Demo Kenaikan BBM

Puluhan Mahasiswa Binjai Duduk di Jalan Gelar Aksi Tolak Harga BBM, Jalinsum Medan-Binjai Macet

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa (GERAM) Kota Binjai menggelar aksi unjuk rasa damai menolak kenaikan harga BBM.

Tribun Medan/Muhammad Anil Rasyid
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa (GERAM) Kota Binjai, Sumatera Utara, menggelar aksi unjukrasa damai menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), di kawasan Simpang Awas, Kota Binjai, Sumatera Utara, Kamis (8/9/2022).  

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa (GERAM) Kota Binjai, Sumatera Utara, menggelar aksi unjuk rasa damai menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Kamis (8/9/2022). 

Aksi puluhan mahasiswa ini, diawali dengan berkumpul di Lapangan Merdeka Kota Binjai, dan selanjutnya menggelar konvoi menuju Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), kawasan Simpang Awas, Kota Binjai

Sambil membawa bendera merah-putih, serta berbagai poster dan spanduk bertuliskan sikap penolakan terhadap kebijakan kenaikan harga BBM, mahasiswa tidak henti-hentinya bernyanyi dan berorasi mengkritik kebijakan pemerintah yang mereka anggap tidak pro-rakyat. 

Baca juga: Mahasiswa USI dan Cipayung Plus Minta Pemko dan DPRD Siantar Teken Petisi Penolakan Kenaikan BBM

"Naik-naik, BBM naik. Tinggi-tinggi sekali. Kiri-kanan ku lihat saja, banyak jeritan rakyat," ujar para mahasiswa.

Setiba di Simpang Awas Kota Binjai, mahasiswa pun kembali berorasi.

Mahasiswa Binjai Bakar Ban Demo Tolak BBM September 2022
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa (GERAM) Kota Binjai, Sumatera Utara, menggelar aksi unjukrasa damai menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sambil melakukan aksi bakar ban, Kamis (8/9/2022)

Dengan dipandu beberapa orator, mahasiswa berulang kali menegaskan sikap mereka menolak kenaikan harga BBM oleh Pemerintah Republik Indonesia per 3 September 2022 kemarin. 

Aksi mahasiswa sontak membuat masyarakat sekitar mendadak heboh. Sedangkan situasi arus lalulintas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Binjai macet. 

Beruntung polisi dan petugas Dinas Perhubungan Kota Binjai segera bertindak mengalihkan arus lalu-lintas melalui jalur lain. 

Salah seorang orator Ade Rinaldi Tanjung menilai pengalihan anggaran subdidi BBM untuk pengadaan bantuan langsung tunai (BLT) bukanlah solusi yang tepat, karena justru membuat rakyat semakin tergantung dan tidak mampu mandiri. 

"Hari ini, kami mahasiswa Indonesia menuntut keadilan. Sebab pemerintah sudah peduli dengan kondisi rakyatnya. Rakyat Indonesia dibiarkan sengsara. Kami tidak akan pulang sebelum BBM turun. Hidup mahasiswa. Hidup rakyat Indonesia," teriak Ade.

Sedangkan itu orator aksi lainnya, Dodi Setiawan, mengatakan, sikap penolakan mahasiswa atas kebijakan pemerintah menaikan harga BBM merupakan wujud penindasan kepada masyarakat, khususnya rakyat kecil. 

Baca juga: KETUA DPRD Toba Effendi Napitupulu Setujui Penolakan Kenaikan Harga BBM

Pasalnya, belum lagi kondisi ekonomi masyarakat stabil sebagai dampak pandemi Covid-19, justru pemerintah kembali menambah beban rakyat dengan menaikan harga BBM.

Apalagi hal ini akan memicu lonjakan tarif angkutan dan harga bahan pokok. 

"Halo, Bapak Presiden. Dimana hari nurani bapak. Kenapa bapak seenaknya harga BBM. Inikan sama saja bapak menyiksa rakyat," ujar Dodi. 

Sekira dua jam mengelar orasi sambil duduk di tengah jalan, mahasiswa kemudian menggelar doa dan zikir bersama, serta membakar ban bekas, sebagai tanda matinya rasa keadilan pemerintah kepada rakyat. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved