Penganiayaan

Fakta Anak Kasat Narkoba Deli Serdang Pukuli Mahasiswa, Saksi Hilang dan Korban Ditawari Rp 15 Juta

Setelah Taruna Akmil bernama Zuan Hendru memukul Shehan, keluarga mengatakan justru Kasat Narkoba yang menawarkan uang damai cuma Rp 15 juta. 

HO
Kolase foto Taruna Akmil Zuan Hendru bersama ayahnya Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDANKasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain menuding keluarga korban pemukulan anaknya meminta uang damai Rp 300 juta.

Namun, tudingan Kompol Zulkarnain itu langsung dibantah oleh Teuku Yose Mahmudin Akbar, paman dari Teuku Shehan Arifa Pasha, mahasiswa FK UISU yang mengaku dianiaya Taruna Akmil, Zuan Hendru, anak Kasat Narkoba.

Menurut Yose, tudingan itu sama sekali tidak berdasar.

Sebab, kata Yose, setelah Taruna Akmil bernama Zuan Hendru memukul keponakannya, justru Kasat Narkoba yang menawarkan uang damai cuma Rp 15 juta. 

"Dia bilang kita memeras, kita bukan mendesak harus Rp 300 juta, yang bilang harus Rp 15 juta itu dia, katanya mereka cuma sanggup Rp 15 juta, diluar itu nggak sanggup. Itu namanya menghina," kata Yose kepada Tribun-medan, Kamis (16/3/2023).

Ia menilai, cara Kompol Zulkarnain meminta perdamaian tidak memiliki etika dan dianggap tidak sopan.

Padahal, keluarga korban sudah membuka pintu perdamaian kepada pelaku.

"Kita sudah bilang terserah, kalau dibilangnya pun Rp 20 juta saja dengan cara yang bagus, enggak apa. Cara dia enggak bagus, langsung tutup Rp 15 juta," sebutnya.

"Tapi kalau dia datang sebenarnya masih ada kesempatan berkali-kali, entah dia datang jenguk korban tanya keadaannya, ini nggak ada," sambungnya.

Yose menyampaikan, keluarga nya telah merasa terhina dengan pernyataan Zulkarnain, dan seolah - olah kasus tersebut bisa diselesaikan dengan uang.

"Kesalahan nya dua, anaknya mukul anak kami, kesalahan dia yang kedua dan terbesar telah menghina kami," bebernya.

"Bukannya datang dengan baik malah mengukur dengan uang, dia pikir kami yang perlu uang itu," ucapnya lagi.

Lebih lanjut dia mengatakan, jika orangtua Taruna Akmil ini datang dengan cara baik - baik dan memperlakukan korban dengan baik, kemungkinan tanpa uang pun akan berdamai.

"Kesalahan terbesar adalah dia tidak ikhlas dalam minta maaf, kalau orang lain bisa digitukan nya," sebutnya.

Yose mengaku, tidak mengetahui persis kronologis soal permintaan uang Rp 300 juta yang disebut oleh Zulkarnain.

Sebab, itu terjadi saat pertama kali pertemuan antara orangtua korban dan pelaku serta ada seorang mediator.

"Kami sampaikan ke mediator, bukan seperti itu bahasa nya harus Rp 300 juta, bukan itu. Coba tanya saja sama mediator itu, apa yang keluaga sampaikan," bebernya.

"Kalau dia betul - betul minta maaf pun bisa kita enggak minta apapun sama dia. Kalau dia pandai merayu tidak menampakkan kehebatan dan kesombongannya,"

Pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini menegaskan, pihak keluarga telah sepakat untuk tidak berdamai dan mencabut laporan soal kasus dugaan penganiayan yang melibatkan Taruna Akmil Zuan Hendru.

"Jangankan Rp 300 juta, mau dibayar Rp 1 Triliun pun kami nggak mau damai. Kami pastikan tidak berdamai," pungkasnya.

Kasat Narkoba Akui Anaknya Pukul Korban

Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain, yang merupakan orangtua dari Taruna Akmil bernama Zuan Hendru mengakui, bahwa anaknya ada memukul mahasiswa FK UISU Teuku Shehan Arifa Pasha alias Ipon.

Namun, kata Kompol Zulkarnain, yang memukul Ipon bukan Zuan Hendru, melainkan Zofan.

Zofan adalah adik kandung dari Zuan Hendru.

Kuat dugaan, bahwa Kompol Zulkarnain ingin menyelamatkan anaknya dari sanksi pemecatan sebagai Taruna Akmil.

Sehingga, kesalahan dalam kasus ini pun dilimpahkan ke Zofan.

Menurut korbannya, Ipon, dia sempat dipukul oleh Zuan Hendru.

Akibat dianiaya Taruna Akmil itu, bagian pelipis mata Ipon robek.

Bahkan, terjadi gangguan di bagian kepalanya.

"Saya tanya ke dia (Hendru), kamu ada enggak mukul. Dia (Hendru) bilang enggak ada. Yang mukul itu adiknya (Zofan)," kata Zulkarnain, Rabu (15/3/2023).

Zulkarnain mengatakan, bahwa insiden pemukulan dan penganiayaan itu sebenarnya cuma terjadi salam hitungan menit saja.

Meski berdalih penganiayaan terjadi dalam hitungan menit, faktanya korban menderita luka serius di bagian kepala.

Korban sampai bercucuran darah akibat digebuki oleh anaknya. 

Disinggung mengenai kronologis kejadian, Kompol Zulkarnain yang pernah bertugas di Polrestabes Medan ini mengatakan, penganiayaan bermula saat Zuan Hendru bercerita pada adiknya tentang Ipon.

Ipon disebut sering menggangu Upa, pacar Zuan Hendru.

Mendengar hal itu, Zofan marah.

Singkat cerita, saat anak-anak dari Kompol Zulkarnain ini ingin pulang dari Komplek Tasbih I, mereka bertemu dengan korban. 

Ketika itu, korban bersama dengan pacar bernama Manda dan juga kakak serta adik pacarnya di dalam mobil.

"Waktu jumpa itu, adiknya turun dari mobil langsung ngetuk pintu mobil korban. Begitu korban turun langsung dipukulnya," ungkapnya.

"Lalu, anak saya si Hendru ini turun mencoba melerai dan membawa adiknya masuk ke dalam mobil, cuma singkat saja itu kejadiannya enggak sampai satu menit," sambungnya.

Lebih lanjut, dikatakannya, saat itu kedua anaknya ini pun pulang.

Tak lama, adiknya Manda (pacar Ipon) bernama Juna yang kebetulan juga berteman dengan anaknya menghubungi.

Saat itu, Juna menanyakan apa sebenarnya penyebab kejadian penganiayan itu.

Lantas, Zofan pun menceritakan bahwa Ipon sering menganggu Upa, pacar Zuan hendru. 

"Karena mendengar itu, Juna ini sempat ngamuk juga. Anak saya sempat menunjukkan juga bukti screenshot isi chat si Ipon ini ke pacarnya Hendru," bebernya.

Isi chat tersebut sempat ditunjukkan oleh Juna ini kepada kakaknya Manda yang membuatnya merasa sakit hati.

"Ada isi chatnya itu yang bikin si Manda itu sakit hati, saya juga baca itu chatnya. Isinya kalau si Upa ini mau dengan dia, Ipon ini rela meninggalkan si Manda, gitulah kira-kira," ungkapnya.

Dijelaskannya, setelah membaca isi chat tersebut, Manda ini pun diduga sakit hati dan memilih lari ke Jakarta dan tidak mau memberikan keterangan apapun kepada penyidik.

"Juna ini meminta kepada kakaknya agar berangkat saja ke Jakarta, karena Manda ini pun mahasiswi Kedokteran Trisakti. Manda ini pun sudah memutuskan si Ipon," ucapnya.

Terpisah, Komandan Datasemen Polisi Militer (Dandenpom) I/5 Medan, Letkol Cpm Dahri Haji Dahlan membeberkan kendala yang saat ini dihadapi oleh penyidik.

Pihaknya juga belum bisa mengumpulkan dua alat bukti dan saksi yang menguatkan bahwa Taruna Akmil itu yang melakukan penganiayan terhadap Ipon.

"Pelapor kan butuh keterangan yang lain untuk menguatkan, sekarang dua orang perempuan temannya itu tidak mau ngasih keterangan," katanya.

Ia menjelaskan, petugas juga telah berupaya menghadirkan dua wanita yang malam itu berada di dalam mobil korban.

Namun, keduanya bungkam dan telah berada di Jakarta.

"Dua perempuan ini yang harus kita periksa dulu, sekarang sudah menghilang ke Jakarta, dan tidak mau memberikan keterangan sudah kita suratkan juga, kita datangi rumahnya," pungkasnya.

Keterangan Polrestabes Medan

Taruna Akmil, bernama Zuan Endru dilaporkan ke Polrestabes Medan dan Danpom I/5 Medan, oleh mahasiswa Kedokteran bernama Teuku Shehan Arifa Pasha.

Zuan Endru yang merupakan anak dari Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain itu dilaporkan setelah diduga menganiaya korbannya hingga babak blur.

Menurut Kapolrestabes Medan, Kombes pol Valentino Alfa Tatareda kasus tersebut saat ini masih dalam penyelidikan pihaknya.

Ia menyampaikan, saat ini kasus tersebut masih dalam upaya dimediasi oleh pihak kepolisian untuk berdamai.

"Yang taruna Akmil juga sedang kita selidiki, ada keinginan untuk mediasi," kata Valentino kepada Tribun-medan, Jumat (17/3/2023).

Ia menyampaikan, jika keduanya nanti sepakat untuk bermeditasi pihaknya bersedia memfasilitasi pertemuan antara kedua belah pihak.

"Kita wadahin nanti, hasil dari itu kita tindaklanjuti," sebutnya.

Sebelumnya, Teuku Shehan Arifa Pasha mengaku dianiaya oleh Zuan Endru hingga babak belur.

Kejadian itu terjadi di depan pintu Komplek Tasbih II, Kota Medan, pada Sabtu (18/2/2023) lalu.

Akibat penganiayaan itu, Shehan mengalami luka dibagian wajah dan mendapatkan jahitan di pelipis kiri nya, lalu tulang tengkoraknya juga tergeser.

(Cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved