Pencabulan

Guru Olahraga yang Lecehkan Siswi Minta Maaf dan Mohon agar Tak Dilaporkan ke Polisi

Maurits Sinaga, oknum guru yang dilaporkan 9 muridnya karena tudingan pelecehan seksual memohon maaf atas perbuatannya.

TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Maurits Sinaga, oknum guru yang dilaporkan 9 muridnya karena tudingan pelecehan seksual memohon maaf atas perbuatannya.

Pernyataan itu disampaikannya saat mediasi yang dilakukan bersama siswi, kepala sekolah dan orang tua murid.

Meski sempat berkelit dengan berbagai alasan, Maurits akhirnya mengakui perbuatannya.

Dia mengaku khilaf telah melakukan pelecehan terhadap siswinya. Dengan wajah memelas dia bermohon agar para siswi dan orang tua tidak melaporkannya ke Polres Sergai.

Baca juga: Link Nonton Drakor My Roommate is A Gumiho Full Episode, Kisah Cinta Manusia dan Rubah Ekor Sembilan

"Saya salah, saya minta dengan hormat kepada kalian semua bantulah saya. Kalau kalian bilang sudah melaporkan sampai ke polisi, saya minta bantu, mintak tolong kali sama kalian kalau ada ucapan saya secara pribadi melukai hati, saya akui saya khilaf bantulah," kata Maurits saat mediasi.

"Saya siap meminta maaf di depan orang banyak untuk memulihkan nama baik, kepada siswa dan alumni saya meminta maaf. Memang iya saya ada bilang begitu," kata Maurits.

Mendengar pernyataan Maurits, para siswi mengaku telah memaafkan gurunya tersebut. Meski begitu, mereka tidak akan mencabut laporan yang sudah mereka buat ke Polres Sergai.

Mendengar pernyataan tersebut, Maurits terkulai lemas. Dia terlihat memegangi kepalanya sambil terus memohon kepada korban.

"Saya akan membantu kalian, saya akan ingat selalu dengan kalian. Saya minta maaf dan saya tidak ada bermaksud seperti itu. Saya minta bantuan kepada kalian semua," katanya.

Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan Maurits sebelumnya dilaporkan 9 siswi salah satu SMK Negeri yang ada di Kecamatan Sei Rampah.

Baca juga: Guru PNS Setubuhi Siswa hingga Hamil, Korban Disuruh Datang ke Rumah dan Diiming-imingi Uang

Para korban mengaku, pelaku mengajaknya masuk ke dalam ruang kelas berdua. Di sana pelaku mengajak berbincang berdua dengan jarak yang sangat dekat.

Pelaku tak sungkan melakukan pelecehan secara verbal dengan bertanya apakah korban sudah punya pacar, bahkan akan melakukan tes perawan. Selain itu, pelaku juga menyuruh korban untuk menjerit atau menangis di hadapannya.

Salah satu siswi bahkan mengaku Maurits bertanya apakah dirinya bisa untuk dibawa kencan. Pertanyaan itu disampaikan pelaku melalui siswa lainnya.

Kepala sekolah tempat pelaku mengajar, Edy Prasetyo mengatakan Maurits sudah 6 tahun mengajar di sekolah tersebut. Bahkan, Maurits sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala sekolah.

"Sudah hampir 6 tahun ngajar di sini mengajar olaraga. Dulu sempat juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun sekarang sudah tidak lagi," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved