Minyak Kita Langka, Kerek Harga Migor Curah
... sudah satu bulan ini tidak menjual merek Minyak Kita karena sulit pasokan,
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Stok minyak goreng curah kemasan merek Minyak Kita saat ini mengalami kelangkaan di Kota Medan. Hal ini turut mengerek harga minyak goreng curah yang dijual di atas harga HET yakni Rp 16.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang di Pasar Petisah mengaku, sudah satu bulan ini tidak menjual merek Minyak Kita karena sulit pasokan, namun ketersediaan minyak premium disebutnya masih stabil.
Melihat hal ini, Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU Kanwil I Medan bersama Tim TPID Pemprov Sumut yang terdiri dari Biro Perekonomian, Disperindag ESDM, Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura serta Perum Bulog Kanwil Sumut melakukan sidak ke Pasar tradisional Petisah Medan, Senin (30/1/2023).
Sidak dilakukan untuk melakukan pengawasan dan pengecekan harga sejumlah komoditas di pasaran secara langsung kepada para pedagang, khususnya yang saat ini perlu mendapat perhatian khusus, yakni beras dan minyak goreng.
Baca juga: Alfamart Hadirkan Promo JSM Spesial Gajian, Filma Minyak Goreng 2L Rp 34.900
Sidak juga dilakukan untuk mengantisipasi sedini mungkin kesiapan pasokan di Sumut menjelang Ramadhan 2023.
Dari hasil pengecekan harga diketahui bahwa minyak goreng curah kemasan merek Minyak Kita saat ini mengalami kelangkaan, sedangkan harga beras stabil pada harga yang relatif tinggi.
Sementara untuk komoditi lain seperti cabai, telur, daging ayam dan daging sapi terpantau stabil.
Sementara ketersediaan beras relatif aman. Hal ini didukung upaya PD Pasar yang turut menjual beras medium dengan harga sesuai HET yakni Rp 9.950 per kilogram yang dikemas dalam kantong 5 kg.
Meski harga di pedagang pasar masih ditemukan untuk yang eceran, harga beras medium Rp 13.000 dan yang premium 14.000-15.000 per kilogram.
Terkait dengan adanya kelangkaan Minyak Kita di pasar tradisional tersebut, Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas akan melakukan pendalaman lebih lanjut di tingkat distributor dan produsen.
"Kondisi ini dapat disinyalir sebagai indikasi awal terjadinya kartel apabila ditemukan adanya kesengajaan dari pelaku usaha untuk mengurangi produksi atau menahan pasokan, " ujar Ridho, Senin (30/1).
Lebih lanjut, Ridho menjelaskan, perilaku tidak sehat yang mungkin akan muncul dalam kondisi saat ini adalah distributor menjual produk Minyak Kita dengan sistem paket atau bundling.
Ia mengatakan, sejauh ini di Kota Medan belum ditemukan adanya perilaku distributor yang mem-bundling produk Minyak Kita dengan produk lainnya.
“Minyak Kita itu diproduksi oleh produsen-produsen yang juga memproduksi minyak premium. Namun yang kita temui, minyak premiumnya ada, sedangkan Minyak Kita langka. Bisa saja mereka sengaja membatasi produksi Minyak Kita sehingga konsumen beralih ke premium. Tapi jika hambatannya ada di pola distribusi atau angkutan distribusinya, tentunya kami bersama tim TPID akan mengoptimalkan pendistribusiannya” jelasnya.
Sedangkan untuk komoditi beras, Ridho mengungkapkan bahwa KPPU Kanwil I akan menindaklanjuti informasi pasar ini dengan melakukan pengecekan pasokan dan harga di tingkat distributor dan penggilingan beras mengingat pada rantai pasok beras, posisi pelaku usaha tersebut memiliki kekuatan pasar dalam menentukan harga beras.
Isu MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Satgas Pangan ke Pasar di Medan dan PT Palmyra Prima : Aman |
![]() |
---|
TERBONGKAR Modus Sunat MinyaKita tak Sesuai Takaran, 12 Laporan di Sejumlah Daerah, 11 Tersangka |
![]() |
---|
PENAMPAKAN MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Pabrik Karanganyar Bisa Produksi 150.000 Botol Tiap Hari |
![]() |
---|
LAGI, Produsen MinyaKita Palsu Curang Terbongkar, Pabrik di Tangerang Raup Rp 45 Juta Sebulan |
![]() |
---|
Pastikan Tidak Ada Kecurangan, Tim Satgas Pangan Polda Sumut Sidak Minyakita di Pasar Tradisional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.