Latihan Wirausaha Sejak Dini, SD Kemala Bayangkhari 1 Medan Ajak Anak Budidaya Jamur Tiram
Melalui budidaya jamur tiram, puluhan anak ikut serta belajar, merawat dan memanen jamur-jamur tersebut secara langsung.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
Kandungan gizi jamur tiram antara lain protein rata-rata 3,5 hingga 4 persen dari berat basah atau dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering, kandungan proteinnya 10,5 hingga 30,4 persen.
Jamur tiram juga mengandung sembilan macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Sekolah berharap untuk apa yang didapat anak-anak disekolah, agar bisa mereka kembangkan dirumah masing-masing.
Tak banyak harap hanya beberapa blok jamur untuk konsumsi pribadi saja misalnya.
"Iya jadi harapan kita mereka buat dirumah masing-masing, entah lima blok per satu anak, minimal untuk konsumsi mereka pribadi," kata Kepala sekolah.
Puluhan kilo jamur telah berhasil di panen untuk kesekian kali, dari proses penanaman yang mereka lakukan.
Sekolah tak menargetkan hasil secara ekonomi, wadah ini dibuat hanya untuk mengimplementasikan praktik baik, mulai dari melatih kesabaran, kemandirian dan jiwa tanggung jawab kepada anak.
"Jadi kalau panen ya hasilnya untuk anak-anak juga, paling beberapa kita jual itu juga untuk modal ulang saja. Kita belum targetkan hasil secara ekonomi, yang penting anak-anak bahagia dan paham dulu tujuan pembelajarannya disini," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar menyampaikan, Implementasi Kurikulum Merdeka itu terdiri dari beberapa episode, mulai dari tingkat SD hingga Mahasiswa.
Namun, pada intinya kurikulum merdeka ini mengintegrasikan, antara pembelajaran didalam kelas sehingga memunculkan sikap peserta didik agar memahami dirinya, lingkungannya, keluarga dan gurunya.
"Jadi implementasi ini lebih banyak praktiknya, yakni praktik baik, dalam sikap, dalam keterampilan, yang kalau kita kenal lifeskill dan softskill," ujar Laksamana.
Laksamana mengatakan, budidaya jamur, menjadi satu dari banyaknya praktik baik yang bisa dikembangkan disekolah.
"Bagi sekolah-sekolah yang mengembangkan budidaya jamur seperti itu, itu juga salah satu sasaran sekolah penggerak," ungkapnya.
Dimana sekolah penggerak merupakan program untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik dari aspek kompetensi kognitif (literasi dan numerasi), maupun non-kognitif (karakter) untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
"Salah satu sasaran implementasi kurikulum merdeka, sekolah jadi tidak terasing dari lingkungannya, menjadi sekolah penggerak," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.