Pembunuhan

Anak 4 Tahun Dibunuh dan Dicabuli Tetangga, Keluarga Ngamuk saat Proses Rekonstruksi, Ini Alasannya

Pelaksanaan rekonstruksi kasus pembunuhan disertai pencabulan terhadap bocah perempuan berusia 4 tahun diwarnai aksi protes keluarga korban.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
Nenek korban, Gustinah Basrah marah kepada ayah pelaku yang hadir dan datang ke Polresta Deli Serdang Senin, (27/2). 

TRIBUN-MEDAN.com,LUBUKPAKAM - Pelaksanaan rekonstruksi kasus pembunuhan disertai pencabulan terhadap bocah perempuan berusia 4 tahun yang dilakukan oleh Satreskrim Polresta Deli Serdang di aula Polresta diwarnai aksi protes keluarga korban Senin, (27/2/2023).

Keluarga korban juga sempat memaki-maki ayah tersangka yang dalam kasus ini berstatus sebagai saksi.

Pelaksanaan rekonstruksi berjalan dengan 20 adegan.

Pantauan Tribun, awalnya rekonstruksi ini berjalan dengan tenang.

Saat itu tersangka AP (17) yang hadir memulai adegan rekonstruksi dengan momen rebahan di kamar sambil membuka situs porno dari handphone.

Kemudian ia memanggil korban yang saat itu sedang berada di pekarangan rumahnya sambil membawanya langsung ke dalam kamarnya.

Adapun adegan terakhir, momen dimana peran pengganti yang menggantikan posisi saksi sesungguhnya menemukan jasad korban.

Dalam hal ini saksi sebenarnya adalah Gazali yang merupakan ayah pelaku.

Keributan baru muncul setelah Kasat Reskrim Polresta, Kompol I Kadek Hery Cahyadi membuka sesi tanya jawab untuk keluarga korban.

Pada saat itu ibu korban, Yanti langsung bangkit dari tempat duduknya dan bertanya mengapa mereka merasa ada yang kurang lengkap pada pelaksanaan rekonstruksi.

Dari yang mereka ketahui, ketika jasad anaknya ditemukan, ada bol yang keluar dari anus anaknya. Pada momen rekonstruksi, hal tersebut tidak ada disinggung.

"Nggak mungkin dari bagian depan saja pak (cuma sebatas dicabuli dan dicekek). Kami ada bukti (simpan foto saat anak ditemukan) pak, "ucap Yanti dengan tegas.

Banyak hal yang saat itu menjadi bahan keberatan dan disinggung oleh pihak keluarga korban.

Keluarga juga mempertanyakan mengapa rekonstruksi bisa dilakukan padahal hasil autopsi belum keluar secara resmi dari rumah sakit.

Selain kelurarga juga bertanya mengapa rekonstruksi dilakukan di Polresta bukan di lokasi kejadian. Persoalan mengapa ayah pelaku tidak ikut dalam rekonstruksi juga ikut dipertanyakan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved