Panglima TNI
Tanggapan Pengamat dan Jenderal Andika Soal Pergantian Panglima TNI yang Mendadak Ditunjuk Jokowi
Andika Perkasa mengatakan, Presiden Jokowi selama ini tidak pernah membicarakan pergantian panglima TNI dari jauh-jauh hari.
TRIBUN-MEDAN.COM - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai hal wajar apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara mendadak terkait calon Panglima TNI berikutnya.
Fahmi mengatakan, hal tersebut merespons pernyataan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang menyebut sebagaimana pengalamannya presiden selalu mendadak mengumumkan calon Panglima TNI.
“Jika dilihat dari perspektif hak prerogatif Presiden, penentuan calon yang terkesan mendadak itu ya wajar saja, karena penentuan calon yang akan diusulkan ke DPR sepenuhnya berada di tangan Presiden,” ujar Fahmi kepada Kompas.com, Jumat (7/10/2022).
Namun, Fahmi memaknai hal mendadak yang dimaksud Andika bukanlah sesuatu yang sifatnya spontan, dan tidak atas pertimbangan yang matang atau sesaat.
Baca juga: Momen KSAL Yudo Gugup Saat Panglima Berlutut di Depannya, Harus Ikut Menunduk Untuk Sematkan Baret!
Menurutnya, mendadak yang disampaikan Andika itu dapat dimaknai sebagai bentuk kehati-hatian Presiden dengan mendengar banyak masukan dan pertimbangan.
Walaupun begitu, Fahmi menggarisbawahi bahwa proses penentuan calon Panglima TNI tetap tidak terbuka.
Ia mengatakan, selama ini tidak ada aturan yang mengharuskan bahwa proses pengusulan nama oleh Presiden dilakukan melalui mekanisme dan tahapan yang terbuka berdasarkan kriteria-kriteria yang jelas.
“Positifnya, pendadakan dan mekanisme tertutup itu sebenarnya bisa meminimalkan intervensi, kegaduhan, dan menegaskan bahwa pengusulan nama merupakan hak prerogatif dan menjadi tanggung jawab Presiden sepenuhnya,” ujarnya.
Baca juga: RESPON KSAL Yudo Margono Soal Kemungkinan Gantikan Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI
Sebelumnya, Andika Perkasa mengatakan, Presiden Jokowi selama ini tidak pernah membicarakan pergantian panglima TNI dari jauh-jauh hari.
"Enggak, sejauh pengalaman saya, Presiden itu enggak pernah jauh-jauh hari ngomong, enggak pernah, beliau pasti mendadak," kata Andika di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Seperti diketahui, Andika akan pensiun dari jabatan Panglima TNI pada Desember 2022 mendatang. Oleh karenana, Jokowi perlu memutuskan pengganti dalam waktu kurang dari tiga bulan lagi.

Baca juga: Perintah Tegas KSAL Laksamana Yudo ke Pangkoarmada RI:Jangan Ada Negara Berani Usik Kedaulatan Laut!
Bursa Panglima TNI, Pengamat Sebut Sebaiknya Jokowi Pilih dari Matra AL
Memang hingga saat ini, sosok yang bakal menggantikan Jenderal Andika Perkasa untuk menduduki jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) sampai saat ini masih belum diketahui. Akan tetapi, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono digadang-gadang bakal menjadi kandidat kuat pengganti Andika yang masa jabatannya akan selesai pada akhir tahun ini.
Diketahui, masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan berakhir pada Desember 2022.
Dia juga akan memasuki usia pensiun pada 21 Desember 2022, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-58.
Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun paling tinggi 58 tahun bagi perwira dan 53 tahun bagi bintara dan tamtama.
Baca juga: LAKSAMANA YUDO Pimpin Pertemuan KSAL Se-Asia Tenggara, Bahas Rencana Latihan Angkatan Laut Bersama
Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, berpendapat calon panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa seharusnya berasal dari TNI AL.
Selain itu, tradisi rotasi kepemimpinan di tubuh TNI yang bergantian dari ketiga matra juga harus terus dijaga.
Connie mengatakan, jika pengganti Andika berasal dari TNI AL maka sama saja membantu mewujudkan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
“Kalau sekarang kita tarik kepada janji Presiden Jokowi di 2014 bahwa kita akan menjadi poros maritim dunia, itu kan artinya kita menjadi poros dirgantara dunia, kita menjadi poros permukaan dunia. Artinya harus mewujudkan bahwa panglima TNI kali ini harus dari angkatan laut,” kata Connie seperti dikutip dari program Kompas Petang di KOMPAS TV, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: MOMEN KEMESRAAN JENDERAL ANDIKA dengan KSAL Yudo Jadi Sorotan Jelang Pergantian Panglima TNI
Connie mengatakan, angkatan laut bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengukur kekuatan militer sebuah negara. Di sisi lain, Presiden Jokowi berjanji mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Kenapa dari angkatan laut, yaitu dari Laksamana Yudo Margono. Kalau kita bicara soal pertahanan, apalagi untuk mewujudkan poros negara maritim, pakailah dasarnya itu angkatan laut, dasar menghitung angkatan itu dari angkatan laut,” papar Connie.
“Dengan angkatan laut itu kita bisa tahu kapan kita bisa mencapai brown water navy atau wilayah kedaulatan, kapan kita harus mencapai green water navy atau wilayah kawasan, dan kapan kita mencapai blue water navy di wilayah samudra.”
Lebih lanjut, Connie sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi sebelumnya bahwa situasi geopolitik terus berubah.
Baca juga: KSAL Laksamana Yudo Margono Tegas Jawab Siap Bila Presiden Jokowi Tunjuk Sebagai Panglima TNI!
Konflik antara Rusia dan Ukraina juga belum mereda. Dia khawatir dengan posisi Indonesia apabila terjadi perang di Taiwan. Inilah yang menurutnya yang akan menjadi tantangan panglima TNI ke depan.
“Saya perlu mengingatkan bahwa perang Rusia-Ukraina ini belum selesai, apalagi jika perang tersebut berpindah ke Taiwan atau Laut China Selatan. Ini yang mesti kita sadari dulu,” tegas Connie.
Maka dari itu, kata Connie, dengan potensi gangguan keamanan kawasan dan pertahanan ke depan maka panglima TNI selanjutnya akan menghadapi banyak persoalan dan membutuhkan kepiawaian dari seorang perwira tinggi angkatan laut.
Baca juga: KSAL Laksamana Yudo Warning Soal Bahaya Serangan Siber dalam Perencanaan Operasi Perang TNI AL!
(*/Tribun-medan.com/kompas.com)