Viral Medsos

Polisi Tangkap 3 Pelaku Perdagangan Orang, Korban Sebanyak 165 Orang, Raup Keuntungan Rp 2,5 Miliar

Korban yang tercatat sampai saat ini sebanyak 165 orang, dengan kerugian mencapai hampir Rp 2,5 miliar.

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Tribun Jateng/ Mazka Hauzan Naufal
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 

TRIBUN-MEDAN.COM - Polisi mengungkap kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).

Korban yang tercatat sampai saat ini sebanyak 165 orang, dengan kerugian mencapai hampir Rp 2,5 miliar.

"Kami mengungkap tindak pidana perdagangan orang di dua TKP," kata Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, Selasa (6/6/2023).

Dari dua TKP itu, polisi menangkap tiga orang tersangka, yaitu Sunata (51), warga Indramayu, Taryanto (43) warga Cilacap dan seorang perempuan Salimah (46), warga Cilacap.

"Kerugian total hampir Rp 2,5 miliar. Mereka (para korban) dijanjikan bekerja di luar negeri dengan membayar antara Rp 10 juta sampai Rp 100 juta," jelas Luthfi.

Dalam kasus ini, Sunata berperan mencari calon pekerja migran dan Taryanto memberi pelatihan di lembaga pelatihan kerja (LPK) yang ternyata bodong.

Sedangkan Salimah merupakan spesialis pencari calon tenaga kerja migran untuk penempatan di Eropa seperti Belanda dan Inggris.

"Korban ada yang sudah membayar, tapi tidak berangkat. Beberapa sudah berangkat, tapi gajinya tidak sesuai dengan yang dijanjikan," ujar Luthfi.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 81 Ayat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dengan ancaman penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 15 miliar.

Perintah Tegas Presiden Jokowi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut, dalam satu tahun terdapat 1.900 lebih pekerja Indonesia yang meninggal karena Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Data tersebut, kata Mahfud berdasarkan merujuk laporan Ketua Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam rapat internal kabinet, Selasa (30/5/2023).

"Kita punya masalah dengan TPPO, di mana orang dikirim ke luar negeri dan menjadi budak-budak yang dianiayaa, atau terlibat dakam kejahatan-kejahatan dalam sebuah pengiriman tenaga kerja yang ilegal," kata Mahfud usai rapat dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

"Dan tadi pak Benny Rhamdani melapor kepada presiden pada satu tahun saja, mayat yang pulang karena TPPO mencapai 1.900 orang lebih."

Mahfud juga menuturkan kusus di Nusa Tenggara Timur atau NTT sejak Januari hingga Mei 2023 ini sudah tercatat sebanyak 55 jenazah warga negara Indonesia (WNI) korban TPPO yang dipulangkan. Sebab itu, Presiden Jokowi, kata dia perlunya penguatan kembali tim satuan tugas atau Satgas TPPO, agar dapat lebih bekerja keras mencegah perdagangan orang dan melindungi pekerja migran Indonesia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved