Kuliner
Kebuli Yaman Tawarkan Nasi Kebuli Enak, Perpaduan Rasa Timur Tengah dan Lidah Lokal
Awalnya, rasa nasi kebuli yang kuat dan khas memang menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat.
TRIBUN-MEDAN.com - Nasi kebuli dikenal sebagai salah satu kuliner khas Timur Tengah yang menggugah selera.
Sajian ini identik dengan paduan nasi berbumbu kuat, rempah khas, serta daging kambing atau ayam yang dimasak hingga empuk.
Tak hanya hadir saat momen spesial seperti Idul Adha atau acara keluarga besar, nasi kebuli juga kini menjadi hidangan harian bagi pecinta kuliner beraroma autentik dan berkarakter.
Di Tanah Air, nasi kebuli mengalami adaptasi yang cukup signifikan.
Hal ini diungkapkan penulis kuliner internasional, Jessica Lancoski, yang menyebut bahwa nasi kebuli telah mengalami proses akulturasi rasa sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
“Hidangan ini menyatukan kekayaan rasa dari Timur Tengah dengan karakter lokal. Aromanya dalam, bumbunya kaya, tapi bisa sangat fleksibel untuk diadaptasi,” tulis Jessica dalam laman pribadinya.
Awalnya, rasa nasi kebuli yang kuat dan khas memang menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat.
Namun seiring berkembangnya selera dan inovasi kuliner, nasi kebuli mulai mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya mereka yang menyukai cita rasa gurih dan pedas.
Salah satu brand lokal yang berhasil mengembangkan sajian ini menjadi lebih diterima adalah Kebuli Yaman. Usaha kuliner ini digagas oleh Rifqie Farhat pada Oktober 2020.
Berangkat dari pengalaman pribadi yang semula tidak menyukai nasi kebuli karena dianggap terlalu berat, Rifqie justru tertantang menciptakan versi baru nasi kebuli yang tetap otentik, namun lebih ramah di lidah dan di kantong.
“Dulu saya sendiri justru tidak suka nasi kebuli, karena menurut saya terlalu berat dan aneh di lidah. Makanya saya ingin menciptakan nasi kebuli yang tetap khas, tapi lebih bisa diterima semua kalangan dari kelas pekerja sampai profesional,” ujar Rifqie kepada Tribun.
Dengan mengurangi intensitas rempah namun tetap menjaga keaslian rasa, Kebuli Yaman menghadirkan nasi kebuli enak yang cocok untuk semua usia.
Ciri khas rasa gurih dan pedas pun tetap dipertahankan. Penggunaan beras basmati rendah glukosa dan metode masak bebas minyak menjadi nilai tambah yang mendukung gaya hidup sehat.
“Orang Indonesia itu suka rasa yang gurih dan pedas, jadi kami ubah komposisi rempah tanpa menghilangkan esensi Timur Tengah-nya,” tambah Rifqie.
Lewat pendekatan tersebut, nasi kebuli kini tak sekadar hidangan khas Timur Tengah, tetapi juga menjadi simbol keberagaman rasa yang menyatukan lidah lintas budaya.
Dari meja makan khas Arab hingga dapur-dapur di Indonesia, nasi kebuli terus berkembang sebagai sajian favorit yang tak lekang oleh waktu.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Perbedaan Sushi dan Onigiri yang Sama-sama Berbahan Nasi |
![]() |
---|
Nikmatnya Bebek Goreng Bumbu Hitam Khas Madura Berpadu Sambal Mangga di Medan |
![]() |
---|
Sejarah Bakso Methodist yang Eksis Sejak Tahun 1970an, Jadi Kuliner Favorit di Kota Medan |
![]() |
---|
Kue Bika Khas Minang Bertahan Sejak Tahun 1993, Cocok Jadi Menu Berbuka Puasa |
![]() |
---|
Nasi Dome Biryani, Kuliner yang Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Pulau Penang Malaysia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.