Update Kasus Pembunuhan Brigadir J
Dibunuh, 4 Rekening Dikuasai Sambo Squad, Kamaruddin Mohon Bentuk Tim Independen : TNI & PPATK
Kuasa hukum mengungkapkan dugaan telah dikuasai Ferdy Sambo dan skuad setelah sang ajudan dieksekusi mat
TRIBUN-MEDAN.com - Terungkap fakta baru soal 4 rekening Brigadir J.
Kuasa hukum mengungkapkan dugaan telah dikuasai Ferdy Sambo dan skuad setelah sang ajudan dieksekusi mati di rumah dinas.
Hingga kini tidak jelas keberadaan barang-barang berharga milik Brigadir J.
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak: Gangguan Jiwa Putri Candrawathi itu Dibuat-buat, Masuk Dalam Skenario
Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan jika motif pembunuhan Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo merupakan hal bersifat sensitif.
Kata Kamaruddin, setelah Brigadir J dihabisi pada 8 Juli, 4 nomor rekening Brigadir J berikut buku rekening, laptop dan 3 HP-nya langsung dikuasai Irjen Ferdy Sambo.
Baca juga: TERUNGKAP, Putri Kirim WA dari Magelang ke Bripda LL, Isinya Foto Brigadir J Lakukan Ini
"Motif pembunuhan ini selain karena perempuan cantik itu, juga ada motifnya dengan mafia."
"Mafia ini ada kaitannya dengan dana-dana taktis."
"Itu sebabnya 4 rekening nomor Yosua ini sudah dikuasai oleh si tersangka Ferdy Sambo, begitu dibunuh," kata Kamaruddin dalam akun YouTube TV One seperti yang dilihat Wartakotalive.com, Selasa (16/8/2022).

"Cara mengusai 4 rekening Brigadir J, yaitu dengan cara mengambil buku rekeningnya, mengambil ATM nya. Dima 4 rekening adalah bank BRI, Mandiri, BNI dan BCA. Demikian juga laptop almarhum dikuasai tersangka dan atau kawan-kawannya, serta juga 3 HP nya dengan 4 nomor. Karena tujuannya untuk memindahkan uang itu," kata Kamaruddin.
Hal ini katanya terkait dana dari bisnis gelap yakni penjualan narkoba, miras, judi onlen dan bisnis mobil R.
Baca juga: TERUNGKAP, Putri Kirim WA dari Magelang ke Bripda LL, Isinya Foto Brigadir J Lakukan Ini
"Itu sebabnya saya bilang dari kemarin itu, agar Presiden bentuk tim independen. Presiden Republik Indonesia, siapapun dia, tolong dong kasih atensi, bentuk tim independen melibatkan TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara terutama PPATK, serta akademisi dan praktisi. Supaya ditelusuri dana-dana ini," ujar Kamaruddin.
Bahkan menurut Kamaruddin, 4 rekening Brigadir J diyakini masih bertransaksi atau menerima uang dari bisnis gelap Sambo sampai hari ini.
Baca juga: AMALAN Pendatang Rezeki, Doa Ini Diajarkan Nabi Muhammad saat Terlilit Utang, Lengkap Artinya
Baca juga: Dahsyatnya Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil, Memiliki 7 Keistimewaan Luar Biasa, Jarang Diketahui
"Saya punya keyakinan 4 rekening dari Brigadir Yosua ini masih melakukan transaksi sampai sekarang dari tanggal kematian Brigadir J tanggal 8 Juli," katanya.
"Ada dugaan uang-uang dari mafia ini, yang disimpan atas nama skuad ini mengalir sampai jauh. Dengan melibatkan PPATK akan terlihat dari mana alirannya dan kemana alirannya," kata Kamaruddin.
Sebelumnya Kamaruddin juga ,engatakan ada sejumlah dugaan motif pembunuhan Brigadir J yang diotaki Irjen Ferdy Sambo, secara sekaligus.
Yakni mulai dari Brigadir J yang membocorkan perselingkuhan Irjen Ferdy Sambo dengan perempuan lain ke Istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi, hingga tata kelola judi dan sabu.
"Jadi motifnya dendam, karena diduga almarhum membocorkan perselingkuhan Ferdy Sambo dengan wanita lain, ke Ibu PC. Lalu motif kedua karena skuat lama ini merasa iri dengan Yosua, karena lebih disayang Ibu PC," kata Kamaruddin, Rabu (10/8/2022).
Hal ini kata Kamaruddin diketahui dari keterangan kekasih Brigadir J yang menerima curhatan Brigadir J karena diancam akan dibunuh oleh skuat lama pada 21 Juni. Skuat lama adalah ajudan lain Irjen Ferdy Sambo.
"Skuat lama ini mengancam almarhum karena telah membuat ibu PC sakit. Sebab almarhum memberitahu keberadaan Ferdy Sambo dengan diduga wanita lain," kata Kamaruddin.
Menurutnya saat di Magelang, Irjen Ferdy Sambo pulang ke Jakarta lebih dulu untuk menyiapkan pembunuhan terhadap Brigadir J.
Baca juga: KEISTIMEWAAN Sayyidul Istighfar, Zikir Dahsyat Dijelaskan Nabi Muhammad
Selain itu Kamaruddin, dugaan motif lainnya karena tata kelola judi dan sabu.
"Ada yang beri informasi ke saya. Ini kaitannya dengan judi dan tata kelola sabu-sabu. Ada bisnis di antara mereka," ungkap Kamaruddin.
Karenanya, Kamaruddin meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menuntaskan keterlibatan mafia narkoba sabu dan judi di balik kematian Brigadir J.
Bila perlu, katanya melibatkan pihak luar untuk mengusut tuntas motif pembunuhan Brigadir J.
"Ini tugas Kapolri untuk tuntaskan. Mereka (polisi) tersandera dalam lumpur itu, ini harus terlibat angkataan darat laut dan udara. Harus ada TNI yang masuk," kata dia.
Untuk menutupi itu semua, kata Kamaruddin saat ini istri Irjen Ferdy Sambo Putri Candrawathi dibuat seolah-olah atau pura-pura mengalami gangguan jiwa.
"Itu dibuat-buat gangguan jiwa, bukan gangguan jiwa," kata Kamaruddin.
Buktinya, kata Kamaruddin, Putri sempat datangi Mako Brimob untuk menemui suaminya, Irjen Ferdy Sambo, yang sedang ditahan.
Putri juga sempat dituding menyuap anak buahnya terkait kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
"Buktinya dia kalau diduga menyuap dia waras. Suaminya dimasukkan ke Mako Brimob dia datang waras."
"Dia menyuap anak-anak buahnya waras. Kenapa setelah saya lapor ke polisi jadi gangguan jiwa? Itu kan gangguan jiwa yang dibuat-buat atau diskenariokan," papar Kamaruddin.
Tolak Permohonan Perlindungan, LPSK Temukan Gejala Masalah Kesehatan Jiwa pada Putri Candrawathi
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemukan tanda dan gejala masalah kesehatan jiwa yang dialami oleh, Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo.
Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan medis psikiatri serta tim psikologis LPSK pada Selasa (9/8/2022) lalu.
"Pemohon telah menjalani pemeriksaan medis (psikiatri) dan psikologis oleh LPSK pada Selasa, 9 Agustus 2022."
"Dari hasil pemeriksaan dan observasi, didapatkan kumpulan tanda dan gejala masalah kesehatan jiwa," ungkap Wakil Ketua LPSK Susilaningtias, saat konferensi pers di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (15/8/2022).
Baca juga: RESMI Deolipa Laporkan Ronny Talapessy Kuasa Hukum Bharada E, Terjawab Perkaranya
Atas pemeriksaan tersebut, tim psikolog LPSK menyimpulkan Putri Candrawathi tidak memiliki kompetensi psikologis yang cukup memadai untuk menjalani pemeriksaan dan memberikan keterangan.
Oleh karenanya, pada saat tim psikolog LPSK melakukan pemeriksaan asesmen psikologis, pihaknya, kata Susi, tidak dapat menerima keterangan apa pun dari Putri Candrawathi.
"Pemohon tidak dapat disimpulkan untuk memenuhi kriteria untuk dapat dipercaya terkait peristiwa kekerasan seksual, percobaan pembunuhan, tempus, dan locus."
"Karena tidak diperoleh keterangan apa pun sebagai akibat dari kompentensi psikologis yang tidak memadai," jelas Susi.
Hal ini juga menjadi salah satu aspek permohonan perlindungan yang dilayangkan Putri Candrawathi tidak dikabulkan oleh LPSK.
(* /Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang TribunnewsMaker.com dengan judul 4 Rekening Brigadir J Diduga Dikuasai Ferdy Sambo Setelah Sang Ajudan di Eksekusi di Rumah Dinas