BBM Subsidi

BBM Subsidi Sulit Didapat, Nelayan di Sergai Sudah 2 Pekan Tak Melaut

Sejumlah nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai tak melaut akibat kesulitan mendapatkan BBM subsidi jenis solar.

TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Kapal kapal nelayan di pantai Bogak, Kecamatan Teluk Mengkudu tampak besandar sebab para nelayan memilih tidak melaut seiring kesulitan mendapatkan BBM. /Anugrah Nasution. 

TRIBUN-MEDAN. com, SERGAI - Sejumlah nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai tak melaut akibat kesulitan mendapatkan BBM subsidi jenis solar.

Seperti yang disampaikan nelayan yang ada di Pantai Bogak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Ratusan nelayan di sana tak beraktivitas karena harus membeli BBM non subsidi yang harganya lebih tinggi.

Putra salah seorang nelayan mengatakan, keterbatasan BBM subsidi membuat nelayan tradisional seperti dia harus mengeluarkan ongkos melaut yang lebih besar.

"Sekarang ini kami tak melaut karena kami pakai BBM eceran yang lebih mahal. Biasanya Rp 7.000 sekarang sudah Rp 10.000 itu makanya kami tak melaut," ujar Putra, Rabu (5/4/2023).

Menurut Putra keputusan tak melaut terpaksa dilakukan sebab tak punya pilihan lain.

Katanya para nelayan kerap tak mendapatkan penghasilan belakang hari ketika harga BBM jenis solar semakin mahal dan sulit didapatkan.

Dilain hal sebutnya para nelayan harus menghidupi anak dan keluarga.

"Memang serba salah, mau melaut kita sulit dapat BBM dan harganya mahal, jadi kita tak dapat apa apa tiap kami siap melaut. Cuman kita tak melaut anak istri kita mau makan apa," kata dia.

Sebagian nelayan yang tidak melaut nelayan mengisi waktu dengan memperbaiki jaring tangkap ikan, atau melakukan aktivitas lainya untuk mendapatkan uang harian.

Buyung nelayan lainya menyampaikan keluhan yang sama. Menurutnya kesulitan nelayan memperoleh BBM subsidi sudah dirasakan sejak dulu dan tak pernah benar-benar terselesaikan.

"Sejak dulu keluhan nelayan memang soal BBM subsidi yang kami rasakan. Biaya modal pergi melaut yang dikeluarkan dengan pendapatan hasil dari melaut sudah tidak sesuai lagi alias lebih besar biaya melaut daripada hasil dibawa pulang," ujarnya.

Para nelayan sudah kerap menyuarakan agar pemerintah memperhatikan kondisi nelayan tradisional seperti dia.

Kata Buyung kenaikan harga BBM sangat mempengaruhi pendapatan dia. Terlebih saat ini hasil tangkap jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

"Berharap ada kebijakan dari pemerintah yang membantu terutama bagi nelayan yang menggunakan boat kecil untuk menangkap ikan. Kenaikan harga BBM ini sangat berdampak bagi karena hasil tangkapan ikan tidak stabil setiap harinya, padahal sebagian besar masyarakat disini pencaharian sebagai nelayan," tutup dia.

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved