Viral Medsos

Inilah Deretan Senjata Perang yang Dibeli Prabowo Subianto, Mulai dari Jet Tempur hingga Kapal Selam

Menurut Prabowo Subianto, alutsista untuk memperkuat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Editor: AbdiTumanggor
(ANTARA FOTO)
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek kesiapan pasukan pada upacara penetapan Komponen Cadangan di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (7/10/2021) lalu. Komponen cadangan ini dikerahkan bila negara dalam keadaan darurat militer atau keadaan perang dan keberadaannya akan makin memperkokoh sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. ANTARA FOTO/HO/Indonesia Defense Magz/pras/rwa. 

Dalam dokumen yang diterima Kompas.com, pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 Euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.

Alasan membeli pesawat dari pabrikan Dassault Aviation, Perancis, itu untuk menutup gap kesiapan tempur TNI AU.

Pesawat-pesawat tempur milik TNI AU juga banyak yang akan dilakukan upgrade dan overhaul atau perbaikan.

Di sisi lain, pengiriman pesawat pesanan pengadaan baru disebut akan memakan waktu.

Oleh karena itu, pembelian pesawat Mirage 2000-5 bekas Qatari Air Force dinilai merupakan langkah yang tepat guna memenuhi kesiapan pesawat tempur TNI AU.

7. Radar militer

Kemenhan juga RI memesan 13 radar jarak jauh Ground Master 400 Alpha (GM400a) produksi perusahaan asal Perancis, Thales untuk keperluan TNI AU.

“Kemenhan yang beli, nanti yang operasionalnya di TNI AU,” kata Wamenhan M Herindra saat ditemui di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).

Dalam kesepakatannya, Herindra menyebutkan bahwa akan ada transfer of technology (ToT) yang dilakukan antara Perancis dan Indonesia.

Sementara itu, dalam siaran persnya, Presiden Thales International Pascale Sourisse mengatakan, GM400a memiliki daya jangkuan hingga 515 kilometer.

“Radar ini mengintegrasikan kemampuan kecerdasan buatan untuk mengelola sejumlah besar data yang diterimanya,” kata Sourisse, dikutip dari Kompas.id.

Kehadiran radar militer itu akan meningkatkan kemampuan TNI AU untuk mengawasi wilayah udara Indonesia yang begitu luas.

Radar ini, menurut Thales, mampu mendeteksi semua jenis ancaman udara, mulai dari pesawat tempur, rudal, helikopter hingga wahana tanpa awak.

Jet tempur Mirage 2000
Jet tempur Mirage 2000 (IST)

Alutsista dalam penjajakan

1. Mirage 2000-9

Menhan Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia juga sedang berupaya mengakuisisi pesawat tempur Mirage 2000-9 milik Uni Emirat Arab (UEA).

“Emirat juga punya Mirage, jenisnya Mirage 2000-9, ini kita akan segera kirim tim negosiasi,” tutur Prabowo di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).

Kendati demikian, Prabowo tidak menyebutkan jumlah pesawat yang berencana diakuisisi. Dia menambahkan, tugas tim negosiasi itu nantinya meyakinkan pemerintah UEA agar Mirage 2000-9 bersedia diakuisisi Indonesia.

“Karena kita harus yakinkan mereka bersedia untuk kita akuisisi, saya kira demikian,” kata Prabowo.

2. Kapal selam midget

Kemenhan RI dan Italia juga sedang bekerja sama membangun kapal selam kelas midget (mini) berteknologi air independent propulsion (AIP).

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, Indonesia dan Italia saat ini dalam tahap penandatangan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman serta riset dan pengembangan.

“Masih dalam proses MoU Litbang atau R&D kapal selam mini. Nanti setelah menjadi (produk) first article dan prototipe, baru dilanjutkan ke mass product (produksi massal), jika hasilnya laik laut,” kata KSAL Muhammad Ali kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

3. Pesawat tempur F-15

Selain itu, Kemenhan juga sedang bernegosiasi untuk membeli pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat.

Hal itu diungkapkan Wamenhan Herindra saat menjawab pertanyaan awak media terkait pembelian alutsista untuk memperkuat pertahanan udara RI.

“Ya, kita masih ada program kan, pemilihan pesawat tempur Rafale,” ujar Herindra usai rapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (7/6/2023).

“(Sementara F-15) masih dalam tahap negosiasi, mudah-mudahan,” kata Herindra lagi.

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved