Jurus Terakhir Lansia Perjuangkan Rumahnya yang Terkurung, Bakal Gugat Pemilik Hotel

Ngadenin yakin akan menang gugat pemilik hotel yang mengurung rumahnya dengan tembok 15 meter hingga terpaksa masuk rumah lewat selokan. Kini, dirinya

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Pihak hotel yang kurung rumah lansia bernama Ngadenin (63) di Pondok Gede akhirnya buka suara. 

Di sisi lain Perwakilan pemilik hotel, Devin menegaskan bangunan hotel tidak melanggar izin mendirikan bangunan (IMB) maupun batas analisis dampak lingkungan (amdal).

Hal itu disampaikan Devin berdasarkan hasil rapat mediasi antara pihaknya dengan pihak Ngadenin bersama dengan Pemkot Bekasi di Kecamatan Pondok Gede.

"Hasil pertemuan mengenai perizinan, pertama dari Tata Kota yang sudah disampaikan oleh Dinas Tata Kota bahwa izin hotel tidak ada pelanggaran maupun dari batas Amdal dan sebagainya," jelas Devin.

Devin mengaku pihak hotel pernah menawarkan tiga kali harga pembebasan lahan kepada Ngadenin Rp 8 juta per meter berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) wilayah setempat.

"Tapi pihak Ngadenin belum sepakat. Beliau mintanya Rp 15 juta. Makanya dari pihak hotel untuk menarik tawaran itu akhirnya buntu, tidak terjadi kesepakatan harga," tukasnya.

Adapun sebelumnya diberitakan,  Sampai saat ini, rumah lansia yang terkurung akibat tembok hotel masih belum mendapat titik terang.

Baca juga: Angkuhnya Pemilik Hotel yang Temboki Rumah Lansia, Nyuruh Beli Helikopter Biar Bisa ke Rumah Sendiri

Baca juga: Gadis Polos Nyaris Dirudapkasa Kenalan Aplikasi Kencan, Organnya Dijamah di Area Islamic Centre

Bahkan lansia yang rumahnya terkurung ini pasrah harus lewat selokan berlumpur untuk bisa masuk ke rumahnya sendiri.

Ngadenin (63) lansia yang akses rumahnya ditutup tembok hotel setinggi 15 meter mengaku pernah mempertanyakan ihwal penutupan akses jalan menuju rumahnya.

Walaupun sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak hotel yang membuat rumahnya tidak bisa diakses lagi, sampai saat ini Ngadenin belum mendapatkan titik terang.

"Tidak ada titik terangnya sampai sekarang, enggak ada solusi sama sekali, kalau nanya itu dia (pemilik hotel) malah lebih keras," kata Ngadenin dikutip dari Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Saat mempertanyakan bagaimana nasib rumahnya karena akses jalan ditutup, Ngadenin mendapat jawaban yang tak mengenakan hatinya.

"Saya pernah nanya bagaimana "Pak Haji, kalau kita mau pulang ke rumah bagaimana? dijawabnya 'Ya harus beli helikopter dulu' itu sakit saya digituin sebenarnya," imbuh Ngadenin.

Mendapat jawaban yang angkuh seperti itu, Ngadenin hanya bisa pasrah.

Kini rumahnya "terkurung" tembok yang menjulang tinggi.

"Waduh lah kita sudah enggak bisa ngomong, sudah pasrah," ucap Ngadenin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved