TERUNGKAP, Ketua IPW Tegaskan Diagram Konsorsium 303 Bukan Hoax, Sudah Ada Datanya
selama ini telah diselidiki oleh Indonesia Police Watch (IPW). Berdasarkan investigasi IPW
TRIBUN-MEDAN.com - Diagram 303 judi online yang beredar selama ini telah diselidiki oleh Indonesia Police Watch (IPW).
Berdasarkan investigasi IPW, diagram 303 itu benar dan bukan hoaks.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menegaskan bahwa diagram Konsorsium 303 yang sempat viral di media sosial, bukan hoaks.
"Bukan hoaks, ada kebenaran. Ini saya tegaskan," jawab Sugeng saat ditanya tentang kebenaran diagram Konsorsium 303 dalam Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: Police Goes To School, Polres Sergai Sosialisasikan Keselamatan Berlalu Lintas Kepada Siswa
Ia mengatakan, meski tak 100 persen benar, ada kesamaan dari keterangan di dalam diagram tersebut dengan bukti yang ia miliki.
Sejumlah nama yang muncul, menurut dia, juga cocok dengan data yang ia miliki dan nama-nama anggota Polri yang dijatuhi sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
"Data yang disebut di dalam laporan keuangan saya, ada nama di sana. Kemudian dikaitkan dengan yang kena PTDH, ada nama di sana. Dikaitkan dengan nama-nama Satgasus, ada nama-nama di sana," jelasnya.
Menurut Sugeng, kecocokan sejumlah nama polisi tersebut bukan sebuah kebetulan. Oleh karenanya, ia mendesak Polri untuk melakukan penyelidikan.
Baca juga: Al Lathiif Yang Maha Lembut 99 Asmaul Husna, Inilah Manfaat Memahami Sifat Allah
"Ini tidak kebetulan. Penyidikan akan bisa menjelaskan itu," ujarnya.
Ia mengatakan, diagram Konsorsium 303 menunjukkan alur koneksitas antara polisi yang disebutkan di dalam diagram dan para terduga bandar judi online.
"Dua hari kemudian muncul skema kedua, ini kan ada sesuatu di dalam tubuh polri," jelasnya.
"Bahkan di Mabes Polri. Bukan pada tingkat di bawah, namun di Mabes Polri."
Baca juga: Terkuak, IPW Tegaskan Diagram 303 Bukan Hoaks, Klaim Ada Data Polisi Terima Setoran dan Difasilitasi
Sugeng mengatakan pihaknya telah melakukan pendalaman dan mendapatkan informasi lebih lanjut dari orang-orang yang ia duga sebagai polisi.
"Kami juga melakukan pendalaman dan ada orang-orang yang kemudian saya duga polisi yang memberikan informasi lebih lanjut, karena yang punya kewenangan melakukan penyelidikan, penyadapan, komunikasi, pengambilan data keterangan, itu kan polisi," ujarnya.
Atas temuan-temuan tersebut, ia mengaku siap dimintai keterangan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk mengungkap kasus judi online yang diduga melibatkan sejumlah anggota Polri.
"Saya minta Pak Kapolri juga mengusut dan meminta keterangan saya," tuturnya.
IPW, kata Sugeng, memiliki fungsi kontrol yakni sebagai kontrol eksternal bagi institusi Polri.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, diagram Konsorsium 303 beredar setelah munculnya kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang merupakan ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Di dalam diagram tersebut, Ferdy Sambo disebut menerima aliran dana hasil transaksi terduga pelaku judi online Konsorsium 303.
Sejumlah nama di luar Polri juga disebut sebagai terduga pelaku judi online, yakni inisial RBT dan YS.
Sugeng mengungkapkan, berdasarkan catatan IPW, sosok berinisial RBT tersebut adalah Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia.
Selain itu, Sugeng mengatakan, RBT tercatat sebagai Direktur Utama PT RBT, yang merupakan satu afiliasi dengan PT MMS, PT MBS, PT GCPI, dan PT PPSF.
"(RBT) bermarkas di kawasan Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri," kata Sugeng dilansir dari KOMPAS.TV, Selasa (20/9/2022).
Sugeng menjelaskan bahwa almarhum Ketua Presidium IPW Neta S Pane pada Juli 2020 pernah menyampaikan agar Tim Satgasus Merah Putih Polri segera membubarkan diri.
Sebab, kata Sugeng, Neta S Pane tak ingin Satgasus yang dipimpin oleh Irjen Ferdy Sambo itu mencederai marwah Merah Putih.
Menurut Sugeng, apa yang disampaikan oleh almarhum Neta S Pane benar adanya, di mana konsorsium judi online selama ini terbukti dilindungi oleh Satgasus Merah Putih.
Oleh karena itu, ia mendesak Timsus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit menelusuri hubungan tali-temali antara Kaisar Sambo, Konsorsium 303, dengan RBT dan YS.
Kapolri Marah Respon Isu Ferdy Sambo Kaisar Konsorsium 303,Ancam Kapolda Dicopot Bila Tak Babat Judi (Tribun Medan/HO)
Beli Kamera dan Cerutu
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan bahwa pihaknya memiliki data tentang penggunaan aliran dana judi online oleh sejumlah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Aliran dana itu, kata dia, digunakan sejumlah anggota Polri untuk berbagai keperluan, di antaranya menyewa pesawat jet pribadi, membiayai perjalanan ke luar negeri, membeli kamera dan cerutu.
"Oh iya, kami punya datanya. Cerutu ada banyak lagi, tidak hanya di diagram," kata Sugeng dalam Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Selasa (20/9/2022).
"Membelikan kamera, biaya ke Amerika, jabatan-jabatan yang sangat strategis juga. Kami datanya ada."
Ia juga mengaku memiliki data transaksi penggunaan aliran dana tersebut.
"Tanggal-tanggalnya ada lagi, tanggal-tanggal dananya itu dibayarkan," ujar Sugeng.
Sugeng juga mengungkapkan, IPW memiliki data aliran dana Konsorsium 303 kepada sejumlah nama anggota Polri.
Baca juga: Roy Rening Minta Mahfud MD Tak Ikut Campur Soal Kasus Lukas Enembe
"Ada di dalam aliran yang sangat rumit," jelasnya.
"Ini semua benang merahnya ada, bukan mengada-ada."
IPW, kata Sugeng, mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membersihkan institusi Polri.
Ia mengatakan, IPW menemukan nama-nama yang sama yang ada dalam data aliran keuangan dan para anggota polisi yang dipecat atau dijatuhi sanksi PTDH dalam sidang kode etik, serta nama-nama di Satuan Tugas Khusus (Satgasus).
"Ini tidak kebetulan. Penyidikan akan bisa menjelaskan itu," ujar Sugeng.
"Ini yang perlu diselidiki Polri untuk melakukan penyelidikan. IPW sangat mendukung."
Sugeng juga mengungkapkan, IPW memiliki data aliran dana Konsorsium 303 kepada sejumlah nama anggota Polri.
"Ada di dalam aliran yang sangat rumit," jelasnya.
"Ini semua benang merahnya ada, bukan mengada-ada."
IPW, kata Sugeng, mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membersihkan institusi Polri.
Ia mengatakan, IPW menemukan nama-nama yang sama yang ada dalam data aliran keuangan dan para anggota polisi yang dipecat atau dijatuhi sanksi PTDH dalam sidang kode etik, serta nama-nama di Satuan Tugas Khusus (Satgasus).
"Ini tidak kebetulan. Penyidikan akan bisa menjelaskan itu," ujar Sugeng.
"Ini yang perlu diselidiki Polri untuk melakukan penyelidikan. IPW sangat mendukung."
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, berdasarkan penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), IPW mengungkapkan besaran transaksi judi online di Indonesia mencapai angka fantastis yakni sebesar Rp155 triliun.
Ketua IPW Sugeng mendesak tim khusus (Timsus) Polri menelusuri kaitan antara dana judi online itu dan Konsorsium 303.
Menurut Sugeng, tidak ada alasan bagi Timsus Polri atau Bareskrim untuk tidak memproses hukum judi online kelompok Konsorsium 303 dan kaitannya dengan transaksi sebesar Rp155 triliun yang ditemukan PPATK.
"Bongkar Konsorsium 303 dalam kaitannya dengan temuan uang Rp155 triliun oleh PPATK dari judi online," kata Sugeng dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/9/2022).
Di tengah upaya bersih-bersih di lingkup internal, Sugeng meminta Polri membongkar secara terang benderang soal aliran dana dari judi online ke sejumlah anggota Polri.
Ia pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan dengan memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk serius memproses hukum temuan dana triliunan rupiah itu.
"IPW mengimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk serius memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memproses hukum temuan aliran dana Rp155 triliun dari judi online," ucap Sugeng.
(*)
Berita sudah tayang di kompas.tv