JNE Bangkit Bersama

Salsabila ‘Sulap’ Sampah Cangkang Kerang Jadi Uang, Pakai Jasa JNE Rambah Pasar Nusantara

Cut Salsabila Bahroem, pemilik Cut Company berhasil mengolah sampah cangkang kerang menjadi produk bermutu dan bernilai jual

Penulis: Array A Argus |
TRIBUN MEDAN
Cut Salsabila Bahroem, pemilik Cut Company yang menciptakan barang bernilai jual dari sampah cangkang kerang. 

Sejak hasil karyanya dikenal banyak orang, Salsabila sering kebanjiran order.

Biasanya, kata Salsabila, pemesan meminta dibuatkan bros dan gantungan kunci.

Satu buah bros, dibanderol seharga Rp 10 ribu. Sedangkan gantungan kunci, hanya Rp 15 ribu saja.

Jika jumlah yang dipesan cukup banyak, Salsabila yang kini menamai usahanya Cut Company tersebut akan memberikan potongan harga.

kerajinan tangan cangkang kerang
Sejumlah hasil kerajinan tangan cangkang kerang produksi Cut Salsabila Bahroem yang kini banyak diminati oleh masyarakat untuk dijadikan buah tangan acara pesta

“Biasanya pemesan akan menjadikan karya saya ini untuk buah tangan acara nikahan,” kata Salsabila.

Lantaran sering kebanjiran order, dia pun merangkul sejumlah ibu-ibu rumah tangga yang ada di sekitar rumahnya.

Jika jumlah orderan banyak, Salsabila bisa mempekerjakan tiga sampai empat orang ibu-ibu rumah tangga di sekelilingnya.

Pendapatan yang diperoleh bisa dibagi bersama, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Lumayan lah, bisa membantu para tetangga juga,” katanya. Untuk produksi kerajinan tangan cangkang kerang ini, Salsabila memanfaatkan teras rumahnya.

Di sana, mereka berkumpul sambil duduk bersila menyusun beragam cangkang kerang yang didapat dari kawasan tambak dan dermaga.

Manfaatkan Layanan JNE

Dalam memulai usaha kerajinan cangkang kerang ini, Salsabila menemui banyak tantangan.

Di tahun 2020, saat dirinya memulai usaha kerajinan cangkang kerang, kebetulan pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia, khususnya Kota Medan.

Sejak Covid-19 mewabah, Salsabila kesulitan memasarkan produknya. Biasanya, pemasaran dilakukan secara offline lewat beragam pameran yang terselenggara di Kota Medan.

“Kami yang bergerak di UMKM ini kan potensialnya ke arah pameran. Karena pandemi, jadi masyarakat tidak bisa melihat produk kami di pameran,” ungkap Salsabila.

Kendati begitu, anak ketiga dari tiga bersaudara ini tak patah arang. Alumnus ESMOD Jakarta jurusan Fashion Design and Pattern Drafting ini lantas mengoptimalkan media sosial.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved