Brigadir J Ditembak Mati
MENGUAK 7 Jenderal di 'Kekaisaran Sambo', DPR RI Akan Panggil Kapolri
DPR RI Komisi III memberikan perhatian serius terhadap motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
TRIBUN-MEDAN.COM - DPR RI Komisi III memberikan perhatian serius terhadap motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Menyusul mencuatnya isu "Kekaisaran Sambo" internal Polri.
Adapun Komisi III DPR RI dijadwalkan akan memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat pada pekan depan.
Selain itu juga terkait perkembangan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di mana mantan Kadiv Propam Polri yang sekaligus mantan Kasatgassus Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka utama pembunuhan berencana.
Rencananya Listyo Sigit akan dipanggil pada Rabu 24 Agustus 2022 pekan depan.
"Kita akan panggil Kapolri ya, itu saja. InsyaAllah hari Rabu depan," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra Desmond J Mahesa, di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (18/8/2022), dikutip Tribunnews.com.
Desmond menilai, spekulasi mengenai penuntasan kasus Ferdy Sambo tersebut sangat liar di media sosial dan menjadi konsumsi masyarakat luas. Namun, ia belum mengetahui kebenaran atas informasi yang beredar luas tersebut. Termasuk soal isu "Kaisar Sambo" dan Konsorium 303 hingga bisnis gelap lainnya.
"Benar atau tidaknya kan belum jelas. Masak yang belum jelas harus saya komentarin?"pungkasnya. Kendati demikian, Desmond mengatakan pihaknya juga akan berhati-hati menyikapi benar atau tidaknya informasi yang begitu deras beredar belakangan ini. "Kita hati-hati menyikapinya ya, kalau benar kita tuntut Kapolri menjelaskan, kalau enggak bener gimana?" sambungnya.
Dari infromasi yang beredar, dikabarkan, ada sekitar 7 oknum jenderal, dua Kombes, dua AKBP serta Satu Kompol yang diduga di jaringan "Kekaisaran Sambo". Mereka disebut-sebut memiliki jaringan sedikitnya 11 konsorsim hingga berafiliasi ke Filipina.
Sosok AKBP Jerry Raymond Siagian
Di sisi lain, sosok AKBP Jerry Siagian terungkap dalam kasus penanganan pembunuhan Brigadir J. Peran Wadirreskrimum Polda Metro Jaya nonaktif itu pun terungkap setelah diperiksa Inspektorat Khusus (Itsus) Polri. Salah satunya peran dan upaya AKBP Ferry Siagian ialah agar istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dilindungi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Dari pengakuan Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu membeberkan kronologi awal mula adanya desakan untuk memberikan perlindungan kepada Putri Candrawathi.
Kata dia, hal itu bermula saat pihaknya diundang atau diminta hadir pada pertemuan di Polda Metro Jaya 29 Juli lalu. "Kita ada undangan pertemuan 29 Juli 2022 di Polda Metro Jaya," kata Edwin kepada wartawan, Selasa (16/8/2022).
Kendati begitu, dalam pertemuan tersebut tidak hanya dihadirkan oleh perwakilan dari LPSK bersama Polda Metro Jaya. Melainkan, ada perwakilan Kementerian/Lembaga lain misal dari Kementerian PPA, Komnas Perempuan, KPAI, Kantor Staf Presiden (KSP), dan ada dari LSM, serta psikolog. "Jadi bukan hanya LPSK saja," tutur dia.
Dari pertemuan tersebut, dikeluarkan kehendak kalau pihak pengundang dalam hal ini Polda Metro Jaya untuk segera keluarkan perlindungan Putri Candrawathi. "Alasannya (istri Ferdy Sambo) ini korban kekerasan seksual. Berdasarkan UU TPKS, harus segera dilindungi dan pelaksana perlindungannya adalah LPSK," ungkap Edwin.
Hanya saja saat itu LPSK, kata Edwin, tidak bisa mengaminkan permintaan tersebut karena memang ditemukan adanya kejanggalan atas permohonan perlindungan yang dilayangkan Putri.
"Forum itu atau kehendak dari forum itu termasuk juga pengundang, adalah LPSK segera melindungi ibu PC. Hal itu tidak bisa kami kabulkan karena sejak awal kami melihat ada yang ganjil dan janggal," kata dia.
Terlebih saat itu, LPSK belum menerima keterangan apapun dari Putri Candrawathi karena yang bersangkutan masih belum bisa diperiksa. Tak hanya itu, dalam proses pemenuhan perlindungan ada syarat yang di dalam Undang-Undang saksi dan korban yang belum dipenuhi oleh Putri Candrawathi termasuk sifat penting dari permohonan perlindungannya tersebut.
"Kebenaran apakah peristiwa itu ada, situasi medis psikologisnya kami juga tidak dapat apapun walaupun psikiater dan psikolog kami mengatakan memang ada terhadap mental ya," ucap dia.
Lebih jauh, dalam pengakuan suami Putri Candrawathi yakni Ferdy Sambo menyatakan, adanya ancaman yang dialami oleh istrinya. Adapun ancaman itu berasal dari pemberitaan media saat kasus mencuat. Hanya saja, konstruksi tersebut menurut LPSK bukan sebuah ancaman bagi kasus tindak pidana. "Jadi bagaimana kita mau melindungi. Di sisi lain juga yang dianggap ancaman adalah pemberitaan media massa. pemberitaan media massa yang menjadi ancaman ya silahkan sendiri hubungi Kominfo, silahkan ke dewan pers atau dia kan punya hak jawab," beber dia.
Dalam keterangannya, Edwin mengatakan, rapat atau forum itu sendiri dipimpin oleh Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirreskrimum) AKBP Jerry Siagian. Hanya saja, Edwin tidak menjelaskan secara detail siapa pihak yang mendesak pihak ya untuk memberikan perlindungan kepada Putri Candrawathi. "Betul, dihadiri dipimpin oleh beliau (AKBP Jerry Siagian, red)," tukas dia.
Mengenai sosok AKBP Jerry Raymond Siagian apakah mengadakan rapat di Polda Metro, Zulpan enggan berkomentar lebih jauh. Menurutnya, semua proses penyelidikan kasus itu telah menjadi wewenang sepenuhnya dari pihak Timsus dan Itsus yang dibentuk oleh Kapolri. Ia hanya menjawab agar kabar ini dikonfirmasi ke Mabes Polri. "Silakan tanya ke Mabes Polri karena kasus ini kan sudah dibentuk Timsus yang dibentuk oleh Bapak Kapolri. Jadi silakan tanya ke Mabes Polri mungkin yang lebih paham," tutur Zulpan.
Sekedar informasi, AKBP Jerry Siagian telah dicopot dari jabatannya sebagai Wadirrkrimum Polda Metro Jaya. Ia diduga terlibat dalam pengerusakan tempat kejadian perkara (TKP), merusak CCTV dan menghilangkan barang bukti lainnya. Anak buah Irjen Fadil itu langsung ditahan di sel khusus Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, untuk menjalani pemeriksaan.

AKBP Jerry Siagian yang pernah tangani kasus putri Nia Daniaty. Kini ikut dikurung terseret kasus Ferdy Sambo. (Facebook)
Ada Amplop Uang Tebal
Selain itu, peristiwa pemberian amplop terjadi beberapa hari setelah kabar kasus pembunuhan Brigadir J mencuat. Edwin Partogoi Pasaribu mengungkapkan kondisi pemberian amplop itu membuat staf LPSK kaget dan syok. Sehingga, staf tersebut tidak menanyakan lebih detil tujuan pemberian amplop cokelat itu. "Dikasih begitu saja sudah bikin shock staf LPSK. Ngga terpikir lagi untuk tanya detail dan tau isinya apa," ujar Edwin dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (12/8/2022).
Edwin kemudian mengungkapkan kronologi kejadian pemberian amplop tersebut. "Pertemuan di kantor Propam pada 13 Juli 2022. Setelah pertemuan dengan Irjen Ferdy Sambo dan jeda menunggu kedatangan Bharada E," kata Edwin Partogi Pasaribu.
Ketika itu, dua orang staf LPSK mendatangi kantor Propam Polri untuk melakukan koordinasi dengan Ferdy Sambo terkait pengajuan permohonan perlindungan termasuk untuk Bharada E. Edwin menyebutkan, peristiwa pemberian amplop itu terjadi saat salah satu staf LPSK sedang menunaikan ibadah salat di Masjid Mabes Polri. Sedangkan satu staf LPSK lainnya masih menunggu di ruang tunggu Kantor Propam. "Pada saat kesempatan tersebut, salah seorang staf berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan titipan/pesanan “Bapak” untuk dibagi berdua di antara petugas LPSK," kata Edwin.
Dia menyatakan, pesanan yang disampaikan itu berupa map yang di dalamnya berisi amplop berwarna cokelat dengan ketebalan masing-masing amplopnya 1 cm. Kendati demikian, belum sampai dibuka isi amplop tersebut. Seorang staf LPSK itu langsung menolak dan meminta untuk amplop itu dikembalikan. "Staf tersebut menyodorkan sebuah map yang di dalamnya terdapat 2 amplop cokelat dengan ketebalan masing-masing 1 cm," beber Edwin. "Petugas LPSK tidak menerima titipan/pesanan tersebut dan menyampaikan kepada staf tersebut untuk dikembalikan saja," tambahnya.
Edwin pun menuturkan pihaknya belum dapat memastikan isi dari amplop setebal 1 cm yang diberikan oleh petugas berseragam itu kepada staf LPSK. Sebab kata dia, pihak LPSK yang datang langsung ke Kantor Propam itu sama sekali belum memegang amplop tersebut dan memilih langsung memerintahkan petugas tersebut untuk mengembalikan amplopnya.
"Nggak ada. Sudah patut diduga. Langsung staf kami tolak saja pemberian itu," katanya. Untuk diketahui, LPSK telah menolak permohonan perlindungan kepada istri Irjen Ferdy Sambo secara resmi pada Senin (15/8/2022). Dikatakan, Putri Candrawathi tak memenuhi syarat sebagai seseorang yang perlu dilindungi.
Ambil CCTV di TKP
Di sisi lain, barang bukti kunci CCTV di rumah Ferdy Sambo ternyata diambil Wadirreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Raymod Siagian. Sebelum skenario terungkap, dia ikut aktif olah TKP. AKBP Jerry Raymond Siagian salah satu perwira Polda Metro Jaya yang paling aktif dalam proses penyelidikan kasus pembunuhan Brigadir Joshua.
Bahkan AKBP Jerry Siagian ini sempat mendatangi TKP pembunuhan Brigadir Joshua di rumah Irjen Ferdy Sambo, selang sehari setelah Brgadir Joshua tewas dibunuh atau pada Sabtu (9/7/2022). Alat bukti CCTV itu sebelumnya sempat disebut hilang hingga tersambar petir. Namun, kini terungkap kalau CCTV itu diamankan oleh AKBP Jerry Raymond Siagian.
AKBP Jerry Raymond Siagian bersama teman-temannya yang lain, diduga kuat terlibat menghilangkan alat bukti TKP di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Tak sendiri, AKBP Jerry Siagian ditahan bersama mantan Kaden A Divpropam Polri, Kombes Pol Agus Nur Patria dan Kabagkum Biro Provos Divpropam Polri, Kombes Pol Susanto.
“Dari hasil pemeriksaan hari ini telah selesai, selesai pemeriksaan langsung ditempatkan di tempat khusus di Mako Brimob. Berarti sudah dikirim, sore hari ini ya. Pangkat AKBP, sudah dikirim langsung ke Mako Brimob,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Kamis (11/8/2022) kemarin. Jabatan Wadirreskrimum sendiri pernah dijabat oleh Ferdy Sambo rentang waktu 2015-2016 lalu. Saat itu dia jadi wakil dari Krishna Murti yang saat ini berpangkat Brigadir Jenderal.
Diberitakan sebelumnya, Irjen Ferdy Sambo disebut memiliki kelompok yang sudah menjadi kerajaan di internal Mabes Polri. Hal inilah yang membuat hambatan penyelesaian kasus meninggalnya Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Baca juga: Motif Pembunuhan Brigadir J, Dugaan Perselingkuhan dan Dugaan Bisnis Konsorsium 303, Ada 7 Jenderal
Baca juga: GARA-GARA Kaisar Sambo, Terungkap Wacana Polri di Bawah Kemendagri atau Kemenkumham
Baca juga: INILAH Sosok dan Jumlah Harta Kekayaan Irjen Suwondo Nainggolan Seangkatan Irjen Ferdy Sambo
Ultimatum Kapolri Jenderal Sigit, Pecat Kapolda
Sementara, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mewarning anak buahnya. Listyo Sigit akan mencopot kapolda dan kapolres yang tidak serius memberantas judi. Ancaman kapolri tidak main-main menyoroti maraknya perjudian, termasuk judi online. Ketegasan Listyo Sigit muncul saat memberikan pengarahan melalui virtual kepada jajarannya di seluruh Indonesia, pada Kamis (18/8/2022). "Saya sudah perintahkan yang namanya perjudian, saya ulangi yang namanya perjudian apapun bentuknya apakah itu darat, apakah itu online semua itu harus di tindak," kata Listyo.
Mantan Kabareskrim Polri ini menyebut tidak akan segan-segan mencopot anggotanya yang tidak becus membetantas kegiatan tersebut. "Saya tidak memberikan toleransi kalau masih ada kedapatan, pejabatnya saya copot, saya tidak peduli apakah itu Kapolres, apakah itu Direktur, apakah itu Kapolda saya copot. Demikian juga di Mabes tolong untuk diperhatikan akan saya copot juga," ungkapnya.
Selain perjudian, ultimatum itu juga diminta Listyo dalam penanganan kasus tindak pidana lain. "Mulai dari peredaran narkotika, perjudian baik konvensional ataupun online, adanya pungutan liar (pungli), Ilegal Minning, penyalahgunaan BBM dan LPG, sikap arogan hingga adanya keberpihakan anggota dalam menangani permasalahan hukum di masyarakat," tutur Sigit.
Di sisi lain, Listyo menyebut meminta kepada seluruh jajarannya untuk menghindari potensi terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dapat mencoreng nama baik Korps Bhayangkara.
Hal ini untuk mengembalikan tingkat kepercayaan publik hin untuk menjaga marwah Polri di mata masyarakat. "Sekali lagi saya tanya kepada rekan-rekan, yang tidak sanggup angkat tangan. Baik, kalau tidak ada berarti kalian semua, rekan-rekan semua, masih cinta institusi dan saya minta kembalikan kepercayaan masyarakat kepada kita, kepada institusi, sesegera mungkin," ungkapnya.
Baca juga: TERUNGKAP Komplotan Petir dari Gua Hantu Masih Sempat Kuras Uang Brigadir J Rp 200 Juta dari ATM
KAPOLDA Sumut Gerebek Markas Judi Online, Ngaku tak Pernah Terima Uang dari Bandar
Di sisi lain, Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak berjanji akan memberantas seluruh aktivitas perjudian di Sumut, baik judi konvensional maupun online. Mantan Direktur penyidik KPK itu pun memastikan bahwa dirinya bersih lantaran tak pernah sama sekali menerima uang suap dari para bandar judi.
"Teman teman boleh cek, pak kapolda pernah terima uang judi apa tidak. Saya harus sampaikan ini. Saya tegaskan. Saya sudah berkali-kali, anda sudah menyaksikan sendiri bagaimana saya turun ke lapangan menangkap judi," kata Panca disela-sela pemusnahan barang bukti narkoba dan judi di Mapolda Sumut, Selasa (16/8/2022).
Ditegaskan mantan Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menyebut judi merupakan penyakit masyarakat yang harus benar-benar diberantas. "Ini bisa membuat masyarakat menjadi bodoh, menjadi miskin," ucap Panca.
Panca menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir pihaknya gencar memberantas judi. Terakhir, ia turun langsung menggerebek lokasi judi online di warung warna-warni yang berada di Kompleks Cemara Asri, Kecamatan Percut Seituan.
Panca berjanji akan memburu APN alias ABK hingga tertangkap. Bahkan kini pihaknya telah memblokir 107 rekening milik APN.
Tak main-main, Polda Sumut pun mengaku telah bekerjasama dengan PPATK guna menelusuri aliran uang judi tersebut. "Untuk itu saya minta, kami sudah melakukan pemanggilan saudara AP harus datang ke polda untuk memberikan dan mempertanggung jawabkan perbuatannya," ucapnya.
Baca juga: MENGUAK 21 Situs Judi Online di Sumut dengan Transaksi Dana 107 Rekening
Baca juga: Menko Polhukam Mahfud MD Singgung Kaisar Sambo di Internal Polri, Diduga Melibatkan 7 Jenderal
Baca juga: Sosok Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa, Mendadak Terseret Kasus Ferdy Sambo dan Konsorsium Judi 303
Baca juga: Sosok Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa Memiliki Sejumlah Konsorsium di Indonesia, Ini Sepak Terjangnya
(Tribunnews.com/Chaerul Umam/cr25/tribun-medan.com)