E Money

Wisatawan Masih Enggan Pakai E-Money, Kadisbudpar: Mungkin Masih Mau yang Ringkas

Sejumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo masih enggan menggunakan e-Money

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/M NASRUL
Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Karo Munarta Ginting (baju merah), memantau penerapan pembayaran retrebusi menggunakan e-money, di pintu masuk objek wisata Bukit Gundaling, Berastagi, Minggu (12/3/2023). (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.COM,KARO- Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Karo, saat ini telah menerapkan sistem pembayaran retrebusi masuk ke objek wisata menggunakan uang elektronik (e-money).

Diketahui, saat ini lokasi objek wisata yang sudah diterapkan biaya masuknya menggunakan e-money ini masih di Bukit Gundaling, dan Air Terjun Sipiso-piso. 

"Seiring berkembangnya teknologi, kita melakukan perubahan pengutipan retribusi objek wisata di Kabupaten Karo menggunakan sistem e-money. Memang masih di dua tempat ini, tapi nanti akan kita kembangkan lagi di objek wisata lainnya khususnya yang berada di bawah naungan Pemkab Karo," ujar Kepala Disbudporapar Kabupaten Karo Munarta Ginting, Minggu (12/3/2023). 

Namun, dari beberapa bulan terakhir penerapan sistem ini ternyata pihaknya masih menemukan beberapa kendala yang ada di lapangan.

Salah satu kendala yang terjadi, ialah masih adanya masyarakat yang lebih memilih pembayaran menggunakan cara konvensional dengan langsung memberikan uang sesuai harga tiket masuk. 

"Kalau kita lihat, memang masih banyak masyarakat yang memilih untuk bayar langsung. Mungkin ini karena lebih simpel, dan tidak memakan waktu," ucapnya. 

Dijelaskan Munarta, memang jika wisatawan membayar tiket masuk dengan menggunakan metode scan barcode terlihat lebih memakan waktu.

Pasalnya, saat wisatawan datang petugas langsung mengarahkan tamu jika memiliki aplikasi e-money harus scan barcode Disbudporapar. 

"Ya mungkin kalau scan barcode kan dia harus keluarkan dulu handphonenya, kemudian scan. Belum lagi ada hal yang lainnya, jadi mungkin wisatawan mau cari yang simpel saja," Katanya. 

Meskipun banyak wisatawan yang memilih membayar menggunakan cara konvensional, baik wisatawan yang memiliki aplikasi e-money ataupun tidak, Munarta mengaku pihaknya tetap menerima.

Dirinya menjelaskan, nantinya jika wisatawan memberikan tiket masuk dengan uang tunai pihaknya tetap akan memasukkan sejumlah uang tersebut ke aplikasi milik Disbudporapar. 

"Kalau ada yang bayar tunai, tetap kita terima. Nanti petugas kita akan masukkan ke aplikasi kita, dan kita minta juga petugas menunjukkan bukti transfer uang masuk tersebut kepada wisatawan, sehingga semuanya jadi transparan," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Munarta mengaku perubahan ini selain karena perkembangan teknologi juga untuk menyelamatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karo. Sehingga, dengan metode ini maka potensi tiket masuk tidak tersalurkan dengan maksimal akan dapat diminimalisir. (mns/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved