Memilih Damai
Anies, Ganjar dan Prabowo Konsisten Pimpin Survei Elektabilitas, Peneliti Kompas Beber Analisanya
Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan memang menjadi tiga nama yang menguasai 60 persen lebih total suara responden.
TRIBUN-MEDAN.com - Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu memberikan analisa terhadap hasil sejumlah survei kepemimpinan nasional di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan saat Talkshow Series Memilih Damai dengan tema 'Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa'.
"Terkait dengan hasil survei kepemimpinan nasional, masih didominasi dengan nama-nama yang selama ini juga beredar di lembaga survei yang lain ya," ujar Yohan dalam pemaparannya seperti disadur dari Warta Kota.
Yohan menyebutkan nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan memang menjadi tiga nama yang menguasai 60 persen lebih total suara responden.
Artinya di bawah tiga nama tersebut, memang banyak nama-nama yang bermunculan, tapi selisihnya cukup jauh dengan tiga nama teratas tadi.
"Apabila melihat dengan saksama, ada satu historis yang mempelajari mengupas dari mana sih rekrutmen jalur kepemimpinan Indonesia," ucap Yohan.
Baca juga: 3 Alasan Rakyat dalam Memilih Capres di Pemilu 2024 Berdasarkan Survei Litbang Kompas
Lebih lanjut Yohan menjelaskan, apabila ditelusuri saat dimulai periode kematangannya tahun 1940 sampai 1960, di sana muncul Bung Karno dan Bung Hatta.
Menurut Yohan, mereka adalah generasi-generasi yang dibangun dari rekrutmen berdasarkan pendidikan.
"Jadi kalau dulu elit politik itu tidak sekadar bangsawan dan keturunan, tapi aspek pendidikan itu menjadi elit baru," jelas Yohan.
Jadi memang kata Yohan, hadirnya Soekarno Hatta yang membuat kemudian banyak tokoh-tokoh bermunculan berbasis intelektual akademis.
Kemudian sekitar tahun 1960 ke atas, periode kematangannya ketika perjuangannya sudah memasuki perjuangan fisik.
Yohan menjelaskan bahwa militer menjadi rekrutmen kepemimpinan Indonesia.
"Di era orde baru mungkin belum mengalami. Saya yang generasi X mengalami di era orde baru, kepemimpinan itu memang bersumber dari militer," kata Yohan.
Lantas, ia menceritakan dengan sosok Soeharto, hampir sekali kepala daerah jarang yang tidak dari militer.
"Bahkan saudara saya yang Akabri dulu, cita-cita masuk Akabri itu ya ingin jadi kepala daerah, sampai sejauh itu," pungkas Yohan.
