Banjir Langkat

Seminggu Jadi Korban Banjir, Warga Desa Cempa Mulai Terserang Penyakit, Harap Perhatian Pemerintah

Seminggu jadi korban banjir, warga Dusun V, Desa Cempa, Kecamatan Hinai, Langkat, hingga saat ini belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Sudah Seminggu rumah terendam banjir, warga Dusun V, Desa Cempa, Kecamatan Hinai, Kebupaten Langkat, Sumatera Utara, hingga saat ini belum pernah menerima bantuan dari pemerintah setempat. 

Hal ini diungkapkan oleh seorang warga Ersubalinoto (50) saat ditemui wartawan Tribun Medan

"Banjirnya sudah ada sebulan lebih, cuma yang parah ini sudah ada satu Minggu. Belum ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah setempat," ujar Ersubalinoto, Senin (7/11/2022). 

Baca juga: Banjir di Langkat Semakin Meluas, Kini Rendam Lima Kecamatan, Berikut Penjelasan Kalaska BPBD

Parahnya, tempat tinggal pria berusia 50 tahun ini, tepat berada di samping Kantor Desa Cempa.

Namun saat ditemui wartawan, kepala desa tak berada di tempat. 

Disinggung soal gejala penyakit akibat dampak banjir, Ersubalinoto mengatakan, beberapa anggota keluarganya sudah yang mengalami gatal-gatal. 

"Kalau yang mulai mengalami sakit sudah ada, seperti gatal-gatal," ujar Ersubalinoto.

"Dampak banjir yang pasti tidak bisa beraktifitas keluar rumah, seperti mau beternak, pergi ke ladang," sambungnya. 

Ersubalinoto juga mengatakan, banjir ini karena luapan sungai, apalagi curah hujan tinggi. 

"Saya masih bertahan di rumah. Harapan saya kepada pemerintah, mohon bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir ini. Bahan pangan lah salahsatunya, kalau obat-obatan dari puskesmas sudah ada," ujar Ersubalinoto.

Diberitakan sebelumnya, Banjir yang menggenangi ribuan rumah di sejumlah wilayah di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kian meluas. 

Ada sebanyak lima kecamatan yang terkena dampak banjir akibat luapan air sungai serta tingginya curah hujan. 

Adapun kelima kecamatan tersebut ialah, Kecamatan Besitang, Kecamatan Tanjung Pura, Kecamatan Hinai, Kecamatan Sei Lepan, dan Kecamatan Babalan. 

"Desa Halaban, Kecamatan Besitang, masih melaksanakan kegiatan pembukaan dapur umum dan pendistribusian makanan dan pelayanan kesehatan bagi pelintas jalan Langkat - Aceh yang macet akibat banjir di Aceh Tamiang," ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalaska) BPBD Langkat, Irwan Sahri, Senin (7/11/2022). 

Sedangkan itu, Kecamatan Tanjung Pura, yang terdampak banjir sebanyak 838 Kepala Keluarga (KK), dengan ketinggian air 30-50 sentimeter. 

"Ada Beberapa warga ada yang mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga. Warga masih dapat beraktivitas terbatas di Kecamatan Tanjung Pura," ujar Irwan. 

Kemudian Kecamatan Hinai, yang terdampak banjir sebanyak 429 KK. Tinggi air antara 30-100 sentimeter. Beberapa warga juga banyak mengungsi, dan masih dapat beraktivitas terbatas.

"Kecamatan Sei Lepan, Kelurahan Harapan Jaya sebanyak 70 KK dengan ketinggia air 30-80 cm. Dan terakhir, Kecamatan Babalan sebanyak 167 KK, dengan ketinggian air antara 30-70 cm. Masyarakat masih dapat beraktivitas seperti biasa," ujar Irwan. 

Baca juga: Ribuan Rumah di Langkat Terendam Banjir, Dampak Hujan dan Sungai Meluap

Lanjut Irwan, hujan saat ini masih terjadi yang mengakibatkan debit air sungai meningkat sehingga air masih masuk ke pemukiman warga.

Sementara untuk Kecamatan Tanjung Pura disebabkan air mengalir perlahan ke saluran pembuangan, sehingga air masih menggenangi pemukiman warga.

"Debit air sungai Batang Serangan saat ini juga masih tinggi," tutup Irwan. 

Saat ini BPBD Langkat melaksanakan penyedotan air di Kecamatan Tanjung Pura dan dibackup oleh BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Kota Medan.

Dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan melalui puskesmas kecamatan untuk pelayanan kesehatan di pos pengungsian.

(cr23/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved