KTT G20 Bali
Rara Si Pawang Hujan Dapat Panggung di KTT G20, Padahal Sosok Ini yang Kerja Keras Modifikasi Cuaca
Saat itu Luhut sedang mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Gala Dinner Kepala Negara anggota KTT G20 di GWK dan hujan lebat mendadak turun
Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Ayu Prasandi
“Kalau melihat mata anggaran di beberapa event pemerintah, memang TMC mendapat porsi anggaran yang paling kecil, padahal ini sangat penting,” kata Luhut mengacu pada 4 pesawat TNI AU yang ditugaskan dengan suplai data dari BMKG terkait titik mana saja yang berpotensi hujan.
Baca juga: WOW! Rara Pawang Hujan Pamer Gaji Rp 900 Juta, Warganet Mendadak Pengin Jadi Murid
Belum lagi dibutuhkan data, kecermatan serta perhitungan yang matang untuk mengetahui ketebalan awan dan jumlah garam yang ditaburkan agar hujan tak menyebar.
Untuk menyukseskan pergelaran KTT G20 2022, terhitung ada 11 penerbangan yang membawa 29 ton garam untuk bisa memodifikasi cuaca.
Pertemuannya dengan Dr. Seto membuat Luhut banyak belajar tentang cabang sains dan teknologi baru yang belum pernah ia dengar apalagi pelajari sebelumnya.
Ada banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh TMC mulai dari menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, menurunkan hujan buatan untuk mengairi waduk sebelum musim kemarau, mengantisipasi kekeringan hingga untuk irigasi pertanian.
"Sebagai manusia, tugas kita hanya bekerja, hasilnya bukanlah kuasa kita. Semoga ke depan bangsa Indonesia bisa semakin menguasai teknologi ini," pungkas Luhut.
(cr32/tribun-medan.com)