Kuliner

Kue Bika Khas Minang Bertahan Sejak Tahun 1993, Cocok Jadi Menu Berbuka Puasa

Kue Bika, satu dari ragam kuliner khas yang ada di kota Medan. Kue yang punya cita rasa gurih dan manis ini, berasal dari Sumatera Barat, Rabu (29/3).

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kue Bika, satu dari ragam kuliner khas yang ada di kota Medan. Kue yang punya cita rasa gurih dan manis ini, berasal dari Sumatera Barat.

Namun, Tribunners bisa menemukannya di Jalan Amaliun, Kecamatan Medan Area, dengan dibandrol harga Rp 2.000 saja perbuahnya.

Kue satu ini punya keunikan dalam proses pembuatannya. Berbahan dasar tepung beras dan kelapa, kue Bika lalu dimasak dengan cara dibakar.

Cara membakarnya pun bukan sembarang, kue ini dibakar dengan menggunakan dua pemanas sekaligus, yakni di bagian bawah dengan kayu, dan diatas diletakkan sabut kelapa yang dibakar.

Hal tersebut dibuat agar proses pematangan kue Bika bisa merata.

Pedagang kue Bika di Jalan Amaliun tersebut adalah Putra, merupakan penerus dagangan orang tuanya, yang sudah berdiri sejak tahun 1993.

Mempertahankan cita rasa dan proses pembuatan tradisional adalah tekad Putra.

Disebutnya hal itu bentuk menjaga kelestarian budaya, dan makanan khas dari tanah Minang tersebut.

"Melestarikan saja, agar tidak hilang makanan khas Minang ini," ujar Putra.

Memasuki bulan Ramadan, Bika Bakar Amak Nurmalis ini bisa menjual 700 kue per harinya.

Sedangkan dihari biasanya bisa terjual 400-500 kue perhari.

Bika bakar ialah jajanan jadul khas Minang yang dapat ditemui di daerah pesisir Sumatera Barat, salah satunya yaitu Pariaman.

Biasanya bika dimakan sebagai kudapan bersama kue tradisional khas Minang lainnya, seperti ketan srikaya, serabi, dan onde-onde.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved