy Sambo tidak ikut menyusul istrinya. Ferdy Sambo justru pergi ke arah lain bersama ADC dan motor Patwal yang sama. "Baru berapa menit berjalan, kelihatan motor Patwal berhenti, mobil berhenti. Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu (Putri Candrawathi) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah itu," jelas Taufan.
14. Penjelasan Taufan ini berdasarkan rekaman CCTV milik tetangga Ferdy Sambo. Namun, ia tidak mengingat pukul berapa mobil Ferdy Sambo dan motor Patwal berhenti.