Kebakaran Hutan
Di Simalungun Kecamatan Purba dan Haranggaol Langganan Kebakaran Hutan Tiap Tahun
Kabupaten Simalungun, khususnya di Kecamatan Haranggaol dan Kecamatan Purba jadi lokasi rawan kebakaran hutan
Penulis: Alija Magribi | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,SIMALUNGUN- Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol, Kabupaten SImalungun menjadi wilayah yang rawan kebakaran hutan.
Hampir tiap tahun, kebakaran hutan selalu terjadi di Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol, Kabupaten SImalungun.
Pihak UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) II Wilayab Siantar sendiri menduga ini perbuatan masyarakat setempat.
Tepatnya Minggu (31/7/2022), kebakaran terjadi di hutan lindung dataran tinggi Kabupaten Simalungun.
Baca juga: Pimpin Apel Kesiapan Kebakaran Hutan dan Lahan, Bupati Dairi Eddy Berutu Tegaskan Hal Ini
UPT KPH Wilayah II Pematangsiantar mencatat tiga titik api. Masing-masing berada di Huta Sihorbo, Nagori Purba Sipinggan, Kecamatan Purba.
Kemudian dua lainnya berada di Kelurahan Haranggaol dan Nagori Sihalbe, Kecamatan Haranggaol Horison.
“Jadi kebakaran diketahui Minggu (31/7/2022) siang, sekitar Pukul 11.00 WIB. Diketahui titik api berasal dari perladangan warga,” kata Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah II Siantar - Tigor Siahaan.
“Kemudian untungnya api itu padam setelah hujan lebat mengguyur sehari setelahnya,” tambah Tigor lagi.
Baca juga: Jumlah Kebakaran Hutan di Sumut Hampir 1000 Persen, Taput Paling Banyak Titik Hotspot
Dengan informasi bahwa api berasal dari perladangan warga, kuat dugaan kebakaran hutan ini akibat dari peran masyarakat lokal.
Memang, menurut catatan KPH Wilayah II Siantar sendiri, dua kecamatan tersebut tak pernah absen kebakaran hutan.
Setiap tahunnya, ujar Tigor, hutan lindung di Kecamatan Purba maupun Kecamatan Haranggaol Horison terbakar.
Titik lain yang juga sempat terbakar adalah di Nagori Sipolha, Kecamatan Pematangsidamanik dan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon pada tahun 2021 lalu.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Samosir, Gubernur Sumut Sebut Bisa Ganggu Kehormatan Bangsa
Faktor-faktor penyebab kebakaran pun sama, yaitu keterlibatan masyarakat dengan sengaja, keteledoran masyarakat dan musim kemarau.
“Tiap tahun kebakaran di sana. Sudah berulangkali padahal kita sudah sosialisasikan dari tingkat kecamatan, desa/kelurahan, sampai tokoh masyarakat. Bahwa ini hutan lindung dan karena ini hutan lindung, tentunya ada dampak buruk bila tidak dilindungi,” kata Tigor.
Padahal kata Tigor, kondisi hutan di perbukitan yang rusak akibat kebakaran bisa berakibat buruk bagi warga yang tinggal di bawahnya.
