Sosok dan Rekam Jejak Yenny Wahid, Anak Gus Dur yang Kini Digadangkan jadi Cawapres Anies Baswedan
Sosok Yenny Wahid, anak Gus Dur, tengah menarik perhatian publik karena disebut sebagai kandidat paling cocok menjadi cawapres Anies Baswedan.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Angel aginta sembiring
TRIBUN-MEDAN.COM – Sosok Yenny Wahid tengah menarik perhatian publik karena disebut sebagai kandidat paling cocok menjadi cawapres Anies Baswedan.
Bahkan sebelum dicocokan dengan Anies Baswedan, ternyata nama Yenny Wahid sempat menarik perhatian sejumlah partai politik.
Bahkan beberapa kali, nama putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu masuk ke bursa calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.
Yenny juga pernah diusulkan sebagai bakal cawapres pendamping bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Belakangan, Yenny digadang-gadang berduet dengan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.
Baca juga: Dukungan ke Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies Baswedan Lebih Kuat Dibanding AHY, Nasdem: Potensial
Lantas, siapa sebenarnya sosok Yenny Wahid ini?
Yenny Wahid merupakan politikus Indonesia dan aktivis Nahdlatul Ulama. Pemilik nama Zannuba Ariffah Chafsoh ini lahir pada 29 Oktober 1974.
Sosok yang akrab disapa Mbak Yenny ini adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
Kakaknya bernama Alisa Wahid sedangkan dua adiknya, Anita Wahid dan Inayah Wahid.
Yenny Wahid merupakan alumni SMA Negeri 28 Jakarta pada 1992.
Setamat SMA, dia kemudian menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia (UI).
Namun, atas saran dari ayahnya, Yenny memutuskan keluar dari UI lalu melanjutkan pendidikan di Jurusan Desain dan Komunikasi Visual, Universitas Trisakti.

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Yenny memutuskan menjadi wartawan yang secara khusus bertugas di Timor-Timur dan Aceh mendampingi ayahnya.
Namun, sebelum itu, ia pernah menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age.
Saat Yenny Wahid bertugas di Timor-Timur, ia berhasil membuat liputan pasca-referendum.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.