Kasus Bully
12 Saksi Diperiksa Polisi, Kasus Tewasnya Bocah Kelas II SD yang Diduga Jadi Korban Bullying
Polrestabes Medan hingga kini belum menetapkan tersangka terkait kematian bocah SD yang diduga dibully kakak kelasnya
12 Saksi Diperiksa Kasus Tewasnya Bocah Kelas II SD yang Diduga Jadi Korban Bullying
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Polisi masih mendalami kasus tewasnya seorang siswa kelas II SD, karena diduga dibullying oleh kakak kelasnya.
Menurut Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, sampai saat ini penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut.
"Jadi untuk kasus tersebut sudah kita tangani, sudah ada sekitar 12 orang saksi yang kita ambil keterangan dan ini masih dalam pendalaman," kata Valentino kepada Tribun Medan, Selasa (4/7/2023).
Ia menyampaikan, kasus tersebut akan ditangani sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan mengacu kepada undang-undang perlindungan anak.
"Karena ini memang diduga pelakunya juga masih kita sesuaikan dengan aturan yang ada, bahwa memang apakah pelaku ini bisa bertanggungjawab sesuai dengan usia mereka terhadap perbuatan yang dilakukan," sebutnya.
Dikatakannya, dalam kasus yang melibatkan anak ini pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan kasus tersebut.
Ia juga belum membeberkan, penyebab pasti kematian dari korban.
"Penyebab kematian nanti kita sampaikan, ini masih kita dalami. Kita juga ikut terus mendampingi keluarga korban," ujarnya.
Sebelumnya, seorang anak bernama Ibrahim Hamdi alias Baim (8), meninggal dunia diduga setelah menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya.
Menurut Yusraini Nasution alias Butet orang tuanya, anaknya yang masih duduk bangku kelas II SD, sebelum meninggal dunia sempat mengadu kepadanya.
Anaknya itu seusai pulang sekolah datang ke lapak jualannya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, pada Kamis (22/6/2023) kemarin.
Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.
"Dia kemarin dipukuli sama abang - abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD. Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).
(cr11/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.