Marga Batak

Sejarah dan Asal Usul Marga Lubis dari Suku Batak

Semua keturunan Silangkitang bermarga Lubis, dan desa tempat Silangkitang menjadi raja dinamakan Lubis Singengo.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Sejarah dan Asal Usul Marga Lubis dari Suku Batak 

Dan ketika ia melepaskan ayam jantan yang dibawanya, ayam itu berkokok. Atas perintah ayah mereka, Namora Pande Bosi, mereka mendirikan sebuah desa di tempat itu dan menamainya Huta Panopan, yang berarti desa pandai besi.

Seiring dengan semakin ramainya desa tersebut oleh orang-orang dari tempat lain, desa tersebut berkembang dan namanya pun berubah dari Huta Panopan menjadi Kotanopan yang sekarang, yang masih menjadi nama yang digunakan untuk desa kecil Mandailing Julu.

Setelah lama tinggal di Huta Panopan, Silangkitang pergi untuk mendirikan desa baru yang tidak jauh dari desa tersebut. Pemukiman baru ini diberi nama Singengo, dan Silangkitang menjadi raja.

Setelah itu, keturunan Silangkitang terus mendirikan desa-desa baru dan masing-masing menjadi raja.

Di antara keturunannya, Japande menjadi raja di Desa Sayar Maincat, Sutan Soripada menjadi raja di Desa Muara Mais, Sutan Manggo menjadi raja di Desa Tambangan, dan Namora Raya menjadi raja di Roburan.

Semua keturunan Silangkitang bermarga Lubis, dan desa tempat Silangkitang menjadi raja dinamakan Lubis Singengo.

Seperti Silangkitang, Sibaitang meninggalkan Huta Panopan dan menetap di pemukiman yang ia dirikan bernama Tomuan, di pertemuan sungai Batang Pungkut dan Batang Gadis.

Di sana, Sibaitang menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki, yang bernama Muara dan Sipartomuan.

Muara kemudian membuka sebuah desa baru, yang kemudian dikenal dengan nama Manambit. Sementara itu, Sipartomuan kembali ke Huta Dhaka dan menjadi raja di sana.

Keturunannya membuka desa baru, yang kemudian berkembang menjadi Tamiang, dan beberapa membuka desa lain, yang kemudian berkembang menjadi Huta Pungkut.

Keturunan Sibaitang semuanya bermarga Rubis dan umumnya disebut sebagai Lubis Singasoro, yang berkembang di bagian selatan Kotanopan.

Sementara itu, keturunan Silangkitang bermarga Lubis Singengo dan berkembang di bagian utara Kotanopan.

Seiring berjalannya waktu, keturunan Silangkitang dan Sibaitang yang bermarga Rubis menjadi raja-raja di Mandailing Julu dengan sebutan Pakantan.

Dari cerita legenda ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Deng Malela, yang kemudian mendapat gelar Namora Pande bosi, memiliki empat orang istri.

Salah satu istrinya bernama Putri Bunian, yang melahirkan Silangkitang dan Sibaitang, dan kemudian seorang Mandarin bermarga Lubis.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved