Korban Eksploitasi
Selama 1,5 Tahun Gadis ABG Disekap dan Dijadikan PSK di Apartemen, Dipaksa Dapat Rp 1 Juta Per Hari
Gadis di bawah umur di sekap di apartemen di kawasan Jakarta. Gadis berinisial NT (15) itu turut menjadi korban eksploitasi seksual.
Tak hanya itu, NAT juga dieksploitasi dan dijadikan mesin penghasil uang sebagai pekerja seks komersial (PSK) selama kurun waktu 1,5 tahun.
Korban bahkan mesti menghasilkan uang minimal Rp1 juta per hari.
Awalnya, korban diajak oleh temannya pergi ke sebuah apartemen di kawasan tersebut pada Januari 2021.
"Jadi anak ini tidak tahu tentang adanya eksploitasi ini, karena awal ceritanya dia diajak oleh temannya ke suatu tempat," kata pengacara korban (NAT) Muhammad Zakir Rasyidin, di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2022).
Namun, sesampainya di lokasi NAT dilarang keluar dan diharuskan bekerja.
Ia juga diming-iming bakal dipercantik dan diberi sejumlah uang.
"Tapi, pekerjaan yang diberikan itu dia dijual ke pria hidung belang," ujar Zakir.
Zakir mengatakan, korban dipaksa untuk menghasilkan uang jutaan rupiah per hari.
Selama disekap dalam kurun waktu 1,5 tahun, ia berpindah-pindah lokasi apartemen.
Korban tetap bisa menghubungi orangtua, tetapi dipaksa mengaku bekerja secara nyaman.
Zakir mengatakan, korban diancam membayar utang Rp 35 juta bila membocorkan pekerjaannya itu.
"Kekerasan non fisik ada. Disuruh layani tamu disuruh hasilkan uang Rp 1 juta per hari kalau tidak bisa disuruh bayar utang Rp35 juta. Jadi eksploitasi itu dalam bentuk penekanan tadi. Apartemennya ada di Jakarta Barat, ada di Cengkareng, ada di daerah Pluit. Jadi pindah-pindah terus," katanya.
"Jadi keluarga disampaikan, korban hanya bekerja. Dia tidak sampaikan detail apa pekerjaannya karena dia tertekan. Katanya harus bayar utang Rp35 juta, kalau dia ngomong harus bayar. Kita tidak tahu utang apa. Kalau kata mucikarinya harus bayar utang Rp35 juta. Utang ini dari mana sumbernya tidak jelas," sambung Zakir.
Usai 1,5 tahun disekap, pada Juni 2022 lalu korban akhirnya berhasil kabur.
Korban kemudian membeberkan apa yang dialami kepada orang tuanya dan langsung membuat laporan polisi.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											