Breaking News

Berita Viral

Natalius Pigai Sebut Pesantren Al-Zaytun Didirikan untuk Cuci Otak Kelompok Radikal: Mana Suara PDIP

Kasus penistaan agama Pesantren Al-Zaytun telah masuk tahap penyidikan. Polisi telah memeriksa pendiri Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang. 

HO
Kasus penistaan agama Pesantren Al-Zaytun telah masuk tahap penyidikan. Polisi telah memeriksa pendiri Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.  

Taufik juga menyebut Panji Gumilang tidaklah sakti. Tetapi kitalah yang terlalu lemah menghadapi pendiri Ponpes Al-Zaytun tersebut.

“Jadi mohon maaf aja kalau dibilang sakti juga apanya yang sakti kita hanya terlalu lemah ngadepin dia. Waktu itu dalam hal itu, saya ingin orang-orang yang mendukung Al Zaytun terutama Hendropriyono Kepala BIN harus diperiksa,” tegas Taufik Hidayat.

Taufik juga menyebutkan hasil penelitiannya tentang Ponpes Al-Zaytun telah dibuat menjadi buku.

Namun buku itu malah disebut iblis oleh orang-orang yang pro terhadap Al-Zaytun.

“Kita diancam. Isi buku itu tentang kesesatan Al-Zaytun tapi konteksnya Al-Zaytun adalah bentuk kemegahan tapi dibaliknya tragedi kemanusiaan yang luar biasa,” ujarnya.

Hal ini, kata Taufik, karena para pekerjanya justru hidup dalam kemiskinan.

“Coba lihat ribuan pekerjanya masuk jam 6 pulang jam 6 yang mereka ngontrak, mereka hidup dalam kemiskinan. Satu kontrakan bisa lima keluarga,” lanjutnya.

Selain itu yang lebih mengenaskan lagi, menurutnya, para mahasiswa atau santri di Ponpes Al Zaytun kerap dipaksa untuk menipu hingga membohongi orang tuanya.

“Mahasiswa itu terlalu banyak disuruh bohong dan menipu orang tuanya,” katanya.

NII Al Zaytun dikatakannya merupakan sebuah tragedi kemanusiaan.

“Bagi saya peristiwa NII Al Zaytun ini adalah tragedi kemanusiaan yang menyangkut anak-anak bangsa yang dirusak dicuci otaknya, yang diradikalisme dan seharusnya MUI melakukan pencegahan dini,” ucapnya.

Sementara itu, Pengamat Terorisme, Al Chaidar mengatakan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 adalah palsu.

Organisasi itu adalah bentukan dari pemerintah untuk mencegah radikalisme yang berkembang di Indonesia terutama dari NII yang asli.

"NII KW 9 dibiarkan karena program deteksi pemerintah, sangat efektif menangkal radikalisme di Indonesia. KW 9 bentukan pemerintah, lakukan deradikalisasi, misalnya dakwah, ada yang terjerumus ke asli ke palsu, kalau yang palsu diperas, akhirnya NII yang asli hilang semua, jaringan NII hilang," ujar Al Chaidar di gedung DPD, Jakarta, Jumat (6/5/2011) dikutip dari Tribunnews.com.

Menurut Al Chaidar, pemerintah sendiri mengetahui adanya penipuan dan pemerasan yang dilakukan KW 9.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved