Berita Sumut

Mantan Anggota DPRD Langkat Tewas Ditembak, Warga Kini Resah dan Ketakutan: Kami Ingin Tenang

Rasa akan cemas dan ketakutan terus menghantui warga pascatewasnya mantan anggota DPRD Langkat bernama Paino. 

|
HO
Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak saat menginterogaso Luhur Sentosa Ginting alias Tosa Ginting, anak dari Seri Ukur Ginting alias Okor Ginting di Polda Sumut 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - "Kami ingin tenang", itulah kalimat yang diucapkan warga Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, saat berjumpa dengan wartawan Tribun Medan di Kecamatan Stabat, Kamis (16/2/2023).

Hal ini diungkapkan oleh Sumaini salah seorang warga Desa Besilam Bukit Lambasa.

Baca juga: Pasca-Penembakan yang Tewaskan Paino, Warga Desa Besilam Harap Polres Langkat Dirikan Pos Polisi

Rasa akan cemas dan ketakutan terus menghantui pikirannya pascatewasnya mantan anggota DPRD Langkat bernama Paino

Ia pun berharap agar kelima pelaku yang di antaranya merupakan otak dari pembunuhan mantan anggota dewan itu, dihukum yang seberat-beratnya. 

Mantan anggota DPRD Langkat Paino tewas ditembak orang tak dikenal saat pulang ke rumahnya di di Dusun VII, Bukit Dinding, Desa Besilam BL
Mantan anggota DPRD Langkat Paino tewas ditembak orang tak dikenal saat pulang ke rumahnya di di Dusun VII, Bukit Dinding, Desa Besilam BL (HO)

"Kami mohon sekali jangan sampai terulang kembali kejadian seperti ini. Bukan hanya satu, sampai 10-100 orang pun kita tidak tau. Kami ingin tenang, kami ingin tenang sekali," ujar Sumaini. 

Ia pun berharap, agar kejadian di desanya pada waktu yang lalu hingga sekarang, muda-mudahan bisa terselesaikan dengan baik. 

Bahkan Sumaini menambahkan, warga yang bertempat tinggal di desa pedalaman Kabupaten Langkat ini, sudah sangat sengsara.

"Selama ini kami sangat sengsara dibuat orang atau pelaku yang sama juga," ujar Sumaini. 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sabariah. Ia ingin kedamaian dikampungnya yang sudah tak pernah ada hingga puluhan tahun belakangan ini. 

"Kami ingin kedamaian di kampung kami dan kami ingin tidak ada warga yang tertekan selama puluhan tahun, serta kami ingin merdeka," ujar Sabariah. 

"Walaupun kami gak punya apa-apa, kami tidak ingin yang lalu itu terulang kembali seperti pembunuhan Pak Paino," sambungnya. 

Dikabarkan sebelumnya, warga Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat,  berharap kepada pihak kepolisian khususnya Polres Langkat untuk segera membangun pos polisi di desa tersebut.

Dibangunnya pos polisi ini diharapkan agar kejadian yang menewaskan mantan anggota DPRD Langkat periode 2014-2019 Paino, tak terulang kembali. 

Bahkan agar pos polisi dibangun, Almarhum Paino yang tewas ditembak, ternyata sudah menghibahkan tanahnya untuk membangun pos polisi itu.

Hal ini pun disampaikan oleh Kepala Desa Besilam Bukit Lambasa, Susilawati saat di wawancarai wartawan Tribun Medan, Rabu (15/2/2023).

"Sebelum jauh dari kejadian ini, Almarhum Paino pada tahun 2021 sudah menghibahkan tanahnya untuk membangun pos polisi," ujar Susilawati. 

Lanjut Susilawati, hingga sampai sekarang pembangunan pos polisi di Desa Besilam Bukit Lambasa, belum terlaksana.

"Saya dan warga berharap saat ini ke depan pos polisi dapat terbangun," ujar Susilawati. 

Dan kalau pos polisi itu terbangun tetapi di luar Desa Besilam Bukit Lambasa, mengingat jarak tempuh sangat jauh, jadi masyarakat ragu.

"Bagaimana kejahatan itu bisa langsung ditangani, sementara pos polisi itu jauh," ujar Susilawati. 

Sedangkan itu, Susilawati menambahkan, pihaknya kemarin sudah mengajukan ke Polres Langkat untuk pembangunan pos polisi.

Baca juga: Otak Pelaku Pembunuh Mantan Anggota DPRD Langkat Paino Ternyata Kawan Sekelas Anak Korban

"Saya berharap kejahatan yang dialami Pak Paino ini tidak terulang kembali, karena kejatahan ini sudah sangat lama terjadi di desa kami," ujar Susilawati. 

Sementara itu, Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang saat dikonfirmasi belum mendengar adanya pemohonan pembangunan polisi di Desa Besilam Bukit Lambasa. 

"Belum dengar saya. Nanti akan saya cek dulu. Karena pada 2021 saya belum di Langkat," ujar Faisal. 

Sebelumnya, lima orang pembunuh bayaran ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat, Paino yang dilakukan pada Kamis (26/1/2023) malam.

Otak pembunuhan, Tosa Ginting merencanakan pembunuhan itu karena bisnis keluarganya yang kalah bersaing.

Usaha mengumpulkan kelapa sawit terus mengalami penurunan.

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Senin (13/2/2023) siang mengatakan, penembakan itu dilakukan dengan senjata api rakitan.

Dikatakannya, lima tersangka itu Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (26) sekaligus otak pelaku, Dedi Bangun (38) eksekutor, Persadanta Sembiring (43), Heriska Wantenero alias Tio (27), dan Sulhanda Yahya alias Tato (27).

(cr23/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved