Pemerkosaan Bergilir

Dua Remaja Putri di Asahan Dirudapaksa Bergilir Belasan Pria, Arist Merdeka Sirait Bentuk Tim Khusus

Arist Merdeka Sirait menegaskan akan turun langsung untuk menangani kasus kejahatan yang telah terorganisasi.

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
2 remaja putri saat dijumpai Tribun Medan dan menjelaskan kronologi terjadinya rudapaksa secara bergilir yang dilakukan oleh belasan pria. 

Disinggung terkait apakah sudah mengantongi identitas seluruh pelaku, Rocky masih merahasiakan hal tersebut.

"Identitas sudah kami kantongi, masyarakat mohon bersabar, karena kami serius menangani kasus ini," pungkasnya.

Ada Pelaku di Bawah Umur dan Anak Kepala Desa 

Diduga pelaku telah merencanakan aksinya  dengan sengaja membawa miras untuk dicekoki kepada korban.

Kedua korban yang sudah mabuk kemudian dilecehkan secara bergilir.

Dari keterangan korban, terdapat dua orang pelaku yang masih berusia di bawah umur dan terdapat satu orang merupakan anak dari pejabat desa di Kabupaten Asahan.

"F dan R ini masih berusia belasan tahun. Mereka ini yang kami kenal dari belasan pelaku," kata BA (12).

Ia mengaku, F merupakan anak dari salah satu petinggi di pemerintah desa tempat terjadinya kekerasan seksual tersebut.

Sementara, Suyono alias Iyon Ardin, Ketua Lembaga Pemerhati Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Asahan menjelaskan, sudah ada dua orang yang hendak meminta perdamaian terhadap kasus ini.

"Kami mendapatkan informasi ada yang mengintervensi keluarga dari pemerintah desa untuk meminta agar kasus kekerasan seksual ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Iyon.

Ia meminta kepada keluarga korban untuk tidak ada kata perdamaian terhadap pelaku kekerasan seksual kepada anak. Sebab, menurutnya kasus ini sangat serius dan telah menjatuhkan mental korban.

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved