KTT G20 Bali
POTRET Dua Srikandi Mendampingi Presiden Jokowi dalam Kepemimpinan KTT G20 Bali yang Berakhir Sukses
Didampingi dua Srikandi, Menlu Retno dan Menkeu Sri Mulyani, Presiden Jokowi mengetuk palu selama lima kali dengan menyatakan Presidensi G20 Bali
“Selamat kepada Indonesia, semoga sukses untuk India (pemegang presidensi G20 tahun 2023),” ujar Erdogan.
Pada Rabu (16/11/2022), Presiden Jokowi menyerahkan tampuk kepemimpinan Presidensi G20 kepada PM India Narendra Modi di pengujung sesi pertemuan ketiga KTT G20 yang digelar di The Apurva Kempinski, Bali. “Akhirnya secara resmi saya menyerahterimakan tampuk kepemimpinan G20 ke India,” ujar Presiden Jokowi.

PM Inggris Puji Indonesia
Sama halnya dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengutarakan apresiasi terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhasil menggelar KTT G20 di Nusa Dua, Bali, dengan sukses.
Dalam konferensi persnya usai KTT G20 ditutup, Sunak menuturkan Jokowi berhasil menggelar pertemuan dengan hasil yang memuaskan di saat situasi global penuh tantangan, salah satunya dampak invasi Rusia ke Ukraina.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Presiden RI Jokowi karena telah memimpin pertemuan G20 di saat situasi penuh tantangan seperti saat ini," kata Sunak kepada wartawan di Nusa Dua, Rabu (16/11).
Sunak mengapresiasi bahwa KTT G20 saat ini pun mampu menghasilkan deklarasi bersama yang salah satunya berisikan kecaman terhadap agresi Rusia ke Ukraina.
Menurutnya, sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung, mayoritas negara di dunia terkena dampaknya yakni krisis energi hingga ancaman terhadap pasokan pangan yang membuat kenaikan harga serta inflasi terjadi di mana-mana.
"Semua ini diperburuk dengan tindakan-tindakan yang dilakukan seorang pria yang tidak mau hadir di KTT ini, Vladimir Putin," ucap Sunak.
"Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak merasakan dampak dari (invasi) Putin yang merusak pasar pangan global dan mengancam pasokan gandum Ukraina."
Namun, Sunak mengatakan seluruh pemimpin negara G20, termasuk perwakilan Rusia, berhasil mengadopsi G20 Bali Leaders Declaration.
Di poin ketiga deklarasi itu, G20 menyatakan bahwa mereka menegaskan kembali posisi negara masing-masing seperti yang disampaikan di forum-forum sebelumnya.
"Kami menegaskan kembali posisi negara kami yang disampaikan dalam forum lain, termasuk di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang di mana dalam Resolusi No. ES-11/1 tertanggal 2 Maret 200, yang diadopsi oleh mayoritas (141 setuju, 5 menolak, 25 abstain, dan 12 absen) menyatakan pernyataan kuat mengenai agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina dan mendesak penarikan sepenuhnya dan tanpa syarat mereka dari wilayah Ukraina," demikian isi poin ketiga itu.
Dalam pemungutan suara resolusi PBB yang disinggung dalam deklarasi itu, 5 negara memang menolak mengecam dan mendesak Rusia untuk angkat kaki dari Ukraina.
Salah satu dari kelima negara itu adalah Rusia. Selain itu, 25 negara juga abstain, termasuk 2 di antaranya merupakan anggota G20, yaitu China dan India.
Melalui deklarasi ini, G20 hanya menyatakan bahwa negara anggota menegaskan kembali posisi mereka. Dengan demikian, Rusia menolak mengecam, sementara China dan India juga tak mau ikut campur.
Negara G20 juga mengatakan sebagian besar anggota "mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global."
"Tahun ini kita menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global.. menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan hingga risiko stabilitas keuangan," bunyi deklarasi itu lagi.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 berhasil mengesahkan pernyataan para pemimpin atau Leaders’ Declaration.
Berdasarkan dokumen deklarasi di Nusa Dua, Bali pada Rabu, beberapa kepala negara G20 menyepakati antara lain perlunya menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral, menangani krisis ekonomi termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional, mengupayakan ketahanan pangan dan energi, serta mengadopsi teknologi digital untuk mendorong inovasi.
Selain itu, para pemimpin G20 juga menyerukan komitmen bersama untuk mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mengatasi perubahan iklim, dan memperkuat sektor kesehatan.
Terakhir, para pemimpin menyambut baik upaya Indonesia sebagai presiden G20 tahun ini untuk menyusun berbagai isu prioritas dan kerja sama internasional yang terkoordinasi dari negara anggota, negara undangan, serta organisasi regional dan internasional.
Presiden Joko Widodo dalam pembukaan KTT G20 di Bali menegaskan segala pembahasan dalam pertemuan puncak tersebut tidak boleh gagal menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.
“Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal,” tegas Jokowi di hadapan para pemimpin dan delegasi negara-negara G20.
Jokowi menekankan sebagai presiden G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan sangat lebar.
Namun, kata dia, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika semua pemimpin dan delegasi, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.
Di bawah tema besar presidensi G20 Indonesia, yaitu “Recover Together, Recover Stronger”, Bali Leaders’ Declaration 2022 memuat 52 poin pernyataan serta berbagai komunike dan dokumen hasil pembahasan seluruh engagement groups G20.
(*/Tribun-medan.com/Kompas.com)