Viral Medsos
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon Kembali Dilaporkan ke MKD Terkait Pernyataannya Ini. .
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon kembali dilaporkan ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
TRIBUN-MEDAN.COM - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon kembali dilaporkan ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Sebelumnya Effendi Simbolon dilaporkan oleh Generasi Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan (GMPPK) pada Selasa (13/9/2022) lalu buntut pertanyaan Effendi yang menyebut TNI sebagai gerombolan dan menyinggung ketegangan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Kini, Effendi Simbolon kembali dilaporkan ke MKD terkait pernyataannya mengenai adanya rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merotasi jabatan KASAL, KASAU, KASAD.
Bahkan, Effendi menyebutkan bahwa Komandan Jenderal Kopassus hingga Panglima Kostrad juga bakal kena rotasi.
"Seluruh tiga kepala staf (TNI), seluruh danjen-danjen, Danjen Kopassus, Pangkostrad, semua itu dirotasi," ujarnya.
Pernyataan Effendi Simbolon ini pun kembali mengundang polemik.
Koordinator Ikatan Rakyat Aktivis Reformasi (IKRAR) ,Yaser Halim, pun mengajukan pengaduan kepada Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DP RI tentang Dugaan Pelanggaran Kode Etik DPR.
“Kami telah melaporkan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Anggota DPR Effendi Simbolon ke Mahkamah Kehormatan Dewan,” ujar Yaser dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (12/12/2022).
"Kalau menurut saya pernyataannya ini mengintervensi kewenangan Presiden, memecah belah atau membenturkan antara Presiden dengan Panglima TNI dan Kepala Staf serta Pangkostrad dan Danjen Kopassus oleh Effendi Simbolon selaku Anggota DPR-RI, pada Sabtu 3 Desember 2022 yang disampaikan kepada media nasional," ujarnya.
Menurut Yaser, sebagai pertimbangan yang dapat dijadikan dasar Pengaduannya ke MKD ini, seperti pelanggaran kode etik Bab II bagian ke-1, kepentingan umum Pasal 2 ayat 1.
"Jadi anggota dalam setiap tindakannya harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan golongan," jelasnya.
Baca juga: Suara Tegas KSAD Dudung Tanggapi Effendi Simbolon Soal Rotasi 3 Kepala Staf TNI: Apa Hubungan Dia?
Pernyataan Effendi Simbolon, lanjut Yaser, cenderung tendensi pribadi karena dilatarbelakangi pernyataan sebelumnya yang menyatakan “TNI seperti Gerombolan” dan perselisihan dengan Kepala Staf Angkatan Darat.
"Padahal saudara Effendi Simbolon sudah diproses sidang pelanggaran kode etik oleh MKD dan sudah meminta maaf," tuturnya.
"Sebelumnya, proses penanganan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan MKD–DPR RI mengenai pernyataan Effendi Simbolon hanya menghasilkan permintaan maaf dan tidak ada pemberian sanksi kepada yang bersangkutan."
Sementara, menurut Arqam Azikin, Pakar Politik dan Hankam Unismuh Makassar, bahwa pernyataan dan narasi yang dibangun oleh Effendi Simbolon (ES) sangat tidak tepat, serta dapat menimbulkan kegaduhan dan bisa merusak tatanan Institusi TNI.
Ia menegaskan, ES merupakan representasi anggota parlemen yang seharusnya dapat menjaga sikap, perilaku, perbuatan serta menghindari mengeluarkan pernyataan yang dapat memancing kegaduhan apalagi merusak tatanan bangsa.
"Komunikasi publik yang dikembangkan ES ini sudah cenderung spekulatif, dan dapat memantik reaksi prajurit TNI dari berbagai kesatuan, karena ES kembali tendensius menyinggung jabatan Kasal, Kasad, Kasau, Pangkostrad, dan Danjen Kopassus, yang sama sekali sudah bukan ranah kewenangan ES," ujarnya.
Mencermati prilaku "komunikasi spekulatif" yang dilakukan ES tersebut, maka sebaiknya proses evaluasi di Fraksi PDIP dapat dijalankan DPP PDIP terhadap oknum ES.
"Ini untuk menghindari adanya imej elit partai berhadapan dengan institusi dan Prajurit TNI secara terbuka di mata masyarakat,"pungkas Arqam.
Baca juga: KASAD Dudung Minta Prajurit TNI AD Hentikan Amarah: Saya Minta Hentikan, Cukup, Dia Sudah Minta Maaf
Polemik Pertama Telah Minta Maaf
Dalam pemberitaan sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P Effendi Simbolon dilaporkan ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI oleh Generasi Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan (GMPPK) pada Selasa (13/9/2022).
Pelaporan ini merupakan buntut dari pertanyaan Effendi yang menyebut TNI sebagai gerombolan dan menyinggung ketegangan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
"Saya menerima berkas Bapak (Ketua Umum DPP GMPPK). Tanggal surat pengaduan 13 September 2022. Identitas teradu Dr Effendi Muara Sakti Simbolon, nomor anggota A-163 Dapil Jakarta III, Fraksi PDI Perjuangan," kata Wakil Ketua MKD Nazarudin Dek Gam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2022) lalu.
Adapun pokok pengaduan DPP GMPPK adalah Effendi Simbolon melanggar kode etik anggota DPR RI pada sidang rapat kerja dengan Kemenhan dan Panglima TNI Komisi I DPR RI tanggal 5 September 2022.
Dalam rapat tersebut Effendi Simbolon memang sempat menyebut TNI "kayak gerombolan".
Tak hanya itu, dia menyinggung ketidakharmonisan di tubuh TNI. Hal ini diduga telah melanggar Kode Etik Bab II Bagian Kesatu Kepentingan Umum pasal 2 ayat 4 junto Bagian kedua Integritas Pasal 3 ayat 1 dan 4 serta pasal 4 ayat 1 dan pasal 9 ayat 2. "Serta dugaan adanya upaya menggiring opini publik untuk memecah belah antara KASAD dengan Panglima TNI," sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam rapat pada Senin pekan lalu, Effendi berseloroh ketidakharmonisan hubungan Panglima TNI dengan KASAD adalah rahasia umum.
"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022) lalu.
Sedianya, Dudung hadir dalam rapat dengan Komisi I DPR hari ini. Namun, dia diwakili Wakil KSAD Letjen TNI Agus Subiyanto.
Rapat dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Yugo Margono, dan KSAU Fadjar Prasetyo dari unsur pimpinan TNI.
Effendi heran mengapa kedua pimpinan di TNI itu saling mempertahankan egonya masing-masing.
Lantas menyebutkan, tindakan Andika dan Dudung merusak tatanan hubungan di TNI. "Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior di TNI," ucap dia.
Baca juga: Suara Tegas KSAD Dudung Tanggapi Effendi Simbolon Soal Rotasi 3 Kepala Staf TNI: Apa Hubungan Dia?
(*/tribun-medan.com/kompas.com)
Artikel ini sebagian telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Suara Tegas KSAD Dudung Tanggapi Effendi Simbolon Soal Rotasi 3 Kepala Staf TNI: Apa Hubungan Dia?
Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dianggap Cemarkan TNI, Effendi Simbolon Dilaporkan ke MKD DPR RI"