Berita Medan
FGH Kota Medan Tolak Program Marketplace Guru Honorer, Fakhrul : Menyusahkan
Menurut Roji, program tersebut semakin menyulitkan para guru honorer terkhusus untuk guru yang usianya tidak lagi muda.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Ketua Forum Guru Honorer (FGH) Kota Medan Fakhrul Roji, dengan tegas menolak program marketplace guru yang akan diterapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Teknologi (Kemendikbudristek) di tahun 2024 mendatang.
Menurut Roji, program tersebut semakin menyulitkan para guru honorer terkhusus untuk guru yang usianya tidak lagi muda.
Roji menilai, jika program ini dibentuk untuk menambah peluang pendapatan guru, tidaklah tepat.
"Kami dari FGH Medan bahkan seluruh guru honorer di Indonesia ini tidak setuju untuk program ini. Karena ini cukup menyulitkan kami," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (30/5/2023).
Roji mengatakan, guru honorer saat ini saja belum disejahterakan. Namun, malah makin dipersulit.
"Kami saja saat ini mau dinonaktifkan gara-gara adanya guru yang lulus PPPK. Seharusnya Menteri membuat penambahan sekolah. Sebab, profesi guru jumlahnya setiap tahun alami peningkatan," ucapnya.
Jika program ini dibuat untuk menambah peluang pendapatan, Roji pun menyayangkan program tersebut.
"Kalau memang mau menambah pendapatan, Menteri tinggal diskusi dengan DPRD untuk penambahan anggaran saja untuk guru honorer. Tidak perlu dipersulit seperti ini," jelasnya.
Roji meminta, program marketplace guru ini dihapus dan tidak diterapkan.
"Kalau bisa dihapus saja. Jangan makin mempersulit para guru honorer ini. Kalau yang masih muda mungkin sepakat. Tapi guru honor yang sudah tua tapi belum diangkat, pasti akan sulit untuk mengikutinya. Padahal mereka sudah berjasa puluhan tahun, tiba-tiba harus berhenti karena program dari Menteri ini," tukasnya.
Untuk diketahui program Marketplace guru menjadi salah satu upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk memenuhi kebutuhan guru.
Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, marketplace guru dan dua pilar solusi lain diharapkan menjadi jalan keluar permanen dalam memenuhi formasi guru di Indonesia.
"Selama kurang lebih enam bulan kami berdiskusi akhirnya mengerucut pada suatu solusi yang diharapkan menjadi solusi permanen yang akan diimplementasikan pada 2024 lewat tiga pilar solusi," tuturnya, saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, dikutip dari Kompas.id, Rabu (24/5/2023)
Selain marketplace guru, Kemendikbud Ristek menawarkan solusi berupa perekrutan oleh sekolah serta penempatan pada formasi kurang peminat.
Konsep ruang talenta guru atau marketplace guru artinya akan ada tempat bagi semua guru yang boleh mengajar untuk masuk ke dalam database atau ruang penyimpanan data.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.