KTT G20 Bali
Rara Si Pawang Hujan Dapat Panggung di KTT G20, Padahal Sosok Ini yang Kerja Keras Modifikasi Cuaca
Saat itu Luhut sedang mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Gala Dinner Kepala Negara anggota KTT G20 di GWK dan hujan lebat mendadak turun
Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan ungkap sosok pahlawan modifikasi cuaca dibalik suksesnya pergelaran KTT G20 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang mana bukanlah Rara Si Pawang Hujan.
Seperti yang diketahui Rara adalah sosok pawang hujan di Sirkuit MotoGP Mandalika pada Maret 2022 lalu, namun di pergelaran KTT G20 bukanlah Rara yang disebutkan Luhut sebagai otak dibalik modifikasi cuaca pada Selasa (15/11/22)
Melalui sebuah unggahan di akun facebook miliknya pada Jumat (25/11/22), Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan kilas balik Teknik Modifikasi Cuaca untuk "outdoor event" KTT G20 2022 di Bali.
"Bagaimana jika hujan deras seperti ini malah turun di area GWK Cultural Park tanggal 15 November malam ketika acara berlangsung?" tulis Luhut mengacu pada kekhawatirannya.
Saat itu Luhut sedang mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Gala Dinner Kepala Negara anggota KTT G20 di GWK dan hujan lebat mendadak turun.
Baca juga: Tabiat Rara Pawang Hujan, Bangganya Umbar Gaji 900 Juta, Ungkap Sumbernya
Sembari mendengarkan paparan dari koordinator acara Gala Dinner G20 Wishnutama Kusubandio, presiden tampak termenung memikirkan hal yang sama dengannya.
Berangkat dari hal itu Luhut langsung bergergegas mengadakan rapat bersama tim khusus yang terdiri dari BMKG, BRIN, TNI AU, Kementerian PUPR dan Dr. Tri Handoko Seto, Pakar Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Dalam rapat itu mereka memastikan agar tak turun hujan pada tanggal 15 November di GWK dan outdoor area The Apurva Kempinski.
Usaha tim TMC yang dipimpin Dr. seto berbuah manis, hal itu terbukti saat Gala Dinner KTT G20 cuaca begitu cerah.
"Atas kerja hebat beliau dan seluruh tim TMC, saya hari ini bertemu menyampaikan rasa terima kasih dan mendengar cerita perjalanan beliau melakukan perburuan awan di langit Bali," kata Luhut.

Luhut mengatakan bahwa Dr. Seto sebelumnya sempat mendapati hujan turun di sekitar Bali di siang harinya.
Namun meskipun demikian, TMC berhasil membuktikan teknologi dan sains terhadap cuaca.
Berangkat dari hal itu, Luhut pun berpikir untuk terus memanfaatkan TMC.
Menanggapi hal itu Dr. Seto mengatakan hal itu bisa saja dilakukan asal adanya kesepatakatan mulai dari anggaran hingga regulasi mengenai pesawat yang digunakan tak boleh terbang di malam hari dan lain-lain.
Luhut pun menyadari bahwa anggaran terhadap TMC ini mendapat porsi yang paling kecil padahal kerja yang dilakukan tak main-main.