Berita Viral

Kisah Pilu Eli Chuherli, Guru SMK Buta Disiram Air Keras, Berobat Pakai BPJS Malah Ditolak

Derita Eli Chuherli semakin terasa karena dirinya tak bisa berobat karena BPJS miliknya ditolak pihak rumah sakit.

Dokumen Dedi Mulyadi
Guru korban penyiraman air keras matanya buta ditolak BPJS. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sedih sekali nasib seorang guru asal Karawang, Jawa Barat bernama Eli Chuherli ini.

Dia jadi korban penyiraman air keras hingga matanya buta.

Eli Chuherli kini tidak bisa melihat lagi karena menjadi korban penyiraman air keras.

Derita Eli Chuherli semakin terasa karena dirinya tak bisa berobat karena BPJS miliknya ditolak pihak rumah sakit.

Lantas, apa penyebab BPJS guru sejarah di SMKN 2 Karawang ditolak rumah sakit?

Nasib malang dialami seorang guru SMKN di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bernama Eli Chuherli, usai jadi korban penyiraman air keras yang membuat matanya buta dan diduga dilakukan rekan bisnisnya, Ade Hermawan.
Nasib malang dialami seorang guru SMKN di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bernama Eli Chuherli, usai jadi korban penyiraman air keras yang membuat matanya buta dan diduga dilakukan rekan bisnisnya, Ade Hermawan. (YouTube Kang Dedi Mulyadi)

BPJS miliknya rupanya  tak bisa digunakan karena Eli masuk kategori korban penganiayaan.

Jika ia ingin menggunakan BPJS untuk pengobatan matanya yang buta maka Eli diharuskan membuat laporan dahulu ke LPSK.

"Kemudian saya berobat ternyata BPJS tidak bisa karena katanya saya korban penganiayaan."

"Katanya bisa pakai BPJS tapi harus lapor dulu ke LPSK,” kata Eli.

Eli yang merasa proses tersebut memakan waktu akhirnya memilih untuk mengobati matanya sendiri.

Namun karena panjangnya proses pengobatan, Eli sudah kehabisan uang dan hanya bisa pasrah dengan kondisi kedua matanya.

Menurut keterangan dokter, kata Eli, kornea kedua matanya sudah pecah sehingga harus dioperasi di RS Mata Cicendo.

Namun hal itu urung dilakukan karena ia sudah kehabisan biaya.

Kronologi Penyiraman Air Keras

Eli menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi pada 23 Mei 2023.

Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, AH.

Saat itu ia meminjam uang Rp 50 juta dari bank yang ia gunakan untuk bisnis mobil jemputan.

Namun karena statusnya sebagai guru tak membuatnya leluasa, Eli bekerja sama dengan AH.

"Sebenarnya saya tidak ada konflik, yang ada masalah itu dia (AH) sama mitra perusahaan,” ucap Eli.

Karena merasa tak enak, Eli meminta AH mengundurkan diri dari perusahaan.

Saat itu AH menyetujui mundur sebagai direktur yang dicatatkan oleh notaris.

Selang beberapa hari setelah mengundurkan diri, AH tiba-tiba datang ke rumah Eli.

Tak curiga, Eli pun menyambut AH dengan baik karena menganggap hubungan mereka masih baik.

Ia pun mempersilahkan AH untuk masuk ke dalam rumah.

"Pas saya mau duduk tiba-tiba dia siram saya pakai air keras.

Airnya panas dan berasap. Kemudian dia langsung kabur," kata Eli.

Nasib malang dialami seorang guru SMKN di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bernama Eli Chuherli, usai jadi korban penyiraman air keras yang membuat matanya buta dan diduga dilakukan rekan bisnisnya, Ade Hermawan.
Nasib malang dialami seorang guru SMKN di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bernama Eli Chuherli, usai jadi korban penyiraman air keras yang membuat matanya buta dan diduga dilakukan rekan bisnisnya, Ade Hermawan. (YouTube Kang Dedi Mulyadi)

Setelah disiram air keras penglihatan Eli mulai kabur.

Semakin lama penglihatannya terus menurun dan kini kedua matanya tak berfungsi.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi kemudian menemui Eli Chuherli di rumahnya di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang.

Dedi berhatap Polres Karawang segera mengungkap kasus tersebut.

“Apabila kasus ini benar adanya seperti itu, semoga pelaku bisa segera ditangkap dan diproses,” ujarnya.

Dedi pun memberikan bantuan ke Eli untuk berobat mandiri ke RS Mata Cicendo.

“Bapak ke RS Cicendo nanti daftar umum saja dulu, saya nanti bantu.

Ini harus langsung ditangani oleh dokter.

Nanti saya siapkan segala biaya bapak berobat ke Cicendo.

Pokoknya bapak sehat terus, terus semangat Pak Guru,” tandas Kang Dedi Mulyadi.

(*/ Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved