Pembunuhan Sekeluarga
SOSOK yang Mengungkap Pembunuhan 5 Sekeluarga karena Harta Warisan, Ternyata Kejadian Sudah Setahun
Satu keluarga menjadi korban pembunuhan. Satu jenazah dikubur di kebun singkong. Sedangkan empat jenazah dicor di septic tank.
TRIBUN-MEDAN.COM - Satu keluarga menjadi korban pembunuhan.
Satu jenazah dikubur di kebun singkong. Sedangkan empat jenazah dicor di septic tank.
Kondisi jasad sudah tinggal tengkorak dan tulang belulang.
Tim inafis Polda Lampung dan Polres Way Kanan berhasil mengevakuasi semua jasad, Kamis (6/10/2022).
Kejadian di Desa Marga Jaya, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Kepala Satreskrim Polres Way Kanan, AKP Andre Try Putra mengatakan, keempat jasad korban pembunuhan itu adalah Zainudin (60), Siti Romlah (45), Wawan (40), dan Zahra (5), warga Desa Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin.
Sementara satu korban lain, Juwanda (26) juga dievakuasi dari lokasi berbeda yang dikubur di perkebunan singkong desa setempat.
Namun, kondisi jasad-jasad ini tidak bisa diidentifikasi dengan kasat mata lantaran sudah menjadi tulang belulang.
"Kondisi para korban hanya tersisa tulang dan tengkorak, tetapi pakaian masih lengkap," kata Andre dihubungi dari Bandar Lampung, Kamis malam.
Hal ini karena para korban dikabarkan sudah hilang sejak Oktober 2021 lalu dibunuh oleh keluarga korban sendiri, yaitu Erwin alias E (38) dan Wahyu alias DW (17).
Jasad-jasad tersebut dibawa ke RS Bhayangkara Polda Lampung di Kota Bandar Lampung untuk diotopsi.

Ditemukan kapak dan pipa besi panjang
Tidak hanya itu, dari hasil penggalian septic tank tersebut ditemukan juga barang bukti berupa kapak dan pipa besi panjang yang digunakan untuk membunuh para korban.
"Kapak ditemukan di dalam septic tank," kata Andre.
Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna mengatakan, dua terduga pembunuh itu anak dan cucu korban.
"Kedua pelaku ini adalah anak dan cucu korban Zainudin," kata Teddy , Kamis (6/10/2022).
Berdasarkan pemeriksaan sementara, pembunuhan itu berlatar belakang perebutan harta warisan milik Zainudin.
Menurut Teddy, pembunuhan itu dilakukan saat keluarga korban sedang tidur.
"Kedua pelaku sudah kita tahan di Mapolres Way Kanan dan sedang pendalaman kasus," kata Teddy.

Sosok yang Menungkap Kasus
Keterangan sementara dari Kepala Desa Marga Jaya M.Yani mengatakan, dirinya sempat heran karena pada bulan Oktober 2021, ia tidak melihat korban Z di masjid tempat biasa ia melakukan salat.
M Yani juga sempat bertanya kepada jemaah yang lain. “Sekira bulan oktober tahun 2021 saya merasa heran karena ada jemaah masjid yang tidak biasanya tidak datang kemasjid untuk sholat yaitu saudara Zainudin, lalu saya bertanya kepada jamaah masjid yang lain," ujar M. Yani kepada wartawan, Kamis (6/10/2022).
Setelah itu, kata M.Yani, ada masyarakat yang kemudian mendatangi rumah saudara Zainudin. Di sana bertemu dengan Erwin.
"Erwin mengatakan kalau bapak dan ibunya pergi ke gunung,” tuturnya.
Satu bulan kemudian, kecurigaan M.Yani muncul ketika Erwin mulai menjual beberapa harta milik keluarganya.
“Selang 1 bulan kemudian saya dan masyarakat menaruh kecurigaan dengan Erwin yang sudah mulai menjual tanah milik bapaknya di kampung Marga Jaya,"ujar Yani.
Yani juga sempat bertanya kepada Erwin, kenapa menjual tanah bapaknya? Erwin menjawab bahwa dia disuruh bapaknya menjual tanah tersebut untuk bayar hutang.
Lalu, sekitar 2 bulan kemudian, kata M. Yani, sikap Erwin semakin aneh karena berani menjual lagi tanah yang lain milik bapaknya.
Setelah itu, Juwanda yang merupakan saudara tiri dari Erwin, pulang dari merantau dan menanyakan keberadaan ibu dan ayahnya. Lalu Erwin menunjukkan tempat (gunung) yang disebutkan mengenai keberadaan orang tuanya.
“Pada akhir tahun 2021, Juwanda pulang dari merantau dan saat di rumah menanyakan ke mana ibu dan bapaknya. Lalu,Erwin menjawab pergi ke gunung"cerita M Yani.
Kemudian, Juwanda dan Erwin pergi ke gunung untuk memastikan keberadaan ibu dan bapaknya. Namun, mereka pulang tanpa mengetahui keberadaan ibu dan bapaknya.
"Mulai dari situ Erwin dan Juwanda bertengkar terus, dan pernah juga didamaikan Sekdes Marga Jaya,”ungkapnya kepada awak media.
Lebih lanjut, Kepdes M Yani menuturkan, puncaknya pada bulan Februari terjadi keributan antara Erwin dan Juwanda di Pasar Kampung Marga Jaya dan disaksikan oleh masyarakat setempat.
Kemudian sejak malam itu Juwanda sudah dikabarkan hilang. Tidak pernah muncul lagi.
Akhirnya ada bulan Oktober 2022 didapat pengakuan dari salah satu sahabat Erwin yang berinisial W.
W (Wahyu) mengatakan kalau Juwanda bukan hilang tapi dibunuh. Bahkan W diduga ikut membantu pembunuhan tersebut.
W pun menunjukkan lokasi mayat Juwanda dikubur di kebun singkong.
Dari pengakuan W tersebu, anggota Polsek Negara Batin pun melakukan pengejaran terhadap Erwin yang sudah kabur terlebih dahulu.
Erwin pun akhirnya dapat diamankan di daerah Lampung Selatan.
Dari pengakuan Erwin, kalau dia sudah melakukan pembunuhan terhadap 4 orang yang lain dalam satu peristiwa tersebut.
Erwin mengaku telah membunuh Zainudin, Siti Romlah, Wawan, Juwanda, dan satu orang anak perempuan berumur 5 tahun.
Erwin mengatakan, 4 jasad dimasukkan ke dalam septic tank, lalu dicor. Sementara jasad Juwanda dikubur di kebun singkong.
Berdasarkan keterangan Erwin tersebut, polisi bersama aparat Kampung mengecek lokasi septic tank di belakang rumah keluarga Erwin.
Setelah septic tank berhasil dibongkar, ditemukan bagian tubuh korban yang sudah menjadi tulang belulang.
Tim Inafis dari Polda Lampung pun langsung turun ke lokasi untuk mengevakuasi dan mengidentifikasi jenazah.
(*/Tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi Jasad Satu Keluarga di "Septic Tank" Tinggal Tulang Belulang dan Tengkorak, Ditemukan Kapak dan Pipa Besi"